Baixar aplicativo
52.77% Kannoya Academy / Chapter 237: The earth and the sky

Capítulo 237: The earth and the sky

Yukina dan Ardolph sampai kepada Eric.

"Siapa dia? Pacarmu?" Tanya Eric.

Ardolph dan Yukina terkejut akan apa yang telah dikatakan oleh Eric. Spontan muka Yukina memerah.

"B-Bukan! Dia adalah partner ku!" Kata Ardolph.

"Partner? Bukannya itu sama saja?" Tanya Eric.

Mereka berdua hanya diam saja.

Eric berjalan mendekat.

"Ahaa... sudahlah ngocehnya. Kalau kalian diam saja, aku akan segera menghancurkan tangga-tangga itu." Kata Eric.

Eric menerjang ke arah anak-anak tangga yang sedang dinaiki oleh Katsumi. Terjangan Eric secepat batu yang dilontarkan oleh ketapel yang sangat kuat.

Ardolph dan Yukina terlambat menyadarinya. Setelah menyadarinya, Yukina mengarahkan tangan kanannya ke arah Eric. Tanpa sepengetahuan Eric, sayap pedang Yukina melesat cepat ke arah Eric. Eric menabrak pedang Yukina. Yukina sengaja mengarahkan pedangnya di bagian yang tidak tajam sehingga Eric tidak mati.

Eric terjatuh, tetapi ia berdiri lagi.

Eric berlari ke arah Ardolph. Larinya pada awalnya sangatlah lamban, tetapi dengan tiba-tiba ia melesat dengan sangat cepat.

Sebelum Eric menghantam Ardolph, Yukina sudah menerjang di depan Ardolph, dengan perisainya ia menahan Eric, tetapi perisainya sedikit retak setelah menahan Eric.

"Dia kuat!" Pikir Yukina.

Eric menekan semakin kuat, dan perisai Yukina hendak hancur.

Eric tersenyum.

.

.

Yukina mendorong perisainya, sehingga memberikan tekanan yang lebih kuat pada perisai itu. Perisai itu pun hancur berkeping-keping.

"Aneh sekali... mengapa kamu justru menekankan perisai itu sehingga hancur?" Tanya Eric.

"Kepercayaan." Kata Yukina.

Eric tidak paham apa maksudnya.

Yukina mengambil salah satu pedang sayapnya itu. Yukina menerjang ke arah Eric.

"Stone!" Kata Eric.

Sebuah gunungan batu muncul. Yukina menapakkan kakinya di samping gunung itu untuk menghancurkan gunungan batu itu, tetapi kakinya mengeluarkan sedikit darah.

Yukina berhenti menapakkan kakinya, ia mengayunkan pedangnya pada gunungan batu itu, tetapi batu itu tidaklah hancur.

"Itu adalah batu. Batu. Tahan dengan angin sekencang apapun." Kata Eric.

"Stone!" Katanya lagi.

Gunungan batu mengelilingi Yukina dan hendak menjatuhkan diri mereka pada Yukina, sehingga Yukina terjepit.

Yukina hanya diam saja. Itu menimbulkan sebuah kecurigaan pada Eric.

Eric melihat sekelilingnya, dan ia baru menyadari.

"Ardolph! Di mana kamu?!" Kejutnya.

.

.

"Yosh. Yukina." Kata Ardolph.

Tubuh Ardolph bersinar kecoklatan menyamai tanah. Rambut kecoklatannya berkibar-kibar. Tubuhnya terlihat lebih kuat.

"Earth! Just this time, please listen to me! (Bumi! Hanya sekali ini saja, kumohon dengarkanlah aku!)"

Lantai ruangan itu bersinar kecoklatan.

"Earth strike!" Teriak Ardolph.

Tanah berkumpul dan menerjang ke arah Eric dengan kuat. Lantai di ruangan itu menjadi tidak stabil, ada yang naik, ada yang turun, ada yang diam saja. Lantai juga retak. Tanah itu menjadi keras dan menerjang ke arah Eric dengan kencang.

Yukina yang hampir terperangkap oleh batu-batu Eric, segera melesat dengan cepat, sehingga ia lolos.

"Wind sword! Wings!" Kata Yukina.

Pedang-pedang Yukina yang tidak terlihat itu, menggiringi terjangan tanah Ardolph. Ke empat pedang itu berputar memutari terjangan tanah itu.

Angin di ruangan itu berkumpul pada pedang-pedang Yukina, sehingga mendorong tanah Ardolph dan membuatnya menerjang 5 kali lebih cepat.

Melihat itu, Eric segera menutupi dirinya dengan sihirnya, "Coral Reef!"

Batu karang menyelubungi dirinya. Tetapi hantaman tanah dan angin itu sangatlah kuat. Hantaman tanah dan angin itu merusak semua batu karang Eric hingga berkeping-keping.

Eric mengelak. Ia melompat ke atas.

.

.

Yukina segera pergi ke samping Ardolph.

Ardolph mengangkat kapaknya di atas kepalanya. Yukina membawa pedang-pedang yang tidak terlihat itu. Ia mengangkat pedang-pedang itu di samping kapak Ardolph. Kapak dan pedang itu saling mengenai satu sama lain.

"Earth!" Kata Ardolph.

Tubuhnya yang masih bersinar, kian lama sinarnya semakin terang.

"Wind!" Kata Yukina.

Memang tubuh Yukina belum bersinar pada saat itu. Tubuh Yukina bercahaya, cahaya itu berwarna putih bening, bagaikan angin.

Senjata mereka berdua pun ikut bersinar.

.

.

"Stone Meteor!" Kata Eric.

Sebuah meteor besar sedang ia siapkan.

.

.

Yukina dan Ardolph saling berpandangan.

Mereka memalingkan pandangannya pada Eric.

"Ayo, Yukina." Kata Ardolph.

Yukina mengangguk.

Sinar kecoklatan dan sinar putih itu mulai bersatu di atas kepala mereka.

Angin dan tanah di ruangan itu mulai bereaksi.

.

.

Eric mengacungkan tangannya pada mereka berdua.

Meteor yang sudah tercipta oleh Eric itu, menerjang dengan sangat cepat meskipun meteor itu besar.

Saat meteor itu belum dekat sekali, Ardolph dan Yukina melepaskan kekuatan mereka pada meteor itu. Sihir Yukina melaju terlebih dahulu untuk menghantam meteor besar itu, sehingga kekuatannya terkikis sedikit.

.

.

Sihir Ardolph dan Yukina menghantam meteor Eric dengan sangat kuat, sehingga membuat seluruh ruangan bergetar.

.

.

Yukina dan Ardolph terlihat sangat fokus. Yukina melihat ke arah Ardolph yang sepertinya mulai kehabisan stamina.

"..." kata Yukina.


next chapter

Capítulo 238: Sweet smell

Setelah mengetahui bahwa lelaki itu masih memiliki kekuatan yang besar, sementara Name hanya memiliki sedikit stamina, dan Nomu, kakaknya itu, hanya memiliki 100 stamina dan sekarang ia sedang beristirahat.

Name hanya memejamkan kedua matanya.

"Kakak..." pikirnya.

"KAKAK! KAKAK SIAPAPUN! TOLONG KAMI!" Teriak Name di dalam hatinya.

Lelaki itu sudah hendak menyerang Name.

Tetapi bau yang sangat wangi memasuki ruangan.

"Uuuuh... apa ini?!" Kejut lelaki itu.

Seseorang berambut merah muda memasuki ruangan.

"Wangi apa ini?! Aduh..." keluh lelaki itu.

"Uuh.. wangi sekali." Keluh Name.

"Siapa nama kalian?" Tanya seseorang itu.

"A-aku adalah.... Beval!" Kata lelaki itu.

"Aku Name. Ini kakakku Nomu." Kata Name.

Mereka terkejut.

"Mengapa kita melakukan apa yang ia perintah?" Kejut Name dan Beval, lelaki itu.

"Apa tujuan kalian?" Tanya seorang berambut merah muda itu.

"Aku disini, untuk melakukan perintah atasanku!" Kata Beval.

"Aku disini sebenarnya hanya untuk mengunjungi kakakku yang tertua bersama kakak kembaranku, Nomu. Tetapi suatu hal terjadi. Menara muncul. Teman kakak yang berambut pirang memasuki menara itu karena kakak teman kakak telah diculik selama 7 hari yang lalu dan disandera, sehingga teman kakak harus menyelamatkan kakak teman kakak." Kata Name.

Seorang berambut merah muda itu sedikit kebingungan mendengar penjelasan Name.

"Baiklah, aku adalah Lotus." Kata seorang berambut merah muda itu.

"Lotus... huhu... nama yang cantik." Kata Beval.

Name melihat ke arah Lotus.

"Kakak Lotus, kakak sangat tinggi ya, meskipun kakak ini adalah seorang perempuan." Kata Name.

Lotus terkejut. Lotus merengek.

"MENGAPA SEMUA ORANG MENGIRA AKU INI PEREMPUAN? AKU INI LELAKII!"

Name dan Beval terkejut.

"Haduh, Lotus, sudahlah." Kata seorang lelaki yang berjalan mendekat ke arah Lotus.

Seorang gadis berambut kekuningan seperti batu Amber datang.

"Lelaki bernama Beval pasti bukan di pihak kita!" Kata lelaki itu.

"Tya... maksudku Veggie..." kata Lotus.

Muka lelaki itu sedikit memerah.

"W-WOI! Jangan panggil aku Tya! Sangat tidak jantan tau!" Keluhnya.

"Oho... tetapi Tya lebih singkat dibandingkan Aditya." Kata Lotus.

Mereka bergurau sebentar, hingga,

"Woi, kalian! Jangan bermain terus! Lihat! Ada yang perlu bantuan kita!" Kata Amber ganas.

Mereka berdua segera berhenti.

Amber berjalan ke arah Name, Amber berlutut,

"Kamu baik-baik saja?" Tanya Amber.

"Ya..." jawab Name.

"Bagus kalau begitu." Kata Amber.

"Ah... anu... kakakku.." kata Name.

Amber melihat kondisi kakak Name.

"Dia kelelahan." Kata Amber.

Aditya datang membawakan sebuah buah.

"Ini, berikanlah dia ini. Dia akan pulih." Katanya.

Name mengambilnya. Ia memberikannya kepada kakaknya itu.

"Aaah... aaaku...." kata Lotus sambil memegang perutnya.

"Ah, masakah baru sebentar saja, kamu sudah mulas?" Tanya Aditya.

"Bukan, aku sudah mengeluarkan sihir ini sejak kita memasuki menara ini.... aduh... perutku..." keluh Lotus.

"Astaga Lotus ceroboh!" Kejut Amber saat mendengar cerita itu.

Name kebingungan, ia bertanya,

"Memangnya mengapa?"

Amber menjawab,

"Lotus, gadis itu, jika ia mengeluarkan bau yang wangi menyengat ini secara terus menerus dan terlalu lama, ia akan mulas. Memang tidak ada hubungannya, dia sendiri pun tidak tahu mengapa, tetapi jika ia mulai mulas, dan jika ia tak sengaja membuang angin surga, bau menyengat ini akan hilang dan berubah menjadi bau yang sangat busuk dan musuh tidak akan hilang kendali seperti tadi. Setelah buang angin surga, jika mengaktifkan sihir wangi itu lagi, belum tentu musuh itu akan tak sadar diri, dan kemungkinan besar musuh itu sudah tahu kelemahan dari sihir Lotus."

Lotus memprotes,

"Aku lelaki!"

"Aah... lalu bagaimana?" Tanya Name yang panik.

"Aah... tenang saja... kita akan bertarung." Kata Amber.

.

.

Dan terjadilah, Lotus membuang angin surganya. Bau wangi menyengat itu menghilang. Musuh sudah sadar kembali.

Lotus duduk di samping Name.

"Baiklah, ayo kita jaga anak ini!" Kata Aditya.


Load failed, please RETRY

Status de energia semanal

Capítulos de desbloqueio em lote

Índice

Opções de exibição

Fundo

Fonte

Tamanho

Comentários do capítulo

Escreva uma avaliação Status de leitura: C237
Falha ao postar. Tente novamente
  • Qualidade de Escrita
  • Estabilidade das atualizações
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo

O escore total 0.0

Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
Vote com Power Stone
Rank 200+ Ranking de Potência
Stone 0 Pedra de Poder
Denunciar conteúdo impróprio
Dica de erro

Denunciar abuso

Comentários do parágrafo

Login

tip Comentário de parágrafo

O comentário de parágrafo agora está disponível na Web! Passe o mouse sobre qualquer parágrafo e clique no ícone para adicionar seu comentário.

Além disso, você sempre pode desativá-lo/ativá-lo em Configurações.

Entendi