Baixar aplicativo
29.49% Kannoya Academy / Chapter 132: The rain

Capítulo 132: The rain

Semuanya sedang kesusahan, sementara itu, di bawah naungan pohon sakura biru,

"Teman-teman tak kunjung kembali... padahal hari sudah mulai sore." Kata Asuka cemas.

"Mereka semua sedang berperang." Jawab Alicia.

"Tapi, apakah mereka baik-baik saja? Kita tidak tahu itu. Andaikan kita memiliki sihir yang bisa mengetahui keadaan teman-teman sekarang." Kata Asuka kecewa.

Tiba-tiba, Luciana, yang tadinya hanya berdiam diri, berjalan ke arah Alicia dan Asuka.

"Ada sesuatu yang bisa kulakukan." Kata Luciana.

Asuka terkejut. Karena biasanya Luciana hanya berdiam diri saja. Mereka juga tidak tahu sihir apa yang Luciana miliki.

"Apa itu, Luciana?" Tanya Asuka.

"Biarkanlah aku keluar dari bawah naungan ini." Kata Luciana sambil pergi keluar dari bawah naungan pohon sakura biru itu.

"Luciana! Tunggu!" Kata Alicia mengejar Luciana.

"Eh? A-alicia!" Kejut Asuka sambil mengikutinya dari belakang.

Luciana sampai di luar naungan pohon sakura biru itu. Ia memegang payung yang selalu ia bawa kemana-mana.

Alicia dan Asuka melihat Luciana yang mulai membuka payungnya itu.

"Apa yang sedang ia lakukan?" Tanya Alicia.

"Aku juga tidak tahu." Jawab Asuka.

Luciana mengangkat payung itu di atas kepalanya dengan kedua tangannya. Ia mengangkatnya setinggi-tingginya.

"Seasonal magic, heal, defend, recover stamina rain." Kata Luciana lembut.

Lalu Luciana menutup payung itu di atas kepalanya.

"Mengapa ia menutupnya?" Tanya Alicia penasaran.

Sebuah cahaya berwarna biru meluncur dari ujung atas payung itu ke langit. Seketika itu juga, langit menjadi sedikit gelap, tetapi awan gelap itu bukan berwarna hitam atau abu-abu, tetapi berwarna biru laut dengan sedikit pancaran cahaya biru.

Hujan pun turun.

"Hanya ini yang bisa aku lakukan." Kata Luciana pada Alicia dan Asuka.

"Apa itu?" Tanya Alicia.

"Ini adalah sihir hujan. Tetapi sedikit dimodifikasi." Kata Luciana.

Asuka dan Alicia tidak memahami perkataan Luciana itu.

Tetapi, hujan itu menghujani seluruh kota.

"Ah? Hujan? Aku bisa melemah!" Pikir Alvina yang sibuk untuk menjaga agar kulitnya dan tulangnya tidak terlepas atau patah.

Tetapi kulit Alvina yang mengelupas tadi, kembali seperti semula.

"Apa? Aneh sekali? Aku merasa lebih... kuat?" Kejut Alvina.

"Huh... apa ini?" Kejut Junko.

"Rasanya.. aku membaik." Kata Junko.

Junko mulai berdiri tegak. Ia membuat cambuk darah lagi.

"Siapapun itu, terimakasih." Pikir Junko sambil tersenyum.

"Hujan?" Kejut Amiko.

"Ini hujan sihir!" Kata Aerum.

"Guk!" Gonggongan Yui mulai kembali bersemangat lagi, tidak seperti sebelumnya yang terdengar lemas.

"Aku merasa baikan." Kata Amiko.

"Aku juga." Kata Aerum.

"Huh.. hujan?" Kejut Denzel.

"Sebentar! Staminaku kembali seperti semula, bahkan lebih dari biasanya!" Kejut Denzel.

"Apa ini?" Kejut Denzel.

"Hujan?" Kejut Name.

"Hm.. ini adalah hujan sihir milik temanmu." Kata Shinoka.

"Apa efeknya?" Tanya Name penasaran.

"Aku tidak tahu, karena aku tidak merasakannya." Kata Shinoka.

"Hiyaaa! Hujaaan!" Jerit Kurosa panik.

"Eh? Aku merasa baikan?" Kejut Kurosa.

"AKU TIDAK LAPAR LAGI! INI HEBAT! HEBAT!" Teriak Kurosa.

"Tapi, Luciana, jika kau berikan sihir hujan tadi, apakah itu akan berefek pada musuh?" Tanya Alicia.

"Tidak. Aku boleh memilih. Aku ingin memberikan efek itu pada teman, atau musuh. Itu terserah aku. Hujan juga bisa memberi damage." Kata Luciana lembut.

"Begitu.. sihirmu memang hebat!" Kata Asuka.


next chapter

Capítulo 133: Rei

"Aduh..... aduh... aku berada di mana?" Tanya Yukina di dalam hatinya setelah ia mendarat secara kasar.

"Aneh sekali.." pikir Yukina.

"Sekarang aku merasakannya dimana-mana." Kata Yukina sambil melihat ke arah langit. Ia sedang kebingungan.

"Kekuatan yang tidak biasa... apakah ia dalangnya? Tetapi aku merasakannya dimana-mana. Mungkin ia menggunakan sebuah sihir.. aah..." keluh Yukina.


Capítulo 134: Name

"Ilusi itu lemah dengan penyihir angin, penyihir darah, penyihir penyelidik, penyihir pengintai, dan lainnya." Kata Shinoka.

"Benar, kakak di dalam posisi yang kurang menguntungkan." Kata Name.

"Yah.. benar juga.. aku tidak keberatan bermain denganmu kok." Kata Shinoka.

Shinoka tersenyum.

"Mau tahu? Aku memiliki sihir lain lho." Kata Shinoka.

Name pun tersentak kaget.

"Ya, kau sedang ketakutan. Terkejut. Khawatir. Kau mengkhawatirkan kakakmu yang menghilang itu, Yukina. Tetapi, Yukina belum menyadari bahwa ia adalah kakakmu. Dan namamu adalah Name Ayami, saudara kembar dari Nomu Ayami dan adik dari Yukina Ayami." Kata Shinoka.

"Kok dia bisa tahu?" Pikir Name.

"Dan kau terkejut karena aku mengetahuimu." Kata Shinoka.

"Ini bahaya!" Pikir Name.

"Wind dance!" Teriak Name sambil mengeluarkan sihir angin yang menari-nari di sekitar Shinoka. Tetapi Shinoka sudah tidak di sana lagi.

"Dia.. kemana?" Kejut Name.

"Aku tahu kamu akan menggunakan sihir itu, Name." Kata Shinoka yang tiba-tiba berada di belakangnya. Shinoka hampir menusuk punggung kecil Name. Untungnya Name segera menghindar.

"Wind Blow!" Kata Name.

Angin itu seharusnya meniup Shinoka, tetapi Shinoka menghindar dari sihir itu. Ia bergerak sangat cepat.

"Ini bukan ilusi, aku tahu itu. Tetapi.. dia sangat cepat!" Pikir Name.

"Wind Shield!"

Name membuat sebuah pelindung di sekelilingnya. Pelindung itu berbentu seperti bola dan Name berada di dalamnya. Shinoka yang hendak menusuk Name, tertahan oleh perisai itu.

"Hehehehe.." kata Shinoka.

Name pun sedikit curiga, mengapa ia tertawa.

Tiba-tiba, tubuh Shinoka berubah menjadi serbuk ilusi.

"I-ILUSI? MENGAPA AKU TIDAK MENGETAHUINYA?" Kejut Name.

Seseorang memegang pundak Name.

"Cilukba.." kata Shinoka yang menusuk punggung Name.

Name menjerit kecil karena kesakitan.

"Mau tahu alasan kau tidak menyadari ilusiku? Cari tahu sendiri, maka kau akan mengetahuinya. Aku tidak tahu apa yang kau rasakan." Kata Shinoka.

"Mengapa? Mengapa?" Pikir Name.

"Jika kau seperti itu terus, kau bisa mati!" Teriak Shinoka yang sudah berada di belakangnya. Name pun terkejut. Ia segera melindungi dirinya.

"Apa yang harus aku lakukan?" Pikir Name.

"N.. name.."

Name melihat ke belakangnya. Teman-teman yang tadi diilusikan oleh Shinoka, mereka sekarang hanya tak sadar diri di atas tanah. Tetapi salah satunya sudah sadar, Ardolph, teman sekaligus partner Yukina.

"Kak Ardolph?" Tanya Name.

Ardolph tersenyum.

"Jangan bingung.. kau bisa menjadi lebih kuat dari kakak-kakakmu." Kata Ardolph lembut.

"Apa maksudnya, kakak?" Tanya Name.

Ardolph tersenyum lagi.

"Coba tirukan jurus-jurus kak Yukina yang kau lihat di turnamen. Semoga kau masih mengingatnya." Kata Ardolph.

"Maaf, tapi kami tidak bisa membantu. Hanya kamu yang bisa." Kata Ardolph.

Name kebingungan. Ia tidak paham apa yang Ardolph katakan. Tetapi ia mengikuti instruksi Ardolph.

"Coba.." pikir Name. Ia mulai mengingat jurus-jurus kakaknya itu.

"Kalau kau seperti itu.. aku justru bisa membaca jurus kakakmu itu." Kata Shinoka.

"Sebenarnya.. Name itu.." kata Ardolph di dalam hati.

"Wind source!" Kata Name, salah satu jurus kakaknya itu.

Sebuah pusaran angin kecil muncul.

"Pusaran seperti ini tak akan bisa mengalahkanku. Aneh sekali kau." Kata Shinoka.

Tetapi Shinoka tidak mengetahui pusaran angin itu untuk apa.

"Jurus-jurus Yukina dan tingkah lakunya itu sulit dimengerti, bahkan olehku dan teman-teman, apalagi dia, Shinoka." Pikir Ardolph.

"Wind blow!" Kata Name yang mengarahkan jurus itu pada pusaran itu.

"Mengapa kau mengarahkan jurus itu pada pusaran kecil i--"

Shinoka pun terhempaskan sangat tinggi.

"Apa ini?" Kejut Shinoka.

"Berhasil?" Pikir Name.

"Bagus!" Pikir Ardolph.

"Coba lagi!" Kata Ardolph menyemangati.

"Wind X sword!" Kata Name.

Aneh, bentuk sihirnya sedikit berbeda dari Yukina, kakaknya. Dua bilah pedang muncul, pedang itu tidak begitu kelihatan karena ia berwarna seperti angin, lalu dua bilah pedang itu menebas Shinoka, yang satu dari atas kanan ke bawah kiri, dan yang lainnya dari atas kiri ke bawah kanan secara bersamaan.

"Kok berbeda? Tapi.. ini berhasil." Pikir Ardolph dan Name.

"Apa ini? Kok aku.. tidak bisa memahaminya?" Kejut Shinoka.

"Ini adalah jurus-jurus kakakku!" Kata Name.

"Tch.. kakakmu ini susah dipahami." Kata Shinoka kesal.

"Karena itulah.. kakak Shino kebingungan." Kata Name.

"Jangan panggil aku Shino.." kata Shinoka.


Load failed, please RETRY

Status de energia semanal

Capítulos de desbloqueio em lote

Índice

Opções de exibição

Fundo

Fonte

Tamanho

Comentários do capítulo

Escreva uma avaliação Status de leitura: C132
Falha ao postar. Tente novamente
  • Qualidade de Escrita
  • Estabilidade das atualizações
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo

O escore total 0.0

Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
Vote com Power Stone
Rank 200+ Ranking de Potência
Stone 0 Pedra de Poder
Denunciar conteúdo impróprio
Dica de erro

Denunciar abuso

Comentários do parágrafo

Login

tip Comentário de parágrafo

O comentário de parágrafo agora está disponível na Web! Passe o mouse sobre qualquer parágrafo e clique no ícone para adicionar seu comentário.

Além disso, você sempre pode desativá-lo/ativá-lo em Configurações.

Entendi