"Sayang! Apa kamu masih sakit? Kalau iya, kamu tunda saja keberangkatan mu ke Kota A. Julian pun pasti akan mengerti." Kata Renata setelah menempelkan telapak tangannya pada kening Qiara.
Renata tau betul bagaimana Qiara kalau sakit. Ia manja dan selalu ingin dipeluknya kelau mau tidur dimalam hari sehingga ia cemas jika Qiara jauh darinya disaat sakit begitu.
"Qiara sudah baikan kok Ma. Selain itu, Qiara tidak mungkin menghianati janji etelah beberapa kali menunda keberangkatan Qiara." Jawab Qiara sambil berusaha melukis senyuman di bibirnya.
"Tapi ... Wajahmu masih pucat sayang. Badan kamu juga masih anget." Sahut Renata dengan ekspsi cemas.
"Mama ... Qiara baik-baik saja. Atau, Mama tidak rela melepaskanku pergi? Bukankah Qiara sudah mengajak Mama?" Kata Qiara dengan suara lembut.