"Astaga! Kenapa dengan wajahmu? Merah sekali? Kau demam?"
Pertanyaan beruntun diberikan sang ibu pada Tian, sambil meletakkan telapak tangannya di dahi sang anak tunggal.
Tidak panas. Tapi, wajah sang anak merah. Hingga wanita itu jadi khawatir dengan keadaan Tian yang seharian ini hanya di dalam kamar padahal ia tidak bekerja seperti biasanya.
"Aku izin, Bu. Aku merasa kurang sehat, mungkin besok aku akan kembali bekerja, Ibu kenapa di sini? Tidak tidur? Ini sudah malam?"
Tian berusaha untuk menyembunyikan perasaannya yang bergejolak saat wajah Virginia lagi-lagi muncul dalam benaknya.
Ada apa denganku? Aku begini karena terlalu malu saja, bukan?
Hati Tian berbicara, dan ia tidak berani menentang tatapan mata ibunya yang seolah-olah mencari sesuatu yang ingin ia temukan di dasar hati sang anak.
"Kau sedang menyukai seseorang?" tanya sang ibu, tanpa menjawab pertanyaan sang anak tadi.
"Menyukai? Tidak! Kenapa Ibu berpikir demikian?"