Yukina duduk bosan melihat tangga itu.
"Aku tidak bisa melihat Katsumi, tetapi aku merasakan bahwa ia sedang menaikinya sekarang.
Aku harus bagaimana ya? "Pikir Yukina.
Langkah kaki terdengar di belakang Yukina.
"Kamu sangat peduli dengan temanmu ya?" Kata seorang lelaki.
"Tentu saja... tanpa mereka.. aku tidak bisa menguasai pedang pertama dan kedua dan aku akan tetap membunuh orang-orang yang tidak bersalah tanpa sengaja." Balas Yukina.
"Bukannya begitu lebih baik?" Tanya lelaki itu sambil tertawa.
Yukina melihat ke belakang.
"Kamu pasti musuh! Karena kamu suka membunuh!" Kata Yukina.
"Aaah... kok begitu.. aku tidak suka membunuh, aku hanya suka membuat orang lain tidak bisa bernafas." Kata lelaki itu sambil tertawa.
"Sama saja itu!" Balas Yukina.
"Baiklah.. aku tidak ingin bertarung." Kata lelaki itu.
"Lalu?" Tanya Yukina.
"Aku hanya ingin bermain-main denganmu.." balas lelaki itu.
.
.
"Sebelumnya, perkenalkan namaku adalah setchaku-zai." Kata lelaki itu.
"Namamu sulit, aku panggil saja Chaku." Balas Yukina.
"Terserah, darling." Kata lelaki itu.
"Eh? Darling? Maaf, aku Yukina." Balas Yukina.
"Kalau kamu memanggilku Chaku, aku akan memanggilmu darling saja." Kata lelaki itu sambil tertawa.
.
.
.
"Idih.. aku merasa ada yang aneh.." pikir Ardolph.
"Aku merasa bahwa Yukina sedang bersama lelaki lain dan anehnya aku merasa kesal dengan hal itu dan ingin segera menemuinya dan menghajar lelaki itu.." pikir Ardolph kebingungan.
.
.
.
"Tch.. terserah." Kata Yukina kesal.
"Baiklah, darling, aku akan segera mulai!" Kata lelaki itu.
Lelaki itu mengarahkan tangannya ke arah Yukina. Sebuah gumpalan aneh meluncur dari tangannya itu dan mengenai pundak kanan Yukina.
"Cepat sekali!" Pikir Yukina yang nyaris tidak melihat dan merasakan keberadaan gumpalan itu, padahal penyihir elemen angin paling peka dalam merasakan keberadaan suatu hal.
Chaku, lelaki aneh itu, mulai menembakkan banyak gumpalan pada Yukina. Yukina berhasil menangkis 3 dari 5 tembakan itu. 2 tembakan itu mengenai paha kirinya dan lengan kanannya.
"Gumpalan ini... panas.." pikir Yukina.
"Hahahaha, benar Darling... gumpalan itu adalah gumpalan favorit semua orang untuk membuat benda-benda kerajinan. Gumpalan lem. Tetapi aku suka memakai gumpalan lem panas itu, sangat lengket..." kata Chaku.
"Begitu ya ... gumpalan lem tembak.." pikir Yukina.
Yukina belum menggunakan salah satupun dari pedangnya saat itu. Ia masih menganalisa musuh.
"Darling, kenapa kamu diam saja? Hihihihihihi!" Kata Chaku yang kemudian menembakkan banyak gumpalan lagi.
Yukina berhasil mengelakkan semuanya kecuali satu yang mengenai lengan kanannya lagi.
"Aku paham sekarang, mesum." Kata Yukina.
Ardolph yang tengah melamun itu, sedang berhadapa dengan orang misterius yang anehnya mengenal dia.
"Kamu lupa aku Ardolph? Dasar..." kata lelaki itu.
"Memangnya kamu siapa?" Tanya Ardolph.
"Aku adalah..." kata lelaki itu sambil menanggalkan jubahnya.
"Temanmu dulu, teman Kito juga. Tetapi aku menghilang." Kata lelaki itu.
"Eric? Tak mungkin!" Kejut Ardolph.
"Ya, semua orang mengabarkan bahwa aku terbunuh oleh Kito karena ia berubah menjadi singa. Tetapi itu salah. Aku memalsukan kematian oleh Kito itu. Aku selamat darinya karena aku menyamar menjadi batu." Kata Eric.
"Tak masuk akal..." kejut Ardolph.
"Kamu selama ini tidak tahu sihirku, batu." Kata Eric.
"Aku tahu.... tetapi mengapa kamu ada di sini?" Tanya Ardolph.
"Kamu tahu, dulu aku hanya bisa menciptakan batu kerikil... sekarang lihatlah, rambutku sudah menyerupai kerikil-kerikil yang kubuat dahulu. Aku di sini karena aku melayani bos kami tentunya. Bos kami yang membuat diri kami 10 kali lebih kuat dari dahulu. Dan sekarang ia ingin membuat sebuah kristal yang menyerap semua sihir yang ada di dunia ini agar dunia menjadi lebih damai. Tidak ada sihir yang terlalu kuat, tidak akan ada orang-orang yang meninggal karena kekurangan stamina, tidak ada yang sengsara karena pembulian sihir lagi. Semua akan damai." Kata Eric.
"Tetapi, jika semua sihir diserap... stamina juga akan terserap dan semua orang akan meninggal!" Kata Ardolph.
"Tentu saja.. demi dunia yang damai.." kata Eric.
"B-Bodoh! Kamu juga akan meninggal jika seperti itu!" Kata Ardolph.
"Tidak apa-apa.. demi kedamaian dunia. Dan juga tidak semua orang akan mati, stamina hanya akan terserah hingga sisa 5 stamina saja. Jadi, dunia akan damai." Kata Eric.
"Stamina 5? Itu sudah kemungkinan 70% bahwa manusia akan meninggal!" Kata Ardolph.
"Sudahlah.. biarlah dunia ini menjadi damai." Kata Eric.
Você também pode gostar
Comentário de parágrafo
O comentário de parágrafo agora está disponível na Web! Passe o mouse sobre qualquer parágrafo e clique no ícone para adicionar seu comentário.
Além disso, você sempre pode desativá-lo/ativá-lo em Configurações.
Entendi