"Hana!" Teriak Hoshi.
Tanah semakin hancur. Tempat itu menjadi sangat kacau.
Masokish Girl tertawa.
"Mengapa kamu kesal, Hoshi? Bukannya dia sudah tidak berguna lagi, sehingga aku harus mengakhiri hidupnya agar ia berguna bagi Deadman.." kata Masokish Girl.
Hoshi menjadi semakin kesal, tetapi mukanya tidak berekspresi. Mukanya datar.
"Hana!" Kata Hoshi.
Langit mulai gelap sekali.
Hoshi menerjang ke arah Masokish Girl. Tanah semakin hancur parah.
Hoshi sudah berada di depan Masokish Girl.
Hoshi menggenggam tangan Masokish Girl, tangan Masokish Girl segera hancur menjadi abu.
"Jadi, kamu menyakitiku? Bukannya itu akan membuatku lebih kuat?" Tanya Masokish Girl.
Masokish Girl menjadi sangat kuat, ia menggenggam bahu kiri Hoshi, lalu membanting tubuhnya ke atas tanah. Bahu Hoshi patah.
Tetapi, saat ia terjatuh ke atas tanah, ledakan terjadi.
Petir menyambar dari langit kepada Masokish Girl. Masokish Girl tertawa.
"Hoshi! Jangan serang dia!" Teriak Umbrella Girl dari jauh.
Hoshi menerjang ke arah Masokish Girl.
Hoshi menginjak tanah, tanah menjadi tidak rata. Ada banyak sekali bongkahan tanah besar. Hoshi melemparkan bongkahan-bongkahan tanah besar itu kepada Masokish Girl. Masokish Girl tertawa lebih keras lagi.
Hujan badai terjadi.
Hoshi membungkuk, semua titik air berhenti pada tinggi tubuhnya. Air itu berkumpul.
"Hoshi! Hentikan!" Teriak Establishment dari jauh.
"Hana!!!!" Teriak Hoshi.
Air itu menyembur ke arah Masokish Girl bagaikan sebuah tsunami.
Masokish Girl tersenyum.
Saat air itu menerobos tubuh Masokish Girl, kulit-kulitnya mulai mengelupas.
Hoshi berlari ke arah Masokish Girl.
Masokish Girl berlari juga kepada Hoshi.
Hoshi berusaha untuk menyerang Masokish Girl, tetapi Masokish Girl terlalu cepat, bahkan Butterfly dan pahlawan lainnya tidak dapat melihatnya sama sekali.
Masokish Girl menusuk punggung Hoshi hingga tembus perutnya dengan tanah tajam yang muncul karena Masokish Girl.
Tanah tajam itu hancur. Dari darah Hoshi yang menetes ke atas tanah, tanah menjadi berwarna merah darah seluruhnya. Hoshi melihat ke arah Masokish Girl dengan tajam.
Tanah yang merah itu mengeluarkan duri-duri besar. Masokish Girl terkena oleh duri-duri itu, lalu ia tertawa.
Masokish Girl menghancurkan semua duri Hoshi. Luka-luka Masokish Girl tersembuhkan sendirinya.
"Bodoh sekali.. bodoh sekali.." kata Masokish Girl.
Hoshi diam saja.
"Hoshi... kemarilah! Hana ingin bertemu denganmu!" Kata Butterfly dari jauh.
Tetapi Hoshi tidak mendengarnya.
.
.
Hoshi menerjang ke arah Masokish Girl.
Masokish Girl bergerak semakin cepat. Ia berhasil menusuk-nusuk Hoshi.
.
.
Tetapi, ada satu waktu, di mana Hoshi melihat Masokish Girl dan Masokish Girl tidak menyadarinya. Hoshi segera melompat dan menggigit leher Masokish Girl hingga terluka.
Leher Masokish Girl mulai hancur, tetapi pulih lagi, lalu hancur lagi, lalu pulih lagi. Masokish Girl tertawa lebih kencang dan mengerikan.
Masokish Girl menapakkan tangannya ke atas tanah dengan cepat. Tanah semakin hancur ke dalam. Masokish Girl memukul dari jauh, tetapi Hoshi terlempar sendirinya.
.
.
"Sekarang aku tak terkalahkan, terimakasih atas kesakitannya!" Kata Masokish Girl sambil tertawa.
.
.
Hoshi mulai kelelahan,
"Hosh..... hosh..... hosh..."
"Hoshi, kemarilah!" Teriak Butterfly.
Hoshi tidak mau datang.
.
.
"Apa ini..." pikir Megan sambil menutup mulutnya dan hidungnya.
"Udara menipis.." kata Yuto.
"Apa? Apakah itu karena Hoshi bernafas?" Tanya Megan.
"Sepertinya begitu." Jawab Yuto.
.
.
Masokish Girl mulai kesusahan untuk bernafas.
"Aku suka ini! Hahahahaha!" Tawa Masokish Girl.
Masokish Girl menerjang lagi, Hoshi menerjang ke arah Masokish Girl.
Hoshi membenturkan jidatnya pada jidat Masokish Girl. Kepala Masokish Girl mulai berubah menjadi abu, tetapi kembali pulih lagi, lalu menjadi abu, lalu pulih lagi.
Hoshi menginjak tanah yang basah dikarenakan oleh hujan badai itu.
Tanah itu mulai membuat sebuah pusaran. Masokish Girl mulai terseret, begitu juga dengan Hoshi.
Masokish Girl tenggelam, tetapi Hoshi juga.
"Baiklah..." kata Establishment.
Establishment menyentuh pusaran tanah itu. Pusaran tanah itu menjadi gas yang menguap.
Hoshi dan Masokish Girl terselamatkan.
"Sudah, kalian berdua tenanglah dan jangan mulai bertengkar lagi---" kata Establishment.
Masokish Girl dan Hoshi saling menerjang.
"Woi! Dengarkan aku!" Protes Establishment.
Tetapi mereka tidak mendengarkannya.
.
.
Masokish Girl meremas tangan kiri Hoshi, tangan kirinya langsung patah. Lalu Masokish Girl membanting Hoshi ke atas tanah.
Hoshi menggenggam kaki kanan Masokish Girl, lalu melemparkannya.
Hoshi melompat ke atas Masokish Girl. Lalu mereka saling mendorong.
Tanah mulai hancur lagi. Petir mulai menyambar pada mereka berdua.
Hoshi memukuli Masokish Girl. Masokish Girl juga memukul Hoshi berkali-kali.
Hoshi lebih terluka dibandingkan dengan Masokish Girl. Justru Masokish Girl menjadi lebih kuat, lalu Masokish Girl melemparkan Hoshi kepada Butterfly dan Hana.
Hoshi melihat Hana dengan terkejut, Hana masih belum pulih.
Hoshi kembali menerjang kepada Masokish Girl.
.
.
"Hana!" Teriak Hoshi.
Hoshi menggenggam kepala Masokish Girl, lalu membantingnya ke tanah. Tanah hancur lagi.
Hoshi menginjak kepala Masokish Girl, tanah menjadi terguncang-guncang. Gempa Bumu terjadi.
.
.
.
.
Sementara itu,
"AKU PERLU HEALER! ATAU PENYEMBUH! ATAU AMBULANS! ATAU APAPUN YANG DAPAT MENYEMBUHKAN! HAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA APA INI?!" Teriak Alfred yang menggendong Alvina dan seorang gadis berambut putih.
Tanah berguncang-guncang, Alfred mulai panik.
"Alfred! Kemari! Aku akan membuat jembatan!" Kata Butterfly.
Alfred berusaha untuk berlari ke arah Butterfly, tetapi guncangannya terlalu hebat.
Alfred mulai terjatuh. Butterfly segera terbang kepada Alfred lalu menariknya dan meletakkannya di samping Hana. Hana dinaikkan kepada gendongan Alfred.
"Larilah ke sana!" Kata Butterfly.
"Sekarang aku pengangkut orang terluka..." pikir Alfred sedikit kesal.
Butterfl membuat gumpalan madu lagi yang berbentuk jembatan.
"Ayo cepat!" Kata Butterfly.
Alfred segera berlari lewat jembatan itu.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Hana! Kamu menusuk Hana!" Teriak Hoshi.
"Memangnya mengapa? Ia sudah tidak berguna!" Kata Masokish Girl sambil tertawa.
.
.
Hoshi kesal, tetapi mukanya tetap datar.
Hoshi meniup udara, udara itu langsung menjadi angin topan. Masokish Girl tertarik dengan angin itu, begitu juga dengan Hoshi.
Hoshi mendekat pada Masokish Girl. Hoshi meremas dada Masokish Girl tepat pada jantungnya.
Masokish Girl mulai kesakitan, tetapi ia tertawa lagi.
"Hoshi!" Teriak Megan dari jauh.
Hoshi meremas dan menghancurkan jantung Masokish Girl.
Masokish Girl mulai terdiam, tatapannya menjadi kosong. Tubuhnya mulai menghilang dan menjadi abu.
"Oh tidak.. Hoshi..." kata Yuto sedih.
Hoshi terjatuh ke atas tanah, Hoshi melihat kedua tangannya.
"Hana?" Tanya Hoshi.
"Tenang saja, Hoshi dibawa kepada ambulans dan penyembuh." Kata Butterfly.
Hoshi terlihat senang dan berlari mencari Hana.
.
.
Alfred dapat disusul olehnya.
"Hana! Hanaa!" Teriak Hoshi dari jauh.
Alfred berhenti. Ia menunjukkan keadaan Hana kepada Hoshi. Hana terluka. Hana melihat pada Hoshi, kakaknya itu.
Hoshi terlihat sangat senang.
"Kakak..." kata Hana.
.
.
"Kakak?!" Kejut Hana tiba-tiba.
Hoshi terlihat senang, lalu melihat ke arah dua telapak tangannya. Kedua telapak tangannya mulai menjadi abu.
.
.
Hoshi tampak tidak peduli dengan hal itu.
"Hanaa! Hanaa! Haaanaaaa!" Kata Hoshi senang.
"Ka-Kakak? Mengapa kakak menjadi abu?" Tanya Hana yang mulai menangis.
Hoshi tersenyum,
"Hana, jangan menangis!" Kata Hoshi sambil tertawa.
"Kakak..... jangan..." tangis Hana.
Lalu Hoshi mulai berhenti tertawa, kedua lengannya sepenuhnya sudah hilang menjadi abu, sekarang tinggal tubuhnya.
.
.
"Jangan menangis..." kata Hoshi.
"Tapi... kakak...." tangis Hana.
Hoshi mulai meneteskan air mata.
Dari tetesan airmatanya.. tanah kembali seperti semula, langit menjadi cerah, luka-luka Hana, Alvina, dan gadis berambut putih terpulihkan, begitu juga dengan semuanya yang terluka.
Badai berhenti, semuanya kembali seperti semula. Tangan Hoshi kembali utuh.
"Kakak!" Kata Hana sambil memeluk kakaknya itu.
Hoshi kembali memeluknya tanpa ekspresi, tetapi sebenarnya ia sangat senang.
.
.
"Syukurlah..." kata Megan tenang.
"Ara ara... indahnya.. aku akan mengamankan kalian berdua, bersama dengan gadis berambut putih itu." Kata Butterfly yang terbang ke arah mereka semua.
Lalu Butterfly menuntun Hana, Hoshi, dan gadis berambut putih itu Butterfly gendong.
"Ayo.." kata Butterfly.
"Tidak mau! Kamu pasti akan menipu kami lagi! Kamu pasti mau membunuh kami kan?!!!" Bentak Hana.
Hoshi memeluk Hana.
"Hanaaaaa!" Kata Hoshi dengan sangat senang.
"Kakak?" Kejut Hana.
"Ayo, Hana! Pasti enak!" Kata Hoshi dengan senang.
Akhirnya Hana mau mengikuti Butterfly.
Kurosa, Takusan, dan Odelia berdiri berdekatan.
"Baiklah, entah apa yang terjadi di sini... sepertinya buruk." Kata Odelia.
"Seharusnya kita lari.." kata Takusan ketakutan.
"Tidak. Ini semua demi Yukina! Demi diri kita juga! Jika kita melarikan diri, sama saja dengan menyerah sebelum mencoba." Kata Kurosa.
"Ada benarnya.." kata Odelia.
.
.
Lelaki itu mulai mengerakkan tubuhnya dengan sangat cepat.
Ruangan mulai berputar-putar dan banyak duri yang muncul secara tiba-tiba. Odelia menancapkan kabelnya pada dinding-dinding. Kurosa dan Takusan berpegang pada tubuh Odelia.
Tak lama, kabel Odelia terputus.
Mereka semua terjatuh.
"HOEEEEE!" Teriak Kurosa.
Duri sudah siap menusuk mereka semua.
Odelia mengarahkan kabelnya kepada dinding-dinding, tetapi sekarang sudah tidak mau tertancap lagi.
"Ada apa dengan kabel bodoh ini?!" Kata Odelia kesal.
"Dinding-dinding menjadi licin dan kuat... itu sebabnya kabel milik Odelia tidak dapat tertancap." Kata Kurosa.
"WAAAH KUROSA YANG HANYA MEMIKIRKAN MAKANAN TERNYATA PINTAR! MUNGKIN BANYAK MAKAN AKAN MEMBUATKU PINTAR!" Kejut Takusan.
Kurosa menggerakkan kedua tangannya, bola sihir gelap dan terang tercipta. Kurosa melemparkannya ke atas tanah. Tanah itu hancur. Mereka semua mendarat dengan selamat.
Tak lama, ruangan itu menyempitkan diri. Kurosa berusaha untuk menghancurkannya, tetapi itu terlalu keras dan sihir Kurosa juga tidak bisa digunakan lagi.
"Magic-eater..." keluh Odelia.
"Untungnya dia belum mengambil sihir Odelia." Kata Kurosa.
.
.
"Tetapi, jika kita terhimpit disini.. bagaimana?" Tanya Takusan sedih.
Kurosa dan Odelia mulai berpikir, ruangan sudah mulai menghimpit mereka.
"Lelaki itu, seharusnya ia juga terhimpit di sini.. tetapi ke mana dia?" Tanya Odelia.
"... BENAR JUGA!" Kejut Kurosa.
.
.
"Berarti ada ruangan aman lain!" Kata Takusan.
Kurosa menutup kedua matanya, sihir gelap dan terang mengalir di sekitar mereka.
"Aneh... tidak menemukannya.." kata Kurosa.
.
.
.
.
"Sebentar..." kata Odelia.
"Huh?" Kejut Kurosa yang ingin membenturkan kepalanya.
"Jika Takusan bisa membuat benda lebih lebih, bagaimana jika ia membuat benda menjadi kurang kurang?" Tanya Odelia.
"Lebih lebih, kurang kurang?" Tanya Takusan.
"Jadi, seperti pilar tadi, kamu membuatnya kegendutan hingga hancur, bagaimana jika kamu membuat pilar kekurusan hingga remuk?" Tanya Odelia.
"Ooooh! ODELIA BENAR-BENAR TEMAN KEREN!" Teriak Kurosa.
"Aku tidak yakin aku bisa..." kata Takusan sedih.
"Ayolah Takusan, cobalah." Kata Odelia.
Takusan menghembuskan nafasnya.
"Baiklah." Kata Takusan.
Kurosa melihat Takusan dengan kebingungan. Begitu juga dengan Odelia.
"Dia tidak ceria... sepertinya ada sesuatu." Bisik Kurosa pada Odelia.
"Aku juga berpikir begitu." Balas Odelia.
.
.
.
.
"Aku sudah bersumpah untuk tidak memakai sihir mengurangi..... tetapi... sekali ini saja." Pikir Takusan.
Takusan mulai bercahaya.
"Lupakan itu... lupakan... jangan.... lupakan..." pikir Takusan.
.
.
.
.
.
"Lupakan... jangan ingat kejadian itu.." pikir Takusan.
Takusan teringat akan masa lalunya, di mana tak sengaja saat ia menggunakan sihir pengurangan pada seekor tikus, teman-teman di sekitarnya yang menyaksikan tiba-tiba menjadi kekurangan gizi dan hampir meninggal, untunglah mereka semua selamat.
Takusan mulai berkeringat dan bergetar saat mengingat kejadian itu.
.
.
.
.
.
.
.
"Tidak.... aku tidak bisa..." kata Takusan ketakutan.
"Hm?" Kejut Kurosa.
Odelia memejamkan kedua matanya.
"Takusan... sepertinya itu berhubungan dengan masa lalumu yang mengerikan... tetapi kita sangat memerlukannya sekarang, jadi... cobalah... tidak apa-apa... kamu sudah besar sekarang, hal itu tidak akan terjadi." Kata Odelia.
.
.
Takusan menghembuskan nafasnya lagi,
"Baiklah..." kata Takusan.
.
.
"Less...." kata Takusan.
Dinding-dinding ruangan yang menghimpit mereka mulai retak dan menipis.
"Berhasil! Ayo!" Kejut Kurosa.
Kurosa memukul dinding itu.
Takusan terkejut, ia segera melihat ke arah teman-temannya.
"Ayo, Takusan, kamu hebat!" Kata Odelia.
Takusan merasa lega, Takusan segera keluar.
.
.
.
"Di mana lelaki itu?" Tanya Kurosa.
"Entahlah." Jawab Odelia.
"Dia menghilang?!" Kejut Kurosa.
"Bisa jadi..." kata Odelia.
.
.
"Lihat... sekarang pintu-pintu keluar hilang." Kata Takusan.
"Astaga..." keluh Odelia.
.
.
Udara mulai menipis.
"Kita harus segera keluar dari sini!" Kata Kurosa.
Kurosa memukul dinding itu. Dinding itu segera hancur.
"Oh... mudah." Kata Kurosa.
Dinding itu menutup lagi.
"HOEEEEE?!" Kejut Kurosa.
Kurosa memukul dinding itu lagi, lalu Takusan, Odelia, dan Kurosa segera berlari keluar.
.
.
.
"Begini saja?" Tanya Odelia.
"Mungkin..." jawab Takusan.
Você também pode gostar
Comentário de parágrafo
O comentário de parágrafo agora está disponível na Web! Passe o mouse sobre qualquer parágrafo e clique no ícone para adicionar seu comentário.
Além disso, você sempre pode desativá-lo/ativá-lo em Configurações.
Entendi