Baixar aplicativo
16.66% Istana Pasir / Chapter 1: Gagal cuti
Istana Pasir Istana Pasir original

Istana Pasir

Autor: Is_Dinia88

© WebNovel

Capítulo 1: Gagal cuti

Seorang gadis manis, terlihat terburu-buru keluar dari pusat perbelanjaan.

Dengan rambut hitam lebat yang diikat tinggi bagai ekor kuda, hingga akan berayun kekanan dan kekiri ketika ia berjalan.

Dia melangkah cepat menuju parkiran, menghampiri sepeda motor matic hijau muda, menggantung kantong belanjaannya, serta memakai helm dan segera memacu kendaraannya dengan laju.

Dia adalah Raisya putri yang kerap disapa Ica,

Gadis muda, berusia 25 tahun hanya lulusan SMA, bertubuh tidak terlalu tinggi, berkulit putih bening, berwajah bulat oval, dengan dua lesung pipi yang akan menambah manis wajahnya jika ia tersenyum.

Meski hanya lulusan SMA, namun Ica pandai bergaul, cerdas, pintar dan memiliki pengetahuan yang luar biasa, hal itu yang membuat Ica bisa diterima bekerja disebuah Kantor penerbit terkemuka di Kotanya.

Tepat didepan sebuah pagar rumah semi permanen, dengan tembok bernuansa putih, motornya berhenti, setengah berlari, ia masuk sembari menenteng belanjaannya.

"Loh... Ica?? Kok buru-buru? Ada apa??

Tanya Mama Sarah heran.

"Iya Ma... Ica ditelpon Pak Leo, disuruh kekantor sekarang!"

Jawab Ica sambil berlari masuk kamar.

Mama Sarah menyusulnya, masuk kekamar.

"Bukannya Kamu ambil cuti ya sampi 3 hari kedepan?"

"Iya sich... Tapi katanya ada meeting dadakan buat event yang dimajuin Ma,,"

Ica menjawab, sembari membenarkan kerah blazernya.

Ica bergegas, meraih tas dan segera memasukkan laptop beserta flashdisk yang tergeletak diatas meja.

Ica adalah seorang pekerja keras dikantornya, statusnya sebagai salah satu staf marketing communication membuat ia selalu super sibuk setiap hari.

"Selamat siang Ibu Ica..!!!"

Sapa seorang security kantor ketika Ica tiba di depan sebuah gedung tiga lantai yang bernuansa abu-abu.

"Selamat siang juga Pak Daus....."

"Gak jadi cuti Bu?"

"Huh... Banyak yang rindu sama Saya Pak..hehheheh"

Dikantor, Ica dikenal sangat ramah, periang, dan supel dalam bergaul terhadap siapapun.

Tak ada yang tak kenal dengan sosok Ica, mulai dari Ob, Security, seluruh staf, hingga semua jajaran Atasan mengenal Ica.

Ica melangkah cepat, menuju lantai dua, tempat dimana kehadirannya saat ini sedang ditunggu-tunggu.

"Siang Pak Boss!!"

Sapa Ica ketika tiba didepan pintu ruangan Pak Leo, Sang Kepala Staf marketing.

"Nah...Ini nich, Miss Event kita, Sini ca....Masuk!"

Panggil Pak Leo sumringah.

Bisa dibilang, Ica adalah jantungnya disetiap Event pameran yg biasa diadakan kantornya.

"Maaf ya Ca... kamu jadi batal cuti, tapi Saya janji, selesai Event, Saya akan kasih kamu cuti satu minggu, plus lagi bonus akan saya cairkan!"

Bisik Pak Leo didekat telinga Ica.

"Siap Pak...!"

Ica mengacungkan dua jempolnya kearah Pak Leo.

Meeting selama 3 jam berjalan lancar sesuai harapan, mulai dari Promosi, pemilihan produk, Gimmick, hingga pemilihan kostum SPG Event semua atas ide dari Ica, dan boleh dibilang tak pernah ada Even yang tak sukses ditangan Ica.

Satu persatu meninggalkan ruangan termasuk Pak Leo,

"Ica, belum mau pulang?"

Tanya Pak Leo ketika melintasi ruang kerja Ica dan melihat Ica masih duduk santai memainkan ponsel.

"Eh... Belum Pak.. masih ada yang ditunggu"

Jawab Ica.

"Oke Ca... Saya duluan ya.. sampai ketemu besok!"

"Oke Pak!!"

Setelah Pak Leo berlalu, perhatian Ica kembali pada ponselnya.

Sebuah pesan ia kirimkan.

"Aku sedang rindu.... kita ketemu??"

Hanya berselang beberapa detik dari pesan yang ia kirim, ponselnya berdering, sebuah panggilan masuk.

Seketika senyumnya tersungging manis menampakkan dua lesung pipi.

"Halo pacar...."

Sapa manis Ica pada seseorang yang sedang menelponnya.

Dia adalah Bayu pradipta, kekasih yang merupakan cinta pertamanya.

"Iya sayang... Aku juga rindu, Kamu dimana? biar Aku samperin kamu ya...!"

Balas Bayu.

"Aku lagi dikantor, Ehm.... Kita ketemu di kafe bulan ya... setengah jam lagi Aku sampe"

"Loh... Bukannya kamu cuti ya?? kok dikantor??''

"Iya, awalnya tapi gak jadi diundur selesai pameran katanya"

"Kok bisa??"

"Nanti aja ceritanya ya... Aku udah mau otw"

"Oh...Oke..Oke.. Hati-hati ya sayang..."

Ica segera bergegas setelah mematikan panggilan.

"Ibu Ica sudah mau pulang?"

Tanya Prapto, Ob kantor yang bersiap didepan ruangan Ica membawa seperangkat alat buat bersih-bersih.

"Oh..Iya Mas, ini juga sudah mau pulang, mau beres-beres ya?"

Ica beranjak dari kursinya, meninggalkan ruangan itu dengan tersenyum kearah Prapto.

Prapto mengangguk, dan bergegas masuk.

Ica melangkah cepat menuju parkiran kantor,

"Pulang ya Pak.....!"

Seru Ica, sembari melambaikan tangan kearah Pos security.

Motornya melaju cepat meninggalkan Kantor.

"Duaarrr...!!!"

Ujar Ica, menepak punggung bidang seorang pria yang tengah duduk diatas sepeda motor yang terparkir di halaman kafe bulan.

"Allahu akbar!! Ya Allah sayang, kaget Aku..."

Ujar Seorang Pria dengan seragam kerja, bertubuh tinggi, dengan rambut pekat tanpa pomade, beralis tebal, dan hidung mancung, berkulit agak gelap.

Bayu merupakan Seorang sales di perusahaan minuman.

Sikapnya yang lembut, penyayang dan penuh perhatian yang membuat Ica betah bertahun-tahun menjalin kasih dengannya, hampir 10 tahun mereka menjadi sepasang kekasih sejak mereka masih sama-sama di bangku SMP.

"Kenapa gak masuk pacarku?"

Tanya Ica manja.

"Sengaja nungguin kamu sayang...."

Bayu mengelus pipi chaby milik Ica.

Bayu kemudian meraih tangan Ica, mereka berdua bergandeng mesra masuk ke kafe Bulan.

Setelah memesan makanan dan minuman,

"Oh iya sayang, cerita donk... Kok kamu bisa gak jadi cuti??"

"Ehmm... Itu,, jadi ternyata Event pameran yang akan diadain kantor dimajuin awal bulan ini, itu loh...yang pernah Aku ceritain, kamu masih ingatkan??

"Oh.. yang kata kamu event besar itu ya??"

"Yup...Betul sekali sayang.... Makanya Pak Leo nyuruh Aku handle semua"

Ica menyesap jus sirsak pesanannya yang baru saja diantar pelayan kafe.

"Ehm... Emangnya kalau bukan kamu yang pegang, gak ada orang lain yang bisa ya sayang?"

Bayu mengaduk jus alpukat di depannya dan menyeruputnya dalam-dalam.

"Ya, sebenarnya ada juga sih...hahha..tapi mungkin gak sehebat Aku.."

Ica menepuk dada sembari memainkan alis matanya, menggoda Bayu.

Bayu yang melihat tingkah kekasihnya tak tahan untuk mencubit pipi chaby Ica dengan gemas.

"Ehm...Kamu gimana kuliahnya yang?"

Kali ini gantian Ica yang bertanya sembari menyuapkan kentang goreng ke mulut Bayu.

"Alhamdulillah.. lancar sayang.. kamu terus doain Aku ya, semoga Aku selalu bisa ngatur waktu antara kuliah, kerja dan kamu sayang.."

Bayu mengusap punggung tangan Ica dengan lembut.

Sementara Ica menatap lekat mata seorang laki-laki didepannya, yang saat ini tengah berjuang demi masa depannya kelak.

"Aku selalu membawa kamu disetiap doaku sayang..."

Bayu pradipta, yang dikenal sebagai seorang sales juga saat ini tercatat sebagai salah satu mahasiswa fakultas Ekonomi disebuah Universitas swasta dikotanya,, Sengaja mencari universitas yang bisa sambil kerja adalah pilihannya sejak pertama kali bertekad untuk menjadi tulang punggung keluarga sejak Ayahnya meninggalkan mereka sewaktu Bayu masih di bangku SMA.

Bayu selalu berharap, dengan gelar sarjana yang kelak ia dapat bisa merubah posisinya dari seorang Sales menjadi lebih baik, agar kelak jika menikah dengan Ica, maka Ica bisa hidup layak dan ia bisa membahagiakan Ica secara lahir maupun batin.

"Ehm... Sayang, besok Aku mau pergi ya...Ada tinjauan lokasi buat Event"

"Oke, jam berapa sayang...Besok Aku libur kerja, Aku juga gak kuliah, Aku antar kamu ya..."

"Ehmmm... Pengen sih... tapi gak perlu sayang,, Aku perginya sama Team..."

Ica menatap kekecewaan di wajah kekasihnya.

"Oh.. sama team, ehm... Brama ikut?"

Tanya Bayu cepat.

"Iya..."

Jawab Ica pelan.

Bersambung***


next chapter
Load failed, please RETRY

Status de energia semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Pedra de Poder

Capítulos de desbloqueio em lote

Índice

Opções de exibição

Fundo

Fonte

Tamanho

Comentários do capítulo

Escreva uma avaliação Status de leitura: C1
Falha ao postar. Tente novamente
  • Qualidade de Escrita
  • Estabilidade das atualizações
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo

O escore total 0.0

Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
Vote com Power Stone
Rank NO.-- Ranking de Potência
Stone -- Pedra de Poder
Denunciar conteúdo impróprio
Dica de erro

Denunciar abuso

Comentários do parágrafo

Login