Abigail mencoba duduk ketika melihat seorang dokter masuk.
"Tenang ..." Dokter itu bergegas mendekatinya dan meletakkan tangannya di bahu Abigail, tidak membiarkannya duduk.
Abigail mengerjapkan mata kepadanya, merasa suara lelaki itu familiar. Dia berpikir telinganya berdengung karena kelemahannya dan derita. Namun dia tidak bisa mengalihkan pandangannya darinya, bertanya-tanya siapa dokter ini.
Sebagai topeng dokter ditarik, wajah Jasper terungkap, nafas Abigail tercekat di tenggorokannya. Keterkejutan melihatnya menyamar sebagai dokter telah membanjirinya, tetapi matanya berkaca-kaca, memperlihatkan emosi yang bergolak di dalamnya.
"Jasper!" bisiknya menyebut nama itu. Matanya yang berkaca-kaca terkunci dengan matanya. Kecemasan dan ketidakpastian yang mencengkeram hatinya mulai memudar, memberi jalan bagi rasa optimisme yang baru.