"Ia telah mencapai Puncak dari Alam Kuning. Lalu apa? Aku juga sama mencapainya!"
Ujung bibir dari Putri Kesembilan Komandan tersungging tipis. Ia mulai menggunakan 'Kitab Tianhe', Tenaga Chi di tubuhnya menjadi berwarna putih dan menyelimuti kulitnya seperti aura.
Pedang Air Biru di tangannya mulai bereaksi dan mengeluarkan sinar cahaya lima meter panjangnya.
"Boom!"
Putri Kesembilan Komandan mengayunkan lengannya, ia menggambar lingkaran pedang di atas kepalanya. Gerakan itu menciptakan lingkaran cahaya berwarna putih dan Semburan Pedang berputar kencang dan semakin kencang hingga mengarah ke atas Lin Ningshan.
"Bagaimana mungkin?"
Apakah Putri Kesembilan Komandan juga telah menembus Puncak dari Alam Kuning?
Di samping itu, sepertinya Tenaga Chi milik Putri Kesembilan Komandan juga menjadi lebih kuat saat ini. Tenaga Chi itu menjadi lebih padat dan memberikan nuansa dingin yang kental.
Lin Ningshan merasakan bahwa Tenaga Chi miliknya lebih lemah dibandingkan dengan milik Putri Kesembilan Komandan.
"Dia benar-benar telah berhasil menguasai level pertama dari Kitab Tianhe. Aku tidak menyangka bahwa kualitas fisik saudari kesembilan cukup mumpuni untuk mempelajari Kitab Tianhe," batin Zhang Ruochen.
Latihan olahraga adalah lebih baik bila itu mampu meningkatkan kemampuan dan keterampilan, terlebih lagi kekuatan fisik dari para ksatria.
Sejujurnya, kekuatan fisik dari Putri Kesembilan Komandan mampu mengolah Kitab Tianhe dengan baik. Oleh karena itulah ia mampu menyelesaikan latihan olahraga level pertama dari Kitab Tianhe dalam kurun waktu yang cukup singkat.
Jika Le mempelajari Kitab Tianhe, maka tidak ada jaminan bahwa ia akan mampu mempelajari Kitab Tianhe dengan kecepatan yang sama seperti Putri Kesembilan Komandan. Itu bukan karena talenta milik Putri Kesembilan Komandan lebih unggul, tetapi karena kekuatan milik Le tidak cocok dengan jenis olahraga yang ada di Kitab Tianhe.
Sebagaimana Putri Kesembilan Komandan juga telah mencapai tingkatan Puncak dari Alam Kuning, maka hasil dari pertarungan menjadi sulit untuk diprediksi.
Lin Ningshan sedikit takjub dengan teknik pedang milik Putri Kesembilan Komandan.
Memang, Putri Kesembilan Komandan telah mempelajari teknik pedang dengan jelas yang lebih tinggi daripada Lin Ningshan, termasuk juga bahwa Tenaga Chi milik Putri Kesembilan Komandan adalah lebih murni. Oleh karena itu, meski Putri Kesembilan Komandan menggunakan teknik pedang kelas rendah, serangan miliknya tetaplah lebih kuat.
Mereka berdua adalah disebut sebagai "Dua Tercantik di Kota Yunwu, itu mengindikasikan bahwa kecantikan dua gadis itu adalah di atas rata-rata gadis lain. Setiap teknik pedang yang digunakan oleh mereka terlihat sangat menawan dan elegan. Teknik pedang itu seperti gerakan tarian yang sedang dilakukan oleh para peri.
Setiap ayunan pedang milik mereka adalah sangat berbahaya, sebab setiap kali Semburan Pedang itu dilepaskan, maka itu mampu menciptakan lubang menganga di tanah.
"Jadi, kau telah mencapai tingkatan Puncak dari Alam Kuning? Meski begitu kau tidak akan mampu menang melawan aku."
"Pemandu Pedang Suci!"
Lin Ningshan melepaskan teknik kelas rendah Tingkatan Ruh. Dengan mengayunkan lengannya, ia melepaskan sebuah Semburan Pedang yang memiliki panjang delapan meter, semburan itu meninggalkan jejak pedang di tanah dan melaju lurus ke arah Putri Kesembilan Komandan.
Putri Kesembilan Komandan tidak mempelajari teknik pedang kelas rendah Tingkatan Ruh melainkan hanya berhasil mempelajari sebuah teknik pedang kelas superior Tingkatan Manusia. Teknik itu adalah teknik pedang lembut.
"Kelembutan dan keheningan!"
Putri Kesembilan Komandan menggenggam pedang dengan kedua tangannya dan mengayunkan itu ke arah tanah, Semburan Pedang miliknya bertemu dengan serangan dari Lin Ningshan.
"Boom!"
Tangan Putri Kesembilan Komandan terkena Semburan pedang, lengan miliknya meneteskan darah.
Kekuatan dari teknik pedang kelas rendah Tingkatan Ruh tidak bisa dibandingkan dengan teknik pedang Tingkatan Manusia. Pada akhirnya, Putri Kesembilan Komandan adalah sedikit lemah daripada Lin Ningshan.
Lin Ningshan tertawa dingin. Sekali lagi ia melangkahkan kaki dan mengejar Putri Kesembilan Komandan, ia menggunakan serangan "Pemandu Pedang Suci".
Melihat Putri Kesembilan Komandan yang hanya bisa mundur dan terdesak akibat serangan Lin Ningshan, Zhang Ruochen berkata, "Saudari kesembilan, jangan bertarung dengannya secara langsung, gunakan strategi gerakan dan optimalkan penggunaan Tenaga Chi milikmu."
Mendengar apa yang dikatakan oleh Zhang Ruochen, Putri Kesembilan Komandan langsung menyadari sesuatu. Tiba-tiba ia melepaskan teknik pedang kelas menengah Tingkatan Manusia, ia menjadi sebuah bayangan dan bergerak ke samping demi menghindari serangan dari Lin Ningshan.
Meskipun teknik pedang Tingkatan Spiritual memiliki kekuatan yang lebih tinggi, teknik itu juga menghabiskan Tenaga Chi yang tidak sedikit. Dan Lin Ningshan yang juga baru saja mencapai tingkatan Puncak dari Alam Kuning tidak lain adalah kekurangan Tenaga Chi. Bisa dipastikan bahwa jika sampai Lin Ningshan menggunakan 10 lagi serangan dari Tingkatan Ruh maka ia akan benar-benar kehabisan Tenaga Chi.
Lin Chenyu yang berdiri di luar Lapangan Bela Diri dengan tangan yang disilangkan di punggung itu berkata, "Sebagaimana kau telah mencoba untuk mengarahkan Putri Kesembilan Komandan, maka bolehkah aku juga berlaku demikian?"
Zhang Ruochen menangkupkan kedua tangannya ke depan, ia tersenyum dan berkata, "Tentu, silahkan."
Lin Chenyu berkata, "Ningshan, sebagaimana Putri Kesembilan Komandan yang hanya ingin menghindar, maka kau harus mengikuti dan sesegera mungkin menangkapnya. Gunakan Teknik Pedang Pembunuh dari Keluarga Lin dan hentikan gerakan dia."
Lin Ningshan mendengar apa yang dikatakan oleh saudara lelakinya, maka ia melakukan apa yang dikatakan. Ia menggunakan Teknik Pedang Pembunuh, ia mengejar Putri Kesembilan Komandan dan membuatnya terpojok.
Baju dari Putri Kesembilan Komandan terbelah lagi oleh sebab ayunan pedang Lin Ningshan.
Zhang Ruochen yang berada di luar Lapangan Bela Diri itu berkata, "Saudari kesembilan, gunakan teknik pedang air biru dan serang bagian perut."
Putri Kesembilan Komandan melakukan apa yang dikatakan oleh Zhang Ruochen, ia mengayunkan pedang air biru dengan cepat. Ujung pedang milik Putri Kesembilan Komandan berhasil menggores bagian perut Lin Ningshan.
"Sebuah goresan!"
Di bagian perut Lin Ningshan, baju miliknya terbelah, itu memperlihatkan kulit perutnya yang putih. Putri Kesembilan Komandan hampir saja berhasil menumpahkan darah.
Zhang Ruochen dan Lin Chenyu adalah sama-sama lebih mahir perihal Seni Bela Diri daripada Putri Kesembilan Komandan dan Lin Ningshan, maka dengan arahan dari kedua lelaki itu, pertarungan menjadi cukup sengit, sekaligus berbahaya.
Itu bukan hanya sebuah pertarungan antara Putri Kesembilan Komandan dan Lin Ningshan, melainkan juga pertarungan antara Zhang Ruochen melawan Lin Chenyu.
"Lin Ningshan, gunakan Keterampilan Pedang Suci dan arahkan ke wajahnya."
"Saudari kesembilan, jangan kau hadapi dia langsung, ambil tiga langkah ke kiri dan mundur, setelah itu lancarkan serangan."
…
Zhang Ruochen dan Lin Chenyu masih sama-sama mengarahkan Putri Kesembilan Komandan dan Lin Ningshan. Setengah jam berlalu dan belum juga ada yang menang, kedua gadis itu masih melanjutkan pertarungan dengan lebih banyak variasi serangan.
Zhang Ruochen melihat Putri Kesembilan Komandan telah terluka di lima titik, setiap titik mengeluarkan darah. Ia tahu bahwa jika pertarungan terus berlanjut, maka Putri Kesembilan Komandan dan Lin Ningshan akan sama-sama mendapatkan luka yang serius.
Apakah mereka berdua kalah dan terluka?
Zhang Ruochen menggelengkan kepala dan mengambil pedang dari tangan Le, ia menggenggam pedang itu dan berkata, "Saudari kesembilan, lihat bagaimana aku menggunakan gerakan ini, Pedang Plum Penghancur!"
Zhang Ruochen yang berdiri di luar Lapangan Bela Diri itu mempraktikkan gerakannya. Ia menghunuskan pedang miliknya dan terlihat tujuh Semburan Pedang berbentuk lingkaran terlepas dari pedang miliknya.
Pedang Plum Penghancur adalah salah satu teknik pedang dari Keterampilan Pedang Suci, tetapi Lin Ningshan belum juga mampu mempelajarinya.
Melihat Putri Kesembilan Komandan yang menggunakan teknik Pedang Plum Penghancur, Lin Ningshan menjadi panik dan buru-buru menghindar.
Di luar Lapangan Seni Bela Diri, Zhang Ruochen telah memprediksi bahwa Lin Ningshan akan menghindar dengan mengayunkan lengannya ke kanan, pedang itu ditekan ke tanah dan mulai mengayunkan tubuh ke kanan.
Putri Kesembilan Komandan melihat Zhang Ruochen mengganti serangannya dan ia mengikuti gerakan yang sama, kemudian Pedang Air Biru miliknya ia hunuskan ke sebelah kanan.
"Swish!"
Ketika pedang miliknya berhenti, itu adalah tidak lebih dari satu inci, pedang itu berhenti tepat di depan leher Lin Ningshan.
Ekspresi wajah Lin Ningshan mengindikasikan bahwa ia belum bisa menerima dan ingin menyerang lagi.
"Jangan bergerak!"
Putri Kesembilan Komandan menekan pedangnya lebih kuat. Ujung pedang miliknya menempel di kulit leher Lin Ningshan, setetes darah mengalir seiring dengan ujung pedang yang ditekan menempel semakin dalam itu.
Jika Lin Ningshan berani melawan, maka pedang itu akan menancap semakin dalam.
Pada saat itu, Putri Kesembilan Komandan sangat senang. Dengan pedang yang menempel di leher Lin Ningshan, ia mencoba untuk menyentuh pipi Lin Ningshan, ia tersenyum dan berkata, "Saudari Ningshan, sebaiknya kau tidak bergerak! Karena jika sampai tidak sengaja pedangku menggores wajahmu yang cantik, maka itu akan menjadi sebuah tragedi!"
Lin Ningshan tidak berani bergerak. Ia ketakutan jikalau sampai Putri Kesembilan Komandan menggores wajah miliknya
Dengan identitas milik Putri Kesembilan Komandan saat ini, jika sampai ia menggores wajah orang lain, maka kemungkinan terbesar ia hanya dimarahi oleh Komandan Pangeran Yunwu dan Ratu. Namun, mereka tidak akan pernah benar-benar menghukum Putri Kesembilan Komandan.
"Jika bukan karena bantuan dari Zhang Ruochen, kau tidak akan mampu mengalahkanku." Lin Ningshan mengatupkan kedua giginya rapat-rapat dan hanya bisa menahan amarah, ia berkata, "Kita harus bertarung lagi dengan lebih adil."
"Aku telah menang, mengapa aku harus bertarung denganmu lagi?" Putri Kesembilan Komandan menggoda Lin Ningshan dan mengerlingkan satu matanya.
Pedang miliknya tetap ia tekan di leher dan wajah Lin Ningshan sehingga kapanpun Lin Ningshan bergerak dan macam-macam, maka wajahnya akan tergores.
Sebelum pertarungan, Lin Ningshan sama sekali tidak menyangka bahwa dirinya akan kalah dengan Putri Kesembilan Komandan. Bahkan sampai sekarang, ia tetap tidak bisa terima bahwa ia telah dikalahkan oleh Putri Kesembilan Komandan.
Lin Ningshan sangat kecewa dan berkata, "Jika kau mau bertarung lagi, kita bisa gandakan taruhannya. Jika aku kalah lagi denganmu, aku akan menjadi gadis pelayanmu dan melayanimu selama sepuluh tahun."
"Tidak tertarik!"
Putri Kesembilan Komandan menggelengkan kepala dan berkata, "Aku tidak punya waktu untuk bertarung denganmu. Kau telah kalah bertarung, maka berlututlah dan minta maaf padaku, atau aku akan benar-benar merusak wajahmu dan membuatmu menjadi buruk rupa."
Zhang Ruochen menggelengkan kepalanya dan menghembuskan nafas. "Pertarungan antara wanita adalah sesuatu yang sungguh mengerikan."
Namun, ia tidak sedang merasa simpatik kepada Lin Ningshan!
Jika Putri Kesembilan Komandan kalah bertarung, maka Lin Ningshan sangat mungkin akan memperlakukannya dengan lebih kejam dan merendahkan Zhang Ruochen.
Mata Lin Ningshan penuh dengan dendam kebencian, ia berkata, "Aku setuju untuk meminta maaf, tetapi aku tidak setuju jika harus berlutut dan meminta maaf."
"Aku telah menang, dan aku ingin kau berlutut. Kau yang pilih! Jika kau tidak berlutut, aku akan merusak wajahmu." kata Putri Kesembilan Komandan.
Mata Lin Ningshan menatap Lin Chenyu, ia meminta dukungan.
Lin Chenyu berkata, "Yang Agung, terhadap sesama harus saling memaafkan…"
"Diam kau! Siapa kau? Kau bukan siapa-siapa selain pelayan saudara ketujuh, apa kau pantas berbicara denganku?" kata Putri Kesembilan Komandan.
Ekspresi wajah Lin Chenyu berubah menjadi kelabu, ia menyiratkan tatapan yang mematikan, namun ia dengan cepat mengendalikannya. Ia dengan sopan membungkuk kepada Putri Kesembilan Komandan dan berkata, "Pelayan ini tidak pantas. Ningshan, berlututlah segera dab minta maaf kepada Putri Kesembilan Komandan."
Tatapan mata Lin Ningshan benar-benar gelap oleh dendam, seluruh tubuhnya bergetar. Baginya, untuk berlutut di depan seorang Putri Kesembilan Komandan adalah penghancuran harga diri yang luar biasa.
Putri Kesembilan Komandan mengerlingkan mata, ia tersenyum dan berkata, "Aku adalah orang yang diplomatis, maka jika kau mau membayar satu juta koin perak, maka aku akan membiarkanmu pergi, dan kau tidak perlu berlutut."
"Satu juta koin perak, darimana aku mendapatkan itu?" kata Lin Ningshan.
Mata Putri Kesembilan Komandan memandang Zhang Ruochen yang berdiri di luar Lapangan Bela Diri. Maksud dari tatapan mata yang berkilau itu sangat jelas, "saudara kesembilan punya hutang satu juta koin perak padamu. Jika kau tidak menagih itu, maka aku akan melepaskanmu."
Lin Ningshan, tentu saja, mengerti dengan maksud dari Putri Kesembilan Komandan, ia juga menatap Zhang Ruochen.
Jika ia mampu menghasilkan satu juta koin perak, maka ia akan memilih untuk tidak berlutut.
Tetapi, satu juta koin perak adalah sesuatu yang besar bagi seluruh keluarga Lin. Dan Lin Ningshan tidak akan pernah bisa menghasilkan itu lagi.
"Baiklah! Aku akan berlutut!"
Lin Ningshan sepertinya telah membuat keputusan yang bijak. Ia tidak percaya bahwa ia harus berlutut di depan Putri Kesembilan Komandan, "Yang Agung, Putri Kesembilan Komandan, saya benar-benar minta maaf. Segala sesuatu yang terjadi sebelumnya adalah kesalahan saya, tolong ampuni saya."
Putri Kesembilan Komandan benar-benar terkejut!
Putri Kesembilan Komandan tidak benar-benar bermaksud untuk merendahkan Lin Ningshan. Ia hanya ingin menekan Lin Ningshan agar mengembalikan satu juta koin perak milik Zhang Ruochen.
Ia tidak menyangka bahwa Lin Ningshan akan berlutut demi satu juta koin perak, ia tidak menyangka bahwa Lin Ningshan akan rela direndahkan dan minta maaf dengan cara yang seperti itu.
Jika mereka bertukar tempat, maka Putri Kesembilan Komandan tidak akan pernah mau untuk berlutut dan minta maaf dengan cara yang seperti itu.