Junko pun sampai di lokasi kakak Zuko.
"Aku memiliki perasaan.. bahwa Denzel sedang memerlukanku.. dan ia menangisiku. .." pikir Junko.
"Tetapi aku tidak bisa datang kepadanya.. oh~ sungguh menyedihkan~Denzelku.. maafkan aku~" kata Junko.
Junko mulai lepas kendali.
"Eh, kakak?" Tanya Zuko.
Junko pun tersadar kembali dari lamunannya itu.
"Ya, kita sudah sampai. Hati-hati." Kata Junko.
Dari jauh, mereka melihat seorang gadis berambut hitam panjang.
"KAKAK!" Teriak Zuko yang mulai berlari ke arahnya.
"Z-zuko?" Tanya gadis itu.
"KAK--"
Junko segera menarik Zuko ke belakangnya. Junko mengayunkan cambuknya ke depannya untuk melindunginya dari sesuatu.
Dari dalam gadis itu, sebuah gelombang sihir meluncur ke arah mereka. Gelombang sihir itu menghancurkan cambuk darah Junko hingga berkeping-keping, lalu menjadi abu.
Zuko pun sangat syok.
"Apa ini...?" Tanya Junko.
Gadis itu mulai menangis,
"Kalian, pergilah! Kalian bisa mati!" Kata gadis itu.
Gelombang itu muncul lagi, tetapi lebih kuat.
Junko membuat cambuk darah secepat mungkin. Tetapi, cambuk itu hancur berkeping-keping dan menjadi abu, sebagian kecil gelombang sudah mengenai tubuh Junko, sehingga ia kesakitan.
"Blood healing." Kata Junko.
Bagian tubuhnya yang terluka itupun pulih. Ia tidak kesakitan lagi.
Gelombang itu muncul lagi. Junko segera melompat ke atas sambil membawa Zuko bersamanya.
"Gadis itu.." kata Junko.
"Ada apa kak?" Tanya Zuko panik.
"Sudah kubilang, Zeko."
Tiba-tiba suara itu muncul. Zuko, Zeko, dan Junko mendengar suara itu. Suara itu seperti suara seorang wanita.
"Jika kau tidak mau bertarung, sihirku itu akan terus aktif padamu. Kau akan membunuh keluargamu sendiri! Sekarang, cepat lakukan sesuatu, atau akan kubuat kepala adikmu terlepas dari lehernya!"
"Kejamnya!" Pikir Junko.
Zeko pun ketakutan. Zuko juga.
"Jahatnya! Dia memanfaatkan anak itu hingga seperti itu! Dasar penjahat!" Pikir Junko.
Zeko mulai menangis,
"Maafkan aku! White blood Cel control!" Teriak Zeko sambil mengarahkan tangannya pada Junko.
"Apa.. urgh..."
Junko mulai kesakitan dari dalam.
"Rasanya.. seperti digerogoti.." kata Junko.
Junko pun terjatuh, berlutut.
"Jangan.. bertahanlah dulu, Junko.. Denzel memerlukanmu, Junko.." pikir Junko.
"Aku membuat sel darah putih kakak memakan sel darah merah kakak sendiri, maafkan aku, kakak.." kata gadis itu, Zeko.
"Zeko, saat bertarung, jangan katakan maaf!" Suara itu muncul lagi.
"Maaf.. maaf.." kata Zeko ketakutan.
"Kejamnya, orang itu!" Pikir Junko.
Comentário de parágrafo
O comentário de parágrafo agora está disponível na Web! Passe o mouse sobre qualquer parágrafo e clique no ícone para adicionar seu comentário.
Além disso, você sempre pode desativá-lo/ativá-lo em Configurações.
Entendi