Hari keberangkatan Kannoya Academy kelas 1A sudah datang.
"AYOOOOO!" Teriak Kurosa yang sangat bersemangat.
"Tunggu Kurosa! Sabarlah!" Kata Asuka yang mengejar Kurosa yang sudah berlari ke arah bandara.
.
.
"Apa? Harus menunggu lagi?" Keluh Alfred.
"Kamu terdengar seperti sama sekali belum pernah ke bandara.." kata Alvina sedikit meledek Alfred.
Mereka semua menunggu di ruang tunggu.
"Lho! Itu Toshiko!" Kejut Kurosa saat melihat Toshiko datang.
Raynell, Raynard, dan Rayner juga datang. Kedua orang tua Toshiko juga datang.
"Rupanya kita di dalam pesawat yang sama.." kata Toshiko.
"HORE! KITA AKAN BERPESTA!" Kata Kurosa.
"Kurosa.... nanti pesawatnya meledak.." kata Asuka.
"Kurosa.... yang sopan.." kata Ermin.
"Oooh! Maaf... salam kenal, paman, bibi." Kata Kurosa sambil membungkuk di depan kedua orangtua Toshiko.
"Aah... salam kenal juga. Kamu pasti teman Toshiko, terimakasih karena sudah menenami Toshiko selama ini." Kata ibu Toshiko dengan lembut.
"Putri kami Toshiko terlihat lebih bahagia semenjak belajar di dalam Kannoya Academy. Ini pasti karena Toshiko sudah tidak kesepian lagi. Terimakasih karena sudah mau menemani Toshiko." Kata ayah Toshiko.
"Tidak masalah... ini adalah salah satu kebiasaan Kannoya Academy." Kata Asuka dengan lembut.
.
.
.
.
"Ah! Lihat! Sudah mau berangkat!" Kejut Kurosa.
"Kurosa.... itu pesawat lain..." kata Asuka.
.
.
"Ah! Bell pemanggilan sudah terdengar! Ayoooo!" Kata Kurosa bersemangat.
"T-Tunggu! Kurosa!" Kejut Asuka.
Semuanya segera masuk ke dalam pesawat setelah pengecekan keamanan dan tiket.
.
.
.
.
.
.
"Rasanya seperti telah membooking satu pesawat khusus untuk Kannoya Academy.." kata Asuka.
"Akhirnya!" Kata Alfred.
"Akhirnya kamu puas juga.." kata Alvina.
"Tapi harus menunggu lagii!" Keluh Alfred.
"Dasar..." keluh Alvina.
Yukina terlihat kebingungan dan sedikit panik.
"Tenang, Yukina. Kamu pasti belum pernah menaiki pesawat sebelumnya." Kata Ardolph.
"Aku sedikit gugup." Kata Yukina.
.
.
Semuanya sudah duduk dengan tenang.
.
.
Pesawat sudah lepas landas.
.
.
21 jam 50 menit berlalu, akhirnya mereka sampai.
"Huwa! Lihat!" Kejut Kurosa melihat dari jendela pesawat.
"Waaaah!" Kejut Asuka.
"Keren!" Kata Rheinalth.
"Lihat ombaknya! Rasanya ingin dinaiki!" Kata Ermin.
Yukina yang masih tertidur, terbangun oleh karena suara teman-temannya yang terkagum akan keindahan pulau Bali itu. Yukina melirik ke jendela pesawat. Matahari sedang terbit. Yukina sangat terkagum dengan pemandangan itu.
"Akhirnyaaaa!" Seru Alfred.
"Benar-benar pulau indah.." kata Alvina.
.
.
Pesawat mendarat dengan selamat di dalam bandar udara internasional Bali.
Yukina sedikit gugup dengan tempat yang sama sekali belum ia kenali itu, tetapi Yukina merasa senang juga.
.
"Kurosa, boleh minta camilanmu sedikit? Aku lapar.." kata Asuka.
"Oh! Maaf... camilannya..." kata Kurosa.
"Sudah kuduga habis semuanya, bahkan kau sudah membawa 3 tas besar khusus makanan, tetapi tetap saja habis.." kata Asuka.
"Ehehehee..." tawa Kurosa malu.
.
"Ayo, kita sarapan dulu di sini." Kata Rheinalth sambil duduk di dalam sebuah restoran di bandara.
Karena restoran itu kecil, restoran itu dipenuhi oleh murid-murid kelas 1A Kannoya Academy dan juga keluarga Toshiko.
"Aku pesan semuanya dari menu ini!" Kata Kurosa.
"A-Apakah anda yakin?" Tanya pelayan itu (pelayan itu dapat memahami bahasa Kurosa karena pelayan itu menggunakan aplikasi translator)
"Tentu saja!" Kata Kurosa.
.
"Restoran ini makanannya sangat berbeda..." kata Yukina yang sedikit terkejut.
"Benar, negara ini memang sangat berbeda dengan negara lain." Kata Ardolph.
"Enak! Enak! Enak!" Kata Kurosa yang sudah menghabiskan semua makanan yang ia pesan.
"Uuuh mengerikan!" Kejut Raynell yang melihat berapa banyak porsi makan Kurosa.
.
"Madei's warung menyajikan makanan negara ini, memang lezat." Kata Ardolph.
.
"Ayoo! Ayo!" Kata Kurosa bersemangat.
"Tunggu... duuh.. selalu begitu." Kata Asuka sambil mengejar Kurosa.
"Ermin, ini akan jadi sulit... sebagian besar kita tidak bisa menggunakan bahasa Inggris... karena pulau ini pasti dipenuhi turis, pasti warga sekitar dapat memahami bahasa Inggris, tetapi.. bagaimana dengan kita?" Tanya Rheinalth.
"Tenang saja, hal ini sudah dipikirkan oleh Odelia dari jauh-jauh hari." Kata Ermin.
"Maaf terlambat.."
"Oh!" Kejut Kurosa.
"Saya adalah Ni Wayan Bisana, aku adalah translator kalian." Kata seorang wanita yang tiba-tiba datang itu.
"Translator?" Kejut Yukina.
"Tugasku mudah, hanya mengartikan bahasa kalian kepada warga sekitar dan juga sebaliknya. Mohon kerjasamanya." Kata Bisana, wanita itu.
"Baik, terimakasih, kak Wayan." Kata Kurosa yang masih belum familier dengan penamaan di Bali.
"Kurosa... namanya Bisana." Kata Ermin.
"Tapi... namanya Ni Weyan Bisona kan?" Tanya Kurosa.
"Ni Wayan Bisana...." kata Asuka membetulkan Kurosa.
"Ya, benar. Kamu pasti asing dengan penamaan di pulau ini, karena penamaanya sangat beda. Ni adalah penamaan untuk perempuan, sementara I untuk lelaki. Wayan adalah julukan yang diberikan untuk anak pertama, sementara Made untuk anak kedua dan Nyoman adalah untuk anak ketiga, dan untuk anak keempat... aku sudah lupa. Jadi, kira-kira begitu. Nama terakhirnya adalah nama panggilannya." Kata Ermin.
"Begitu!" Kata Kurosa yang memahami perkataan Ermin (sebenarnya dia tidak memahaminya).
.
"Baiklah, untuk yang pertama, ayo kita ke vila." Kata Ermin.
.
.
Sesampainya di vila,
"Astaga...." kejut Odelia
"Apa ini..." tanya Albern.
Tempatnya sungguh sangat kotor.
"Ah maaf... aku baru ingat sudah 8 tahun tidak diapa-apakan jadi begini..." kata Ermin.
"Katanya kamu sudah bolak-balik ke Bali?" Tanya Rheinalth.
"Itu saat aku masih SD aku bolak-balik 9 kali." Kata Ermin.
"Oooh..." kata Rheinalth yang memahaminya.
"Baiklah, ayo kita bersih-bersih dahulu!" Kata Alexa.
"Tidaaaaaak..." keluh semuanya.
Tetapi mereka tetap membersihkannya.
"Akhirnyaa!" Kata Kurosa.
Asuka segera melompat ke salah satu kasur yang sudah bersih itu.
"Baiklah, kita akan istirahat 1 hari di sini. Besok kita akan..." kata Ermin.
"Akan ke mana? Ke mana?" Tanya Kurosa bersemangat.
"Ke pantai Kuta, tetapi pada sore hari, jadi kita bisa bermain-main di pantai Tanjung Benoa." Kata Ermin.
"Hore!" Seru Kurosa.
Lalu mereka beristirahat pada hari itu.
Keesokan harinya, semua murid kelas 1A Kannoya Academy berangkat ke sebuah pantai yang bernama Tanjung Benoa di Bali.
"Pasir! Pasir! Pasir!" Teriak Kurosa semangat.
Kurosa segera berlari masuk.
"Tunggu! Duuuh Kurosa..." keluh Asuka yang mengejar Kurosa yang berlarian.
.
"Ramai juga.." kata Yukina yang masih gugup.
"Tentu saja, pantai ini menyediakan banyak wahana, makanya sangat ramai." Kata Ermin.
"B-Begitu.." jawab Yukina.
"Ayo, kita berganti pakaian." Kata Ermin.
"Baik." Jawab Yukina.
Para gadis itu segera berganti baju.
"Haaa, untuk apa ganti baju?" Tanya Alfred.
"Tentu saja untuk bermain.." jawab Ardolph.
Alfred segera melepas bajunya.
"W-Woi!" Kejut Ardolph.
"Begini saja sudah cukup! Perempuan memang banyak maunya sih.." keluh Alfred.
"Karena mereka perempuan, mereka tidak bisa melepas baju sembarangan lah!" Balas Ardolph.
"Ardolph benar..." kata Albern.
Albern melihat ke langit biru muda yang cerah itu.
"Andaikan Junko disini, pasti akan seru..." pikir Albern sambil tersenyum dan sedikit tertawa.
"Fiuuh.. baru kali ini aku pergi tanpa Junko.." kata Denzel lemas.
"Karena... jika ada Junko.. pasti seru!" Pikir Albern sambil menatap Denzel dengan tajam.
"Eeh? Apa?" Tanya Denzel kebingungan dengan tingkah laku Albern.
Albern menutup kedua matanya dan memajukan mulutnya ke depan atas, lalu menggeleng.
"D-Dia jadi aneh sejak itu..." pikir Denzel ketakutan.
.
"Kira-kira para gadis berpakaian seperti apa ya?" Bisik Alfred.
"Kamu terdengar seperti orang mesum sekarang.." kata Ardolph yang baru saja selesai berganti baju.
"Ardolph? Pakaian apa itu?" Tanya Alfred sambil sedikit tertawa.
"Tentu saja, pakaian menyelam." Kata Ardolph.
"Kenapa?" Tanya Alfred.
"Karena, baju renangnya disimpan saat pergi ke pantai lain saja.." kata Ardolph.
"Habis ini kita hanya ke pantai Kuta, di sana kita tidak boleh berenang, kita hanya bisa menikmati indahnya matahari terbenam.." kata Alfred.
"Iya, baju renangnya untuk besok. Katanya kita akan pergi ke pantai lainnya." Kata Ardolph.
"Ooh? Pantai lain? Aku tidak tahu!" Jawab Alfred.
.
"Oiii! Oiiiii!" Teriak Kurosa dari jauh.
Semua lelaki segera memalingkan pandangan mereka pada para gadis itu.
"Oh..." keluh para lelaki itu.
"Semuanya... memakai baju renang... bukan... pakaian menyelam... bukan... itu pakaian renang sekolah..." kata Alfred.
.
"Teman-teman! Aku mau bermain!" Kata Kurosa bersemangat.
"Waah... anak-anak muda memang selalu bersemangat ya.." kata ayah Toshiko.
Raynard terus memandangi Asuka.
"ASUKAAA! ADA YANG STALKING KAMU!" Teriak Kurosa panik.
"Eeeh? Apa lagi ini?" Tanya Asuka.
.
"Ada yang mau naik perahu ke pulau penyu?" Tanya Ermin.
"Pulau... penyu?" Tanya Yukina kebingungan sambil memikirkan seekor penyu besar yang menjadi sebuah pulau.
"Ya, murah kok! Tapi tempatnya penuh dengan binatang." Kata Ermin.
"Binatang?" Tanya Kurosa.
"Ya, ayo. Aku saja yang bayar." Kata Odelia.
"Baiklah." Jawab Ermin.
.
Semuanya ikut mengunjungi pulau tersebut. Rupanya yang mengendalikan kapal yang membawa mereka kepada pulau penyu menggunakan sihir, yaitu sihir air.
"Bahkan seorang pengemudi kapal kecil ini menggunakan sihir... apakah semuanya di sini menggunakan sihir?" Tanya Yukina.
"Tidak semua sih, tetapi sebagian besar. Negara ini memiliki kekuatan sihir yang besar lho, bisa dibilang negara ini termasuk di dalam 5 besar negara dengan kekuatan sihir yang besar." Kata Ermin.
"Keren..." kata Yukina.
.
"Penyu.." kata Toshiko saat melihat banyak penyu.
"PENYUUUUUU!" Teriak Kurosa.
"Kurosa! Jangan berisik.." kata Asuka.
"Baik..." jawab Kurosa.
.
Tak lama, waktunya untuk kembali. Mereka kembali lagi.
.
"Ada yang mau memainkan wahana di sini?" Tanya Ermin.
"Ada apa saja?" Tanya Kurosa bersemangat.
"Ada banana boat, terus--" kata Ermin yang masih menjelaskan, tetapi Kurosa sudah langsung memotong kata-kata Ermin.
"APA? BANANA BOAT? AKU MAU!" Kata Kurosa.
"Oh, baiklah." Jawab Ermin.
"Baiklah, bisa diisi dengan 6 orang, jadi..." kata Ermin.
"Aku mau!" Kata Asuka.
"Anu... kalau aku ikut boleh?" Tanya Toshiko.
"Kalau kakak ikut, kami harus ikut!" Kata Raynell dengan gagah berani.
"Baiklah!" Jawab Rayner.
"B-Boleh? Dengan kak Asuka?" Tanya Raynard malu-malu.
"Baiklah, sudah ada... 6 orang, sudah pas, ayo bersiap-siap." Kata Ermin.
"Yeeey!" Seru adik-adik Toshiko.
.
"Yukina, kamu mau ngapain?" Tanya Ardolph.
"Entah, mukin berlatih sihir di dalam laut." Kata Yukina.
"Eh?" Kejut Ardolph yang berpikir bahwa ini adalah saatnya untuk berlibur.
"Kalau begitu, bagaimana dengan snorkeling? Apakah tertarik, Yukina?" Tanya Odelia.
Yukina melihat ke arah Ardolph dengan gugup.
"Kalau kamu mau, aku juga ikutan deh." Jawab Ardolph.
"Tidak apa-apa Yukina, aman kok." Jawab Ermin.
"B-Baiklah." Jawab Yukina.
Akhirnya, Alvina, Alfred, Yukina, dan Ardolph mengikuti kegiatan snorkeling.
.
"Rheinalth, kamu mau memainkan flyboard denganku?" Tanya Ermin.
"A-Apakah tidak mahal?" Tanya Rheinalth.
"Tidak apa-apa, jangan pikirkan harga, nanti tidak seru lho." Kata Ermin.
"Baiklah.." jawab Rheinalth.
"Dan juga, permainan flyboard juga bisa membantu keseimbangan kita lho... sangat serbaguna selain untuk hiburan.." kata Ermin.
"Benar juga." Jawab Rheinalth.
.
"Ermin, aku dan Alexa boleh menaiki flying fish?" Tanya Aerum.
"Tentu boleh." Kata Ermin.
.
"Kalau kita Tandem Parasailing?" Tanya Osamu yang hendak mengajak Denzel juga.
"Boleh." Jawab Ermin.
.
Albern melihat ke arah Odelia,
"Tidak main air?" Tanya Albern.
"Tidak, kurasa itu bukan ide yang bagus... dan juga, kamu?" Tanya Odelia.
"Benar juga... bukan ide yang bagus untukku juga.." kata Albern sambil mengingat sihir miliknya dan juga sihir Odelia.
"Ah.. aku ingin ikut Tandem parasailing, tapi dengan siapa ya?" Tanya Odelia.
"Dan semoga saja itu tidak mengenai air.." kata Albern.
Odelia menatap Albern,
"Kenapa?" Tanya Albern.
Odelia terus menatap ke arah Albern.
"W-Woi?" Tanya Albern.
"Benar juga, aku bisa Tandem parasailing dengan--" kata Odelia.
"Aku? Woo tidak mungkin kamu akan mengatakan itu.." kata Albern.
"... aku baru saja ingin berkata dengan Lucianna kalau dia tidak keberatan." Kata Odelia.
Albern merasa malu, ia mengira bahwa Odelia akan mengajaknya.
"Oh.. baiklah, cobalah." Kata Albern.
.
"Oh... sepertinya Lucianna sudah bersama dengan Nera menaiki Tandem Parasailing juga." Kata Odelia.
"Oh baiklah.." kata Albern.
"Albern... kalau mau.." kata Odelia.
"... baiklah.." jawab Albern.
.
"Ermin, bolehkah kita menaiki Jet Ski Ride?" Tanya Odelia.
"Tentu saja!" Kata Ermin.
"Lho, katanya Tandem Parasailing.." kata Albern.
"Aku berubah pikiran, sepertinya jet ski riding lebih aman." Kata Odelia.
"Oh... baiklah..." kata Albern yang mulai merinding.
"Kenapa?" Tanya Odelia.
"Aku... sedikit mabuk laut.." kata Albern.
"Oooh begitu.. bukannya tadi saat pergi ke pulau penyu kamu tidak apa-apa?" Tanya Ermin.
"Ermin berbeda kapal dengan ku dan Albern, sepanjang perjalanan dia mual." Kata Odelia.
"Ooh begitu... kalau begitu tidak apa-apa kok, tidak usah dipaksakan." Kata Ermin.
"Aku bisa memintakan obat anti-mabuk kok." Kata Ni Wayan Bisana.
"Begitu? Aku sering meminumnya tetapi tetap saja mual.." keluh Albern.
"Tenang saja, obat di sini lebih ampuh karena menggunakan sihir." Kata I Wayan Bisana.
"Begitu? Baiklah, Albern tetap ikut kan?" Tanya Ermin.
"Kalau begitu boleh deh.." jawab Albern sedikit ketakutan.
.
Akhirnya semuanya bermain.
.
"Bananaaa!" Teriak Kurosa yang sudah duduk di atas sebuah banana boat.
"Benar-benar bentuknya seperti pisang!" Kata Toshiko.
"Aku lapar.... untungnya ada pisang di sini.." kata Kurosa yang mulai menjatuhkan kepalanya di atas banana boat itu.
"EH! WOI! WOI! WOI!" Teriak semuanya yang mulai menyadari bahwa Kurosa mulai melahap banana boat itu.
Karena Kurosa melahapnya, banana boat itu mulai mengempis, dan setelah mengempis mereka semua terjatuh di atas laut.
"KUROSAAAAA! ASTAGAAA!" Keluh Asuka.
Toshiko segera mengumpulkan ketiga adiknya itu.
"HOEEEEE! TOLONG! AKU MENGAPUNG!" Teriak Kurosa panik.
Orang yang menyetir perahu banana boat segera berhenti dan terkejut. Ia sempat bingung mengapa banana boat itu bisa kempis.
Akhirnya mereka semua dibawa ke pesisir pantai.
.
Ermin dan Rheinalth sudah menyewa flyboard itu dan mereka berdua mulai menaikinya.
"Seperti roket!" Kejut Rheinalth.
Ermin mulai berputar-putar dengan flyboard itu.
"B-Bagaimana kamu dapat melakukannya?" Kejut Rheinalth.
"Aku sudah melakukannya sejak lama kok." Kata Ermin sambil tersenyum.
"Pantas saja.." kata Rheinalth.
.
Setelah meminum obat anti-mabuk, Albern menaiki jet ski riding, dan Odelia menaiki jet ski riding yang lainnya.
"Albern, ayo balapan!" Kata Odelia.
Albern menelan ludahnya.
Odelia menyetir dengan liar, hingga sang pemandu di belakangnya sedikit ketakutan.
Albern bahkan masih ketakutan untuk memegang setirnya. Sang pemandu membantunya, dan Albern mulai sedikit menikmatinya.
.
Yukina, Ardolph, Alvina, dan Alfred sudah melakukan snorkling bersama.
Yukina sedikit panik, karena hal itu sangat asing baginya.
Ardolph memegang tangan kanan Yukina agar dia sedikit lebih tenang. Yukina mulai tenang.
Alvina mencoba sesuatu yang gila, ia mencoba untuk mengaktifkan sihirnya di dalam air, tetapi tidak berhasil.
Yukina juga penasaran, ia mengambil udara dari gelembung-gelembung di dalam laut yang dibuat oleh ikan-ikan di laut dan beberapa tumbuhan laut, Yukina mengumpulkan semua udara kecil itu, dan udara itu menjadi gelembung yang besar. Lalu Yukina melepaskannya, dan gelembung besar itu naik ke atas permukaan laut.
Yukina menikmati hal itu, Yukina melakukannya lagi, ia merasa senang.
.
Lucianna dan Nera menaiki Tandem Parasailing terlebih dahulu. Mereka berdua menikmatinya.
"Anginnya..." kata Lucianna.
"Menyegarkan ya?" Kata Nera.
Lucianna tersenyum.
.
Akhirnya giliran Osamu dan Denzel, mereka menaiki Tandem Parasailing bersama.
Denzel berteriak sangat keras, ia sedikit takut akan ketinggian dan laut, apalagi jika keduanya menjadi satu.
Osamu menikmatinya, tetapi Denzel menderita.
Akhirnya mereka selesai.
.
Aerum dan Alexa menaiki Flyingfish bersama, mereka juga menikmatinya, meskipun perutnya agak geli, tetapi mereka menyukainya.
.
Akhirnya, mereka semua menaiki wahana lainnya juga. Yukina sudah bersenang-senang di dalam laut, jadi dia memutuskan untuk bermain di pantai saja sebentar. Ardolph menemani Yukina.
"Waaah! Keren.."
Ardolph dan Yukina terkejut dengan suara yang mereka dengar. Mereka segera melihat ke arah seorang gadis berambut putih.
"Ms. Butterfly?" Kejut Yukina.
"Ara ara.. ternyata kalian juga bermain di sini ya?" Tanya Butterfly.
"Iya..." jawab Ardolph.
"Anu... ms. Butterfly sedang apa di sini?" Tanya Yukina.
"Ara... apalagi selain berlibur?" Tanya Butterfly.
"Ooh.. begitu ya.." kata Ardolph.
"Kalian tidak menaiki wahana lainnya?" Tanya Butterfly.
"Tidak dulu, aku sedikit lelah, mungkin nanti lagi." Kata Yukina.
"Oh, begitu.. baiklah, aku pergi dulu!" Kata Butterfly.
"Baik, ms. Butterfly." Jawab Yukina dan Ardolph.
Butterfly bermain-main dengan pasir pantai, lalu Butterfly pergi dan menaiki Parasailing.
.
"Kenapa ms. Butterfly ada di sini?" Pikir Yukina dan Ardolph.
.
Yukina melihat ke sampingnya,
"Jadi ini adalah Bali ya..." kata seorang gadis dengan luka bakar di mata sebelah kirinya, ia berkata-kata dalam bahasa Mandarin. Yukina dan Ardolph tidak dapat memahami apa yang ia katakan.
Gadis itu berjalan-jalan kesana kemari.
.
Yukina melihat ke samping kirinya dan ia melihat seorang gadis dan seorang lelaki.
"Scorpion... kita beristirahat di sini dahulu." Kata gadis itu.
"Baiklah, tuanku." Jawab lelaki itu.
Mereka berdua beristirahat di atas pasir pantai itu.
Mereka berdua berbahasa Yunani, jadi Yukina dan Ardolph tidak dapat memahami mereka.
.
"Aah hangatnyaa.." kata seorang wanita.
"Iya, Bali memang hebat.." kata pria di sampingnya.
Mereka berdua berbahasa Spanyol, jadi Yukina dan Ardolph tidak dapat memahami mereka.
.
"Mengapa ada banyak sekali orang dengan bahasa yang berbeda-beda... aku jadi panik.." kata Yukina sedikit ketakutan.
"Tenang saja Yukina, memang sudah biasa jika pantai ini ramai.." kata Ardolph.
"Tapi.. banyak sekali orang asing.." kata Yukina ketakutan.
"Ya, karena pantai ini berisikan banyak sekali wahana bahari." Kata Ardolph.
"Aku mau ke tempat yang sedikit orang.." kata Yukina gemetar sambil pergi ke sebuah tempat yang teduh, meskipun masih saja ramai.
Ardolph duduk di sampingnya.
.
Yukina mulai memainkan pasir. Tak lama, seseorang datang,
"BAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!"
Yukina sangat terkejut hingga hampir memukul orang yang mengejutkannya.
"Takusan! Jangan mengejutkan ku dong.." keluh Yukina.
"Habisnya.. kamu terlihat lucu saat ketakutan begitu.." kata Takusan.
"D-Dasar.." keluh Yukina.
"Takusan? Apakah kelas 1B juga ikut ke Bali?" Tanya Ardolph.
"Yah, tidak semua.. sebenarnya hanya aku. Aku ingin mengajak Viola tetapi ia berkata bahwa akan ada audisi 3 hari ke depan dan ia harus datang, jadi ia tidak bisa.." kata Takusan.
"Jadi.. kau sendiri?" Tanya Yukina.
"Bersama keluarga tentunya." Kata Takusan.
"Oh.. begitu.." kata Yukina.
.
Akhirnya hari mulai siang, mereka semua makan bersama-sama.
"Habis ini, kita masih tetap di sini?" Tanya Kurosa.
"Kalian sudah bosan dengan 3 jam ini?" Tanya Ermin.
"Yah, tidak juga sih... tapi aku penasaran dengan jadwalmu." Kata Kurosa.
"Oh, jadwal ini bisa diubah kok jika kalian ingin menetap di sini." Kata Ermin.
"Kalau aku sih sudah sedikit bosan, sepertinya aku sudah menaiki semuanya." Kata Asuka.
"Begitu.. kalau mau pergi, kita bisa pergi kok." Kata Ermin.
"Ke mana?" Tanya Kurosa.
"Terserah sih, kalian bisa ke danau Bedugul untuk melihat bukit dan danau dan juga memancing, bagaimana menurutmu?" Tanya Ermin.
"Boleh!" Kata Kurosa dengan semangat.
"Baiklah, kita akan ke sana setelah makan siang selesai!" Kata Ermin.
"Hore!" Seru Kurosa.
.
Setelah makan bersama, mereka semua mengganti bajunya dan bersiap untuk pergi ke danau Bedugul.
Hai para pembaca setia Kannoya Academy. Terimakasih karena sudah mau membaca hingga sejauh ini dan untuk kelanjutan Kannoya Academy berikutnya masih dipikirkan dan sepertinya saya memerlukan bantuan kalian. Ada 2 pilihan, yaitu meneruskan hingga Yukina lulus dari Kannoya Academy, atau melompati kegiatan Yukina hingga ia lulus (timeskip) dan dilanjutkan dengan cerita filler kehidupan Night Hero dan Sun Hero pada masa lalu. Saya masih memikirkannya, dan juga mohon pendapatnya ya, terimakasih ^^
Comentário de parágrafo
O comentário de parágrafo agora está disponível na Web! Passe o mouse sobre qualquer parágrafo e clique no ícone para adicionar seu comentário.
Além disso, você sempre pode desativá-lo/ativá-lo em Configurações.
Entendi