Baixar aplicativo
80.95% JANJI MANIS SULTAN / Chapter 34: 4 Musketers

Capítulo 34: 4 Musketers

Ku terbangun saat Nino sedang membereskan tas ranselku.Dia meledekku saat menemukan pakaian dalamku.

"Gue tau nih ukurannya berapa"ledeknya.

"Bomat"kataku berusaha merebut tas ranselku.Nino malah menahannya.Dia menutup tas ranselku.lalu membantuku bangkit,"Bau banget sih lo,pulang mandi ya"ledeknya.

Aku tertawa,"Sengaja biar elo jauh dari gue"kataku melangkah mendahului Nino.Nino membawakan tas ranselku sampai ke bus.

"No,di cariin Febry noh di mobilnya"kata Omen.

"Ngapain?"tanya Nino.

"Tau,turun dulu deh"kata Omen duduk disebelahku.Nino turun,Aku menyender di bahu Omen.Cukup lama Nino turun lalu dia naik."Pas sampe sekolah tunggu gue dateng ya.Gue naik mobil bareng Febry"keluhnya sambil memberikan kunci mobil pada Omen.Sorakan terdengar dari genk Nino Cs.

"Ga setia kawan lo"ledek Obi.

"Biarin aja jadi lega bangkunya"kata Roland sambil mengambil posisi untuk tidur.

"Tunggu di sekolah ya Non,gue beresin dulu nona manja"katanya sambil mengusap kepalaku lalu turun.

Aku semakin menyenderkan kepalaku di bahu Omen lalu mulai memejamkan mata.Tapi pikiranku melayang dan dadaku terasa nyeri lagi.Lagi lagi aku harus membagi Nino dengan yang lain.Aku menghela nafas.

"Tidur aja,tar kalo sampe gue bangunin"kata Omen.

Aku diam tak menjawab.Akhirnya bus jalan pulang.Kami tiba di sekolah menjelang sore.Kami menunggu Nino di dalam mobilnya.Obi dan Roland sudah tertidur di jok belakang.Kantukku pun hilang jadi aku hanya mendengarkan musik dari radio.Omen santai merokok di dalam mobil dengan pintu yang terbuka.

"Hai lama ya?" sapa Nino dengan nafas terengah di pintu samping kemudi yang di duduki Omen.Omen bangkit,"Anjir lama amat lo,kesel gue?"

"Minggir, pindah kr belakang lo!"kata Nino mengusir.Omen keluar mobil lalu masuk ke kursi belakang.Obi dan Roland terbangun.Nino sudah menutup pintu mobil dan menyalakan mobil.,"Pulang apa makan dulu Non?"tanya Nino.

"Pulang"kataku.

"Makan"sahut Obi berbarengan dengan Roland.

"Kalo makan aja lo dengar.Gue mah bebas Bro"kata Omen.

Nino hanya tersenyum lalu menghentikan mobilnya di warung bakso tak jauh dari rumahku.

"Makan bakso ya,bis itu pulang"kata Nino padaku.

Aku hanya mengangguk.Tiga curut malah udah turun dan memesan saat aku dan Nino sampai di meja yang mereka duduki,"Anjir bos belum nongol udah pesan aja lo,yang bayar elo ya"ledek Nino.Tiga curut hanya cengar cengir."Rol geser ambil bangku,Non duduk"perintahnya.

Roland pindah duduk di bangku terpisah di ujung meja.Aku duduk di sebelah Nino.Aku sandarkan kepalaku di bahu Nino.Nino memesan bakso untukku dan dia.Dia tahu menu bakso favoritku tanpa perlu aku repot memesannya.Nino menyingkirkan botol cuka di atas meja dan juga mangkok sambel saat pesanan bakso kami datang.

Aku tak berminat berdebat dengannya.Aku juga ga banyak protes, saat dia memberikan sedikit sekali sambal di baksoku.Aku makan baksoku pelan pelan tanpa minat.

"Yang bener makannya,kan bakso Non,gue ga kasih elo makan beling"katanya kesal.

"Elo ga ngasih gue sambel yang banyak sama cuka.Bakso gue mana enak.Kaya makanan orok"keluhku.Mereka tertawa.

"Anjir, sakit aja masih galak.Heran gue No,elo betah banget dekat Queen"keluh Obi.

"Makanya elo jangan berani dekat,cuma gue yang tahan"kata Nino.Aku merengut kesal.

"Kita kemana abis ini?"tanya Roland.

"Antar Queen lah"jawab Omen.

"Maksud gue abis antar Queen"tambah Roland.

"Pulang,ngantuk gue,semalaman ga tidur"keluh Nino.

"Si Febry kenapa No,elo lama amat"tanya Obi.

"Ngamuk ga mau gue putusin.Ribet banget deh,gue udah bilang kalo dia jealous liat gue dekat ma Queen,kita putus aja.Eh malah nangis ga mau putus.Sampe lelah hayati gue" keluh Nino lagi.

"Udah gue bilang elo jangan mau pacaran ma dia,suaye sih lo"kata Obi.

"Gampanglah entar gue putusin,sekarang masih panas"kata Nino cuek.

Aku hanya diam menanggapi ocehan mereka.

"Tapi di pikir pikir emang ga bakal ada yang tahan ya,liat elo mesra mulu ma Queen"kata Omen.Aku tersedak.Nino memberikan aku es teh manisku.Aku langsung meminumnya.

"Pelan pelan sih kalo makan,heran"keluh Nino.Aku menatap sebal ke arahnya.

"Synthia tahan,malah akrab temenan sama Queen,sayang aja dia jealous liat gue jalan ma mantan gue.Febry tuh salah satu cewe yang punya pikiran sempit"kata Nino serius.

"Ada juga otak elo yang geser.Mana ada cewe yang mau pacarnya ribet sama cewe lain.Lagi elo deket deket gue trus"keluhku.

Nino tertawa,"Elo ma gue udah deket sebelum gue pacaran ma tuh cewe cewe.Masa gara gara pacaran gue mesti jauh dari elo,aneh.Trus kalo gue perhatian sama elo karena elo cewe sama laki yang ga bisa jaga diri lo,gue cuma jagain elo"jelas Nino.

"Alibi elo mah"ledek Roland.

Tiga curut tertawa minus aku dan Nino.

"Abis gimana? cuma Queen yang tahan dekat gue"kata Nino.

"Berani taruhan gue,kalo yang tahan dekat elo si juwi,elo ga bakal bersikap kaya elo ke Queen"kata Roland menyebalkan.Juwi adalah teman satu angkatan kami yang gendut.

"Orang buta juga tau kalo Queen cakep,elo begitu karena takut Queen sama orang,soalnya si cuma Queen yang otaknya waras ga mau sama elo"ledek Omen.

Aku merona dan Nino hanya menggaruk tengkuknya grogi,"kok jadi gue di bully,bayar sendiri makanan lo"ancam Nino.Mereka tertawa.Setelah makan,mereka mengantarku pulang,Mama dan Papa menyambut hangat mereka.Mama bahkan mengajak mereka makan malam.

"Anjir perut apa perut,perasaan bis makan bakso"keluh Nino saat Obi dan Roland ikut makan lagi.

Nino duduk di sofa single di sisi kanan dan Omen duduk di sofa single di sisi kiri.sedangkan Obi dan Roland duduk di karpet bawah sofa.Aku bersyukur punya orang tua yang membebaskanku bergaul dengan siapa pun.Mama dan Papa ku bahkan tidak keberatan aku punya banyak teman lelaki di banding perempuan.Mereka bukan orang tua yang kolot.Karena itu Nino cepat sekali akrab begitu juga 3 curut.

Papa tampak santai mengobrol sambil merokok sedangkan aku tiduran di pangkuan Mama.

"Berarti om bisa tenang ya nitip anak Om sama kalian? udah di jaga 4 musketers"kata Papa.

"Tenang om kalo soal itu mah,Queen aman selama ama kita"kata Roland.

"Aman pala lo"ledek Obi.

"Semalam tuh Queen ga tidur om,soalnya ada acara jurit malam.Dia kan emang ga kuat begadang makanya pingsan,kurang makan juga"jelas Nino.

"Iya,untung Nino tau kondisi kamu sayang"kata Mama.

Aku bangun dari tidurku,"Dia yang gotong aku semalam"kataku.

"Berat ga No?"tanya Mama.

Nino tertawa,"Lumayan tan,encok jyga pinggang"keluh Nino.

"Alah biar di puji doang lo"kata Obi.

"Lah yang gotong emang cuma gue,elo keburu nyungsep tidur"sanggah Nino.

Kami tertawa lagi.

"Queen tuh emang ga boleh cape sedikit,tante nitip ya.Dia emang suka bikin orang repot tapi ngeyel demen banget punya banyak kegiatan"kata Mama.

Nino Cs hanya manggut manggut mendengarkan.Obrolan kami berhenti saat waktu menunjukkan jam 9 malam.Nino cs pamit.Mama dan Papa hanya mengantar sampai pintu rumah sedangkan aku mengantar mereka sampai gerbang.Tiga curut itu masuk mobil duluan.Obi yang nyetir sekarang saat Nino mengeluh ngantuk.

"Gue balik ya,besok kalo belum sehat banget ga usah sekolah,tar pulang sekolah gue kesini nengokin elo"kata Nino.

Aku hanya tersenyum,"Liat besok deh No,makasih ya udah nolongin"kataku.

"Udah tugas gue Non,kan gue emang selalu janji buat jagain elo"kata Nino manis.

Boleh ga sih aku terbang dengar nino ngomong gitu,meleleh rasanga saudara saudara

"Udah sana masuk,gue balik"kata Nino mencium pipiku sekilas.Kebiasaannya yang ga pernah dia lupa.

Aku melambai saat Nino dan Roland membuka kaca mobil.


next chapter
Load failed, please RETRY

Status de energia semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Pedra de Poder

Capítulos de desbloqueio em lote

Índice

Opções de exibição

Fundo

Fonte

Tamanho

Comentários do capítulo

Escreva uma avaliação Status de leitura: C34
Falha ao postar. Tente novamente
  • Qualidade de Escrita
  • Estabilidade das atualizações
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo

O escore total 0.0

Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
Vote com Power Stone
Rank NO.-- Ranking de Potência
Stone -- Pedra de Poder
Denunciar conteúdo impróprio
Dica de erro

Denunciar abuso

Comentários do parágrafo

Login