Setelah mereka makan, pintu pun terketuk.
"Siapa ya?" Tanya Kurosa.
"Sebentar, bedasarkan caranya.. hm.. tidak mungkin Junko, biasanya dia akan langsung membuka pintu.." pikir Kurosa.
Akhirnya, Kurosa membuka pintu,
"Hai! Siapa?" Tanya Kurosa.
"Oh, Kurosa ya? Bisakah aku bertemu dengan Junko?" Tanya seorang gadis berambut pirang.
"Ia ingin bertemu dengan Junko, Nya~" kata Nyan.
"Ah! Katsumi!" Kata Kurosa.
"Hai, Kurosa." Sapa Katsumi lagi.
"Jangan lupakan aku, Nyan~" kata Nyan.
"Eh.. siapa ya?" Tanya Kurosa.
"Mengapa kamu sangat mudah untuk melupakan seseorang?! Nya? " Tanya Nyan agak kesal.
"Hee.. maaf.. Junko tidak di sini. Ia berada di sekolah teman kita. Sekolah teman Kannoya. Tunggu saja disini, ia selalu mampir ke sini setiap hari." Jawab Kurosa.
Lalu Katsumi dipersilahkan untuk masuk.
"Eh? Siapa dia?" Tanya Leon.
"Tenang, dia adalah teman kami." Jawab Kurosa.
"Oh... oh.." jawab Leon.
"DENZEL-KUN!!" Teriak Junko dari kejauhan yang sangat jauh.
"Itu dia." Kata Kurosa.
Pintu pun terbuka,
"Denzel! Aku merindukanmu!" Teriak Junko.
"Hah?" Kejut Denzel.
Junko pun segera memeluk Denzel amat erat.
"Junko merasa kesepian tanpa Denzel.." kata Junko.
"Padahal kita sudah bertemu kemarin!" Balas Denzel.
"Junko merasa kesepian jika tidak ada Denzel selama 1 detik pun.." jawab Junko.
"AARHH.. TOLONG AKU!" Teriak Denzel.
Leon terus-menerus menatap Katsumi.
"Ada apa, Leon? Tidak biasa kamu menatap seperti itu?" Tanya Shana.
"Eh? Bukan apa-apa!" Kejut Leon.
Katsumi pun melihat Leon saat Leon menatap Katsumi.
Junko melihat mereka dari kejauhan,
"Waaaaaah~" kata Junko.
"Ada apa sekarang?" Tanya Denzel.
"Sahabatku akan memiliki pengalaman cinta.." bisik Junko pada Denzel.
"Eh? Siapa?" Tanya Denzel.
Junko menunjuk ke arah Katsumi.
"Oooh!" Kejut Denzel.
"Sssttt!" Kata Junko.
Katsumi menyadari sesuatu terjadi pada Leon. Ia melihat seseorang di sebelahnya, yaitu Nyan.
"Waah.. dia menyukai Nyan!" Pikir Katsumi.
Junko pun kecewa...
"Astaga mengapa mengapa mengapa? Dia tidak menyadarinya.." bisik Junko.
"Dasar maniak cinta." Kata Denzel.
"Aah jangan begitu dong Denzel.." kata Junko.
"Eh? Kau bisa membaca pikiran?" Tanya Denzel.
"Tentu saja bisa!" Kata Junko.
"Pantas saja..." pikir Denzel.
"Eh, teman-teman, ayo perang bantal!" Kata Kurosa.
"Eh?" Kejut Karen.
"Ya! Dengan sihir!" Kata Kurosa.
"Apakah itu tidak akan sakit?" Tanya Karen.
"Yang boleh terkena sihir hanya bantalnya saja, itu peraturannya! Ayo!" Kata Kurosa bersemangat.
"Baik, aku ikut!" Kata Asuka.
"Boleh.." kata Katsumi.
"Kalau Katsumi ikut, Junko juga ikut!" Kata Junko.
"Pasti seru." Kata Ermin.
"Astaga kalian ini.." jawab Nera.
"Aku ikut!" Teriak Alvina.
"Hati-hati jangan sampai asrama ini terbakar." Kata Alfred.
"Aku tidak sesadis itu!" Kata Alvina.
"Aku ikut deh.." kata Alexa.
"Oke, Karen, Shana, Nera, Ermin, Asuka, Alvina, Katsumi, Junko, Nyan. Kalian ikut semua!" Kata Kurosa.
"Heeh.. aku tidak bilang ingin ikut.." kata Nera.
"Eh, ada apa?" Tanya Shana.
"Hee.. katanya perang bantal, Nya?" Kata Nyan.
"Baik, kita berkumpul di kamarku saja!" Kata Kurosa.
"Baik!" Kata mereka semua.
"Ayo kita mulai!" Kata Kurosa setelah semuanya berkumpul.
Lalu mereka berperang bantal. Tetapi dalam sekejap Karen menang.
"Eh? Ada apa? Kok aku pingsan?" Tanya Kurosa.
"Ups.. maaf.. aku terlalu bersemangat.." kata Karen.
"Ayo kita mulai lagi! Hehehe.." kata Kurosa.
"Eh, sebaiknya aku tidak ikut." Kata Karen.
"Lhooh? Mengapa?" Tanya Kurosa.
"Yah, kalian nanti kalah lagi. Jadi aku akan jalan-jalan saja." Kata Karen.
"Kok begitu sih.." kata Kurosa kecewa.
"Eh.. hehe.. lagian aku ingin melihat asrama sekolah kalian." Kata Karen.
Akhirnya mereka berperang bantal tanpa Karen.
Você também pode gostar
Comentário de parágrafo
O comentário de parágrafo agora está disponível na Web! Passe o mouse sobre qualquer parágrafo e clique no ícone para adicionar seu comentário.
Além disso, você sempre pode desativá-lo/ativá-lo em Configurações.
Entendi