Baixar aplicativo
94.01% Kannoya Academy / Chapter 423: Yang Sim

Capítulo 423: Yang Sim

Lelaki itu menerjang ke arah Albern dan Odelia dan juga Yang Sim.

"Cover." Kata Albern.

Mesin-mesin muncul dan melapisi tubuhnya.

Odelia mulai menyiapkan kabel-kabelnya.

"Awas, manis, dia akan menyerangmu dari samping kananmu." Kata Yang Sim.

"Manis?" Kejut Odelia.

Ternyata benar, lelaki itu mengayunkan pedangnya ke arah kiri dari pandangan Odelia, tetapi tiba-tiba ia mengalihkan pedangnya ke arah kanan milik Odelia. Odelia berhasil menghindar karena Yang Sim.

"Terimakasih... Yang Sim." Kata Odelia.

"Tch.. dasar tidak tahu diri.." keluh Albern yang sedikit kesal saat Odelia dipanggil dengan kata 'manis'.

.

"Lelaki mesin, dari atas!" Kata Yang Sim tiba-tiba lagi.

Albern segera melompat ke belakang, ternyata benar, Albern selamat dari tebasan lelaki itu.

"Lelaki mesin.." tawa Odelia sedikit.

"Serius..." keluh Albern.

.

"Dia dapat membaca pergerakanku semuanya.. kenapa?" Pikir lelaki itu.

"Sebaiknya aku menghajarnya dahulu." Pikir lelaki itu.

Lelaki itu menerjang dan hendak menebas Yang Sim. Tetapi Yang Sim menghindar dan berhasil memukul punggung lelaki itu. Dengan segera Albern menyusul dan memukul tubuh lelaki itu. Lelaki itu terjatuh dan Odelia menancapkan kabel pada tubuhnya dan memberinya aliran listrik.

"Kenapa? Ia tahu semua pergerakanku?" Pikir lelaki itu.

"Setindaknya... aku harus pakai cara lama.." pikir lelaki itu.

Lelaki itu menebas kabel yang menancap pada tubuhnya, tak lama kabel itu tertebas 6 kali lipat dan terputus.

"Satu tebasan bisa separah itu?" Kejut Odelia.

Lelaki itu berdiri lagi dan menebas udara.

"Awas!" Kata Yang Sim sambil mendorong Odelia bersama dengan dirinya, sehingga mereka berdua terjatuh bersama. Tak lama setelah itu, pohon di belakang mereka tertebas 6 kali hingga tumbang.

"Mengerikan sekali... padahal tebasan pedang.... tetapi bisa menumbangkan sebuah pohon.." kata Yang Sim.

Albern terlihat kesal,

"Jangan asal tubruk seenaknya!" Katanya dengan kekesalan yang tak biasa pada Yang Sim.

.

"Dia juga tahu kekuatanku?" Pikir lelaki itu.

"Sudah kubilang...." kata Yang Sim dengan tiba-tiba. Ia mulai berdiri lagi.

Yang Sim tersenyum.

"Aku bisa mendengar semuanya." Kata Yang Sim.

"Dia benar-benar.." kata lelaki itu sedikit kesal.

.

"Kalau begitu.." kata lelaki itu.

Lelaki itu melihat sekitarnya.

Lalu lelaki itu mulai menebas secara sembarangan tetapi dengan cepat.

"Awas!" Kata Yang Sim sambil menendang bagian belakang lutut Albern sehingga Albern terjatuh. Lalu Yang Sim menjatuhkan dirinya lagi di dekat Odelia.

Tebasan-tebasan yang tak terbilang jumblahnya menebas semua yang ada di sekitar mereka, sehingga kerusakan besar terjadi dan suara-suara benda-benda terjatuh mulai terdengar dengan keras.

"Dasar.." keluh Albern saat melihat Yang Sim berdekatan dengan Odelia.

.

Tak lama, lelaki itu sudah berada di atas tubuh Albern. Albern segera melompat mundur lagi, dan oleh karena itu, lelaki itu menebas tanah kosong hingga tanah itu terbelah-belah.

"Ah... aku tidak bisa mendengar dengan jelas lagi..." keluh Yang Sim.

"Kalau begitu, ini." Kata Odelia sambil memberikannya sebuah kabel.

"Apa ini?" Tanya Yang Sim.

Kabel itu menancap di dekat telinga Yang Sim.

"Untuk membantu pendengaran." Kata Odelia. Lalu Odelia berlari menyusul Albern.

Sepertinya Albern terlihat kesal pada Yang Sim.

.

Lelaki itu menebas dengan sembarangan lagi ke segala arah dengan cepat.

"Awas dari ka-" kata Yang Sim, tetapi rupanya ia kalah cepat.

Tubuh Odelia dan Albern sudah banyak tertebas.

"Begitu ya.." kata lelaki itu.

Lelaki itu menebas dengan sembarangan lagi dan lagi, Yang Sim terus menghindar, tetapi ia tidak bisa hanya menghindar begitu saja... ia juga terkena oleh beberapa serangan lelaki itu.

.

"Tidak bisa." Kejut Yang Sim.

.

Yang Sim melihat ke arah Albern dan Odelia.

"Memang wajar.... kekuatanku hanyalah mendengar, itu saja... jadi aku juga tidak menduduki peringkat yang tinggi juga... tapi..." pikir Yang Sim.

Yang Sim berlari ke arah Odelia dan Albern.

"Odelia, sambungkanlah." Kata Yang Sim tiba-tiba.

"Apa?!" Kejut Albern yang sedikit kesal.

"Sambungkanlah diriku dengan kabelmu dari diriku kepadamu lalu kepada Albern." Kata Yang Sim.

"Yakin?" Tanya Odelia.

"Ya!" Jawab Yang Sim.

Lalu Odelia melakukannya. Tak lama, pendengaran mereka berdua terasa sangat jelas.

"Aku pinjamkan kekuatanku." Kata Yang Sim.

"Terimakasih, Yang Sim." Kata Odelia.

"Baiklah." Jawab Albern.

.

Albern dan Odelia berlari ke arah lelaki itu. Lelaki itu mulai menebas-tebas lagi.

"Aku mendengarnya..." pikir Albern.

"Aku bisa merasakannya." Pikir Odelia.

Dengan cepat, Albern melompat dan meluncur di atas tanah. Odelia melompat ke atas dan berputar secara vertikal. Lalu dengan cepat Albern melompat ke atas dan melakukan roll depan di atas tanah. Odelia meluncurkan kabelnya ke atas tanah dan setelah menancap dengan kuat ia segera meluncur ke atas tanah lalu berguling ke depan. Albern kembali melompat ke atas setinggi-tingginya. Odelia menancapkan kabelnya ke samping, lalu ia segera meluncur ke samping. Setelah itu semua, Albern menerjunkan diri kepada lelaki itu dan Odelia segera meluncur ke arah lelaki itu.

"Hebat... mereka tidak terkena sedikitpun." Pikir Yang Sim.

Lelaki itu segera menebas dari samping kiri atas ke samping kanan atas. Odelia dan Albern segera meluncurkan diri ke atas tanah dan Odelia segera melilit kedua kaki lelaki itu dengan sihir kabelnya dan Albern segera menendang kaki lelaki itu.

"Menggelikan." Kata lelaki itu.

"Benar juga... kekuatanku kurang... ia tidak terluka sama sekali." Pikir Albern.

"Lilitanku tidak cukup kuat.." pikir Odelia.

Lalu lelaki itu menebas ke arah mereka berdua secara sembarangan lagi. Albern dan Odelia segera melompat mundur dan menghindar lagi.

.

"Albern... kita tidak bisa begini terus..." kata Odelia.

"Aku tahu.." keluh Albern.

.

"Albern..." kata Odelia. Lalu Odelia memegang tangan kiri Albern dengan kuat. Albern terkejut.

"Sikapmu tadi... saat aku bersama dengan Yang Sim.... sangat manis..." kata Odelia sambil tersenyum.

Albern sedikit tersipu,

"Aku.. tidak cemburu... bodoh.." keluh Albern.

Odelia tertawa kecil.

"A-Apanya yang lucu?" Keluh Albern.

"Tidak..." jawab Odelia.

.

"Albern... ayo.. kita belum pernah melakukan ini tapi..." kata Odelia.

"Ya. Ini semua demi I Made Arnawa... bukannya aku ingin lho!" Jawab Albern.

"Ya... ya.. aku tahu.." kata Odelia sambil tertawa sedikit.

.

Dari tangan Odelia, kabel-kabel mulai meliliti tubuh Albern. Lalu, dari tangan kiri Albern, tubuh Odelia mulai terlilit dengan mesin.

"Mereka membagi kekuatannya?" Pikir Lelaki itu.

.

"Ayo!" Teriak Albern.

Albern dan Odelia meluncur dengan sangat cepat, bahkan lelaki itu tidak dapat melihatnya.

Tiba-tiba, punggungnya terpukul, lalu kakinya tercambuk, lalu kepalanya terlilit, lalu perutnya terpukul.

"Mereka sangat cepat!" Pikir lelaki itu.

"Benar! Inilah.." kata Albern.

"Kekuatan unggulan kita... " Kata Odelia.

Lalu mereka berdua berkata secara bersamaan,

"Speed!"

Lalu mereka menerjang dan tak terlihat lagi.

"Bodo amat!" Teriak lelaki itu.

Lelaki itu menebas-tebas secara sembarangan lagi.

Tapi, tiba-tiba, Albern merampas pedangnya. Odelia merampas 2 pedang lainnya, jadi ia hanya membawa 3 pedang sekarang.

"Mereka... merampasnya?" Kejut lelaki itu.

.

Lelaki itu mengeluarkan pedang lainnya dari sarungnya dan menebas-tebas secara sembarangan lagi, tetapi kerusakan yang ditimbulkan hanya 3 kali lipat.

"Begitu.." kata Albern.

Lalu mereka tak terlihat lagi. Odelia berhasil menebas kedua kaki lelaki itu dan Albern berhasil untuk menebas punggung lelaki itu. Saat lelaki itu sadar bahwa ia terluka, kedua tangannya tertebas oleh Odelia dan perutnya tertusuk oleh Albern.

"Cepat sekali.." pikir lelaki itu.

Saat ia baru saja hendak menebas, pedangnya dirampas lagi. Sekarang ia tidak membawa senjata apapun.

"Sudah berakhir..." kata Odelia.

Lelaki itu terkejut. Lalu ia tersenyum dan tertawa.

"Ada apa?" Kejut Odelia.

"Ya... benar.... sudah berakhir." Kata lelaki itu.

Lalu lelaki itu mengeluarkan sebuah kristal kecil dari kantungnya, lalu tubuhnya terkurung di dalam kristal itu.

"Apa itu.." kejut Albern.

"Sepertinya siapapun dari komplotan ini yang sudah tidak bisa bertarung akan mengurung dirinya di dalam kristal itu... untuk penyembuhan mungkin." Kata Albern.

"Tidak... itu penyerapan kekuatan." Kata Odelia.

Albern terkejut,

"Bagaimana kamu tahu?" Kejut Albern.

"Tentu saja aku tahu... lihat... bukannya ia terlihat membaik, tetapi ia terlihat memburuk." Kata Odelia sambil menunjuk lelaki itu.

"Benar juga... bagaimana ini.." tanya Albern.

"Sepertinya harus dihancurkan." Kata Yang Sim secara tiba-tiba.

.

"Baiklah.." jawab Albern.

Saat Albern mau memukul kristal itu, Odelia menghentikannya.

"Jangan." Katanya.

"Kenapa?" Tanya Albern.

Odelia melemparkan sebuah batu pada kristal itu, lalu batu itu terbungkus oleh kristal itu.

"Begitulah." Kata Odelia.

"Oh... terimakasih, Odelia.. tapi sekarang kita tidak bisa apa-apa? Karena... kekuatan pemimpin mereka berasal dari kristal ini.." kata Albern.

"Dan sepertinya masih ada banyak lagi." Kata Yang Sim.

"Benar.. sampai sekarang aku tidak mendapatkan kabar apapun dari Denzel.." keluh Albern.

"Eeh? Kamu sangat memikirkan Denzel ya?" Tanya Odelia untuk menggoda Albern.

"A-Apanya?! Jijik tahu!" Kejut Albern.

"Hee? Kudengar kamu memeluk-meluk Denzel di pantai sih.." kata Odelia.

"HOAX ITU!" Kejut Albern.

"Maaf tapi... kita ada masalah yang lebih serius di sini. Kita beruntung dapat mengalahkan dia dengan cepat. Kita harus bantu yang lainnya juga... apalagi--" kata Yang Sim. Ia berhenti karena...

Suara gemuruh laut terdengar, air laut meninggi hingga 600 meter.

"Air lautnya..." kejut Albern.

"Benar.." jawab Yang Sim.

"Kita harus apa ini.."


next chapter
Load failed, please RETRY

Status de energia semanal

Capítulos de desbloqueio em lote

Índice

Opções de exibição

Fundo

Fonte

Tamanho

Comentários do capítulo

Escreva uma avaliação Status de leitura: C423
Falha ao postar. Tente novamente
  • Qualidade de Escrita
  • Estabilidade das atualizações
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo

O escore total 0.0

Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
Vote com Power Stone
Rank 200+ Ranking de Potência
Stone 0 Pedra de Poder
Denunciar conteúdo impróprio
Dica de erro

Denunciar abuso

Comentários do parágrafo

Login

tip Comentário de parágrafo

O comentário de parágrafo agora está disponível na Web! Passe o mouse sobre qualquer parágrafo e clique no ícone para adicionar seu comentário.

Além disso, você sempre pode desativá-lo/ativá-lo em Configurações.

Entendi