Hari ketiga pun datang.
"Baiklah para hadirin, mari kita review poin-poin dari setiap sekolah." Kata mc sambil menunjukkan sebuah hologram yang besar.
"Seperti biasa, poin Kenichi Kitaro mendapatkan poin terbanyak! Sekarang poinnya ada 30! Sementara yang lainnya ada yang mendapatkan 15 poin, 20 poin, dan 10 poin. Tetapi tetap saja Kannoya Academy yang terendah, poin mereka masih 5!" Kata mc.
Semua penonton menertawakan Kannoya Academy.
"Sekolah lemah!"
"Kannoya lebih baik mundur!"
"Kannoya, menyerahlah!"
"Lebih baik sekolah seperti Kannoya tidak usah ada."
"Sekolah tidak mutu!"
"Hari pagi diawali dengan hinaan terhadap Kannoya Academy lagi. Aku bosan." Kata Name.
"Benar juga." Kata Nomu.
"Setindaknya beri mereka kesempatan. Kan masib ada 3 hari lagi?" Kata Name.
"Ya.. setuju." Kata Nomu.
"Kenapa lemas begitu? Kalian membela sekolah tidak mutu ya?" Tanya seorang murid di sebelah Nomu.
"Tidak ada sekolah yang tidak mutu. Pasti mereka memiliki mutu tersendiri. Dan kamu diamlah." Kata Nomu.
"Hohoho.. kalian masih membelanya? Aku yakin mereka pasti kalah lagi!" Kata murid itu.
Name pun bersandar di pundak Nomu.
"Ya, Name, bertahanlah." Kata Nomu.
"Sekarang, permainannya adalah 'the challenger'! Jadi setiap sekolah harus memilih satu wakil. Setiap wakil akan diberi urutan secara acak. Saat giliran sang wakil itu. Wakil itu akan diberikan salah satu nama sekolah dan wakil itu bebas menentukan berapa murid yang akan ia lawan." Kata mc.
"Wah, hari ini pasti seru!" Kata murid yang di sebelah Nomu.
"Aku yakin Kenichi Kitaro akan menang!" Kata murid itu.
"Ya.. ya.. terserah kau.. lagian kita tidak mendukung siapapun." Kata Nomu.
"Baiklah, siapa yang mau maju?" Tanya Rheinalth.
"Ermin sepertinya akan cocok." Kata Amiko.
Tiba-tiba Yukina mendatangi Amiko, dan ia berkata,
"Biarkanlah aku yang maju!"
"Tapi, Yukina, tipe sihirmu kurang baik untuk melawan banyak murid." Kata Amiko.
Yukina menempelkan kepalanya di tubuh Amiko, ia menggenggam baju Amiko dan berkata,
"Kumohon... aku tak tahan lagi.. aku tidak tahan jika.. jika teman-teman yang menjadi bahan hinaan. Aku tidak bisa melihat mereka menangis lagi."
Amiko melihat perasaan Yukina.
"Baiklah, Yukina." Kata Amiko.
"Aku bertaruh pada sifat heroikmu itu."
"Yukina? Yukina, berhati-hatilah." Kata Kurosa.
"Baik." Kata Yukina.
"Baiklah, para hadirin, peserta sudah siap!" Kata mc.
Semua penonton bersorak-sorai.
"Jadi begini peraturannya, sekolah yang memiliki poin terendah boleh menantang terlebih dahulu." Kata mc.
"Yaah... Kannoya? Pasti kalah! Pasti kalah!" Teriak penonton.
"Yah, tidak seru deh."
"Kenapa harus Kannoya Academy dulu?"
"Pasti langsung kalah nih."
Yukina tidak mendengarkan semua hinaan itu. Ia maju ke arena.
"Untuk Kannoya Academy diberi sebuah nama sekolah, Kenichi Kitaro!" Kata mc.
"Pasti kalah! Pasti kalah!" Teriak para penonton.
"Baiklah, kuberi kesempatan untuk menyerah." Kata Stormy sombong.
"Maaf, aku menolak." Kata Yukina.
"Mengapa? Dilihat pun pasti langsung kalah!" Kata Stormy.
"Memangnya kamu punya seseorang yang bisa melihat masa depan? Meskipun kamu memilikinya, masa depan pun bisa berubah." Kata Yukina.
"Hah?" Kejut Name.
"Ada apa Name?" Tanya Nomu.
Name tidak berkata-kata, pandangannya fokus kepada Yukina.
Nomu pun penasaran, ia berusaha untuk melihat apa yang Name lihat.
"Huh, sombong sekali? Baiklah. Kamu mau menantang berapa, sampah?" Tanya Stormy.
"Aku menantang..." kata Yukina serius.
Semua penonton pun terdiam, mereka ingin mendengarkan Kata-kata yang akan disampaikan kepada Yukina.
"100 murid! Total murid kalian!"kata Yukina.
Semua penonton terkejut.
"Huh sombong sekali! Menantang 100? 1 saja tidak bisa!" Kata Stormy yang diiringi oleh tawa para peserta dan penonton.
"Bercanda kan?"
"Bodoh sekali!"
"Cari mati ya?"
Amiko hanya melihat ke arah Yukina.
"Dia terlihat sangat serius. Semoga kamu baik-baik saja, Yukina." Kata Amiko.
"Aku tidak bercanda. 100 murid." Kata Yukina.
"Memangnya tujuanmu apa? Kamu meremehkan kita?" Tanya Aria.
"Tidak, bukan begitu." Kata Yukina. Ia memegang dadanya dengan tangan kanannya sambil tersenyum sedikit. Ia menunduk sedikit melihat ke arah bawah.
Lalu ia melihat ke arah Stormy lagi. Dengan tatapan yang tajam ia berkata,
"Ijinkanlah aku berbicara banyak jika kalian ingin mengetahui tujuanku."
"Baik. Jangan lama-lama sampah." Kata Stormy.
"Jujur sebenarnya... aku tak tega jika teman-temanku yang menjadi korban hinaan. Aku tahu rasanya dihina, pasti sakit. Senyuman yang kuperoleh dari teman-teman tidak boleh terhilang karena hinaan dan dengan begitu justru mereka akan mengeluarkan tangisan. Mereka tidak layak untuk dihina. Dan aku sengaja menantang kalian semua, karena...
Jika aku menang, maka syukurlah.
Tetapi jika aku kalah, biarkanlah semua hinaan ini menimpaku. Jangan sampai ada hinaan yang mengenai teman-temanku. " Kata Yukina.
Semua penonton pun terkejut mendengar alasan Yukina.
"Juga, teman-temanku sudah merasakan hinaan yang menyakitkan sejak kecil. Jadi jangan kau tambahkan hinaan pada mereka. Tetapi, jika kalian ingin menghina, hinalah aku." Kata Yukina.
Semua penonton terdiam.
"Hoh, jadi kamu mau jadi sok pahlawan begitu? Bodoh sekali! Mengapa kamu memikirkan teman-temanmu yang lemah itu?" Tanya Stormy.
Yukina hanya terdiam.
Tetapi, beberapa penonton mulai mendukung Yukina.
"Anak itu baik sekali. Ia tidak rela jika teman-temannya dihina."
"Dia bahkan lebih memilih untuk disakiti. Jiwa berkorbannya sungguh besar."
Lalu para penonton mulai menyemangati Yukina.
"Yukina! Yukina! Yukina!"
Tetapi ada juga yang meremehkan.
"Bodoh sekali!"
"Sok pahlawan!"
"Ayo Kenichi Kitaro, hajar dia!"
"Baiklah, mari kita lihat hasilnya, sampah." Kata Stormy sambil mengepalkan tangannya.
"Baiklah, karena Yukina akan melawan 100 murid, akan kuberi waktu 60 menit." Kata mc.
"Ayo, Yukina!"
"Kenichi Kitaro, Hajar dia!"
"Kamu pasti bisa, Yukina!"
"Kenichi Kitaro, menanglah!"
"Baiklah, kita mulai dalam 3... 2... 1.. MULAI!" teriak mc.
Yukina segera melompat ke arah kumpulan murid Kenichi Kitaro.
"Wind X sword." Kata Yukina.
Angin Yukina menebas berbentuk X .
"Circle slash!" Kata Yukina.
Angin Yukina menebas di sekeliling Yukina dalam bentuk lingkaran.
"Wow! Dalam 30 detik pertama, sudah ada 3 murid yang tumbang! Tak bisa dipercaya!" Kata mc.
Pihak Yukina pun bersorak.
"Wind Chaos!" Kata Yukina.
Angin pun bertiupan secara chaos.
"Wind swords!" Kata Yukina.
Pedang-pedang dari angin pun bermuncullan. Pedang-pedang itu menusuk semua murid Kenichi Kitaro.
"Dalam menit pertama, Yukina sudah menumbangkan 10 murid! Hebat sekali!" Kata mc.
"Dia kuat!" Kata teman Stormy.
"Tenanglah, kita lebih banyak jumbla--" kata temannya yang tiba-tiba terhempaskan oleh angin Yukina.
"Wind tornado!" Kata Yukina.
Tornado pun muncul, para murid itu tersedot ke dalam angin itu.
Stormy menyetrum angin itu.
"Hey, Stormy, listrikmu menyerang teman-temanmu sendiri." Kata Yukina.
"Huh, biarlah. Kalau mereka tidak lemah, pasti mereka tahan." Kata Stormy.
"Kamu ini." Kata Yukina sedikit kesal.
"Dalam menit ke tiga ia telah menumbangkan 20 orang. Total 30 orang sudah tumbang! Tak bisa dipercaya!" Kata mc.
"Aria!" Kata Stormy.
"Baik!" Jawab Aria.
"System magic, increase enemy's weakness, decrease enemy's magic power." Kata Aria.
Yukina merasa sedikit lebih lemah.
"Bagaimana Yukina? Sudah lelah?" Tanya Aria.
"Tidak.. kalau demi temanku." Kata Yukina.
Lalu Yukina menerjang ke arah mereka.
"Wind source!" Kata Yukina.
Pusaran angin kecil pun terbentuk.
"Hah? Kecil sekali?" Tanya Stormy.
"Wind X sword!" Kata Yukina.
Yukina mengarahkan jurus kedua itu kepada 'wind source'. Dari pusaran itu, tebasan-tebasan pedang angin pun muncul dari 'wind source' milik Yukina.
"Menit ke lima, 20 orang tumbang! Total semuanya 50 orang tumbang! Hebat sekali!" Kata mc.
"Grr.. mengapa teman-teman kita lemah?" Tanya Stormy.
"Maaf.. sepertinya mereka belum siap." Kata Aria.
"Wind Chaos!" Kata Yukina.
Yukina mengarahkan 'wind chaos' itu kepada 'wind source' nya itu. Wind chaos menjadi lebih liar. Banyak murid mulai tumbang.
"5 murid tumbang! 55 murid sudah tumbang!" Kata mc.
"Ayo, kita bisa membalikkan keadaan!" Kata Stormy.
"Hosh... hosh.." Yukina mulai sesak.
"Aduh.. ini pasti efek dari Aria." Pikir Yukina.
"Jangan perlihatkan sisi sesakmu." Pikir Yukina.
Yukina menerjang ke arah mereka, ia menyerap 'wind source' yang tadi. Setindaknya itu bisa meringankan sesak nafas Yukina.
"Lightning torns!" Kata Stormy.
Duri-duri pun bermuncullan, dan duri itu menyetrum.
Tetapi Yukina melompati dan menghindari duri-duri itu.
"Wind waves!" Kata Yukina.
Gelombang angin pun bermuncullan. Menghempaskan beberapa murid lagi.
"Pergi sana!" Kata seorang murid Kenichi Kitaro sambil memukul Yukina dari bawah dengan sihir tanah.
Yukina terpukul dan terpental ke atas. Tetapi.. di atas ada banyak angin.
"Terimakasih, dan maaf jika ini akan menghancurkan arenanya." Kata Yukina.
Yukina mengumpulkan angin yang ada, karena pada saat itu angin berhembus dengan kencang.
"Apa itu?" Tanya penonton.
Sekumpulan angin bergerombol. Membentuk sebuah pusaran angin yang besar di langit.
"Wind explotion!" Kata Yukina.
Lalu Yukina memukulkan kumpulan angin itu ke bawahnya.
Lahan arena segera retak karena dahsyatnya pukulan angin itu.
"Woow! Sangat heboh! Sudah 20 menit dan sepertinya total 65 murid tumbang!" Kata mc.
"Ch.." Stormy kesal.
"Wind Chaos!" Kata Yukina.
Semua murid terhempaskan.
"21 menit dan total 70 murid sudah tumbang! Apakah Yukina bisa menyelesaikan pertandingan ini dalam waktu 30 menit?" Tanya mc.
"Yukina! Yukina! Yukina!" Teriak para penonton.
"Ayo, Kenichi Kitaro!" Teriak sebagian orang yang mendukung Kenichi Kitaro.
"Stormy, kita menyerah saja ya? Aku.. sudah tidak kuat... " kata Aria yang setelah itu ia tumbang.
"Ch.." kesal Stormy.
"Benar-benar kekuatan teman-teman." Kata Amiko.
"Wah.. rupanya ada 29 anak yang menyerah! Mereka tumbang sendirinya! Sekarang tinggal Stormy saja! Apakah ia akan menyerah?" Tanya mc.
"Ch.. kalian dasar lemah!" Teriak Stormy sambil menyetrum seluruh arena lagi.
Tetapi Yukina telah melompat.
"Wind push!" Kata Yukina.
Angin Yukina mendorong Stormy.
Stormy pun terjatuh.
"Ch.." kata Stormy.
"Dan.. KANNOYA ACADEMY MENANG! DENGAN BEGINI MEREKA MENDAPAT POIN TERBANYAK! 105 POIN TOTAL!" Teriak mc dengan semangat.
Semua penonton bersorak-sorai.
"Kita... kalah... tak mungkin..." kata Stormy.
Yukina melihat ke arah Stormy.
"Semua bisa terjadi." Kata Yukina.
Yukina mengulurkan tangannya untuk membantu Stormy.
"Huh, dasar, memangnya aku mau menerima pertolongan dari sampah sepertimu?" Kata Stormy sambil memukul tangan Yukina.
Yukina hanya diam. Lalu Yukina meninggalkan Stormy.
Dengan begitu Kannoya Academy memenangkan pertandingan pada hari ke 3.
Name tercengang saat melihat Yukina. Sejak dari awal ia melihat Yukina, ia sudah tercengang.
Nomu berusaha untuk memahami Name.
"Ada apa Name?" Tanya Nomu.
"T-tidak..." kata Name.
"Sepertinya dia itu familier kan?" Tanya Nomu.
Name menunduk dan berkata,
"Ya, benar."
"Dia sangat mirip..." pikir Name.
"Akhirnya hari ini turnamen diselesaikan. Tinggal beberapa hari lagi." Kata Nomu.
"Ya." Kata Name.
"Sepertinya kita mengenal dia ya?" Tanya Nomu.
"Aku rasa pernah kenal." Kata Name.
Kurosa cukup senang karena Yukina telah membalikkan keadaan Kannoya Academy.
Sementara Junko dan Denzel masih belum sadar.
"Mereka nyenyak ya.." kata Ermin.
"Bagaimana dengan Denzel?" Tanya Rheinalth.
Ermin nelihat ke arah leher bagian kiri Denzel. Terlihat bahwa kulit di bagian tersebut sedikit retak-retak.
"Aneh.. itu tak normal." Kata Ermin.
"Apakah segelnya menjadi lebih kuat sehingga seperti itu?" Tanya Rheinalth.
"Bisa jadi. Tetapi sepertinya Aria telah menghilangkan sihir penguat segelnya." Kata Ermin.
"Berarti kalau begitu... bisa jadi.." Kata Rheinalth khawatir.
"Ya benar." Kata Ermin.
"Sekolah kita untungnya memberikan tempat penginapan yang cukup bagus ya, Name." Kata Nomu.
"Eh.." kata Name.
Name terlihat murung. Ia kebingungan dengan apa yang ia lihat hari ini. Apakah yang ia lihat itu benar, atau sekedar imajinasinya saja.
"Sudahlah, Name. Tidak usah dipikirkan." Kata Nomu.
Tetapi Name tidak bisa berhenti memikirkan hal itu.
Name masuk ke dalam kamarnya. Ia memegang surat yang selama ini ia tuliskan untuk seseorang.
"Ini adalah surat ke-20 untuknya. Apakah ia akan pulang?" Tanya Name dengan dirinya sendiri.
Ia memasukkan surat ke-20 itu ke dalam sebuah tas yang memang sudah ia khususkan untuk surat.
Lalu ia mengambil kertas lainnya. Ia memegang pena miliknya. Ia mulai menuliskan sesuatu.
'Dari, Name.
Sudah sangat banyak surat yang kutuliskan untukmu. Ini adalah surat ke-21 dariku untukmu. Kuharap engkau bisa pulang. Ayah, ibu, Nomu, dan tentunya aku sangat merindukanmu. Mungkin memang tulisan tanganku ini sangatlah buruk. Tetapi semoga engkau masih bisa membacanya.
Sayang kita semua kepadamu sangatlah melimpah. Kumohon pulanglah. '
Lalu Name meletakkan surat itu di atas kasur.
Ia tertidur bersama suratnya itu.
"Cepat pulanglah..." kata Name dalam hati.
Ia meneteskan sedikit air mata dari matanya itu.
Você também pode gostar
Comentário de parágrafo
O comentário de parágrafo agora está disponível na Web! Passe o mouse sobre qualquer parágrafo e clique no ícone para adicionar seu comentário.
Além disso, você sempre pode desativá-lo/ativá-lo em Configurações.
Entendi