Baixar aplicativo
93.15% Isi Kontrak Pernikahan / Chapter 68: Isi Kontrak Pernikahan

Capítulo 68: Isi Kontrak Pernikahan

Reno memutuskan untuk langsung pulang kerumah,mood nya sudah terlalu buruk untuk kembali kekantor dan berkutat dengaan pekerjaannya yang membutuhkan konsentrasi tinggi. Rebo pikir semua kekacauan pikirannya akan hilang ketika melihat istrinya dan mengelus perut buncitnya.

"Lagi ngapain sih,suaminya pulang sampai gak tau..." Reno menghampiri Lina yang tengah bersantai didepan televisi.

"Muas kuok udah puolang..." jawab Lina dengan mulut penuh makanan.

"Telan dulu baru ngomong..." Reno mencium pipi Lina dan mengambil duduk disampingnya.

"Ini apa sih...."tanya Reno begitu melihat isi piring Lina yang tak bisa ia tebak.

" Siomay... "Lina mencoba menyuapi sang suami yang masih terlihat bingung.

" Siomay kok begini... "Reno menahan laju tangan sang istri yang menuju mulutnya begitu masih merasa asing dengan siomay versi istrinya itu.

" Aku beli siomay gak pake siomay,hanya sayur koll dan kentangnya saja..."jelas Lina sadar jika makanan yang ia makan terlihat kacau karena kentangnya ia ancurkan dan sayur koll yang diiris halus.

"Itu namanya bukan siomay donk tapi pecel..." Reno baru tahu jika sang istri suka simay yang seperti ini.

"Siomay donk mas,kan bumbunya bumbu siomay bukan pecel.Jadi mau gak nih...."Lina merasa tangannya sudah terasa pegal karena harus memberikan penjelasan terlebih dahulu kepada sang suami.

" Sini biar mas saja yang nyuapin kamu..."Reno mengambil alih piring dan sendok dari tangan Lina.

"Mas tumben jam segini udah pulang..."

"Mas tadi abis ketemu klien didekat sini,jadi mas pikir mas pulang aja.Lanjut kerjanya dirumah aja bareng kamu..." Reno menyuapi sang istri yang sekarang sangat suka makan.Walaupun ia sekarang tak terlalu suka dengan nasi tapi makanan apapun Lina suka jadi tubuh Lina menjadi sedikit melar dimasa kehamilannya.

"Telan dulu baru ngomong..." tahan Reno begitu tau sang istri ingin menjawab disaat mulutnya masih penuh.

"Tapi sebelum mas mulai bekerja.Bisa aku minta sesuatu..."

Reno yang tau akan apa keinginan sang istri hanya tersenyum,karena ia tahu istrinya itu selalu memiliki banyak permintaan disaat ada disisinya.

"Apa kamu mau jajanan apa..." tebak Reno dengan tepat karena selama hamil permintaan istrinya itu tak pernah jaub dari jajanan.

"Hehe,pengen gulali,es campur,cendol terus sama batagornya juga boleh..." Lina mengabsen setiap makanan yang ia minta.

"Hey nak,kamu dengar itu.Ibumu ini sangat suka jajan..." adu Reno pada sang calon buah hati dengan mengelus perut Lina.

"Hmm mau dibeliin gak nih..."

"Iya,iya.Gitu aja kok ngambek..." Reno menciumi pipi Lina dengan gemas.

"Ayo..." ajak Lina yang terlihat sangat bersemangat untuk segera pergi berburu jajanan yang ia mau.

"Ayo mas makan..." paksa Lina meminta Reno untuk menghabiskan makanannya.

"Tapi aku udah kenyang sayang..." tolak Reno karena sungguh perutnya sudah sangat terasa penuh. sebab disetiap Lina jajan suatu makanan ya Reno harus ikut serta jika tidak Lina akan marah.

"Itu tinggal satu suap lagi..." Lina tetap memaksa.

"Ok gini aja.Mas kan udah nurutin semua kemauan kamu tapi ini gak gratis loh yank..."Reno berkata hal yang sungguh sangat Lina pahami itu apa.

" Ikhh lebih mahal bayarannya donk..."Lina mencoba menggoda sang suami.

"Nggaklah,itu sepadan tau..."ungkap Reno merasa istrinya itu masih mau mengerjainya.

"Ok,tapi gak boleh nambah ya..." ancam Lina sebab ia tau suaminya selalu minta nambah.

"Ikh,Nak ibumu jahat..." adu Reno pada sang calon bayi dengan wajah yang dibuat buat seolah sedih.

"Ya udah ayo..." Lina menarik Reno untuk bangun dari tempat duduknya.

"Gak,aku gak mau lagi nemenin kamu jajan.Perutku udah gak kuat..." Reno menyerah karena merasa perutnya sudah sangat penuh bahkan sudah terasa sesak.

"Pulang, bener nih gak mau ikut..."ucal Lina sebelum pergi berlalu dari hadapan suaminya yang masih terlihat bengong.

Lina memang ibu hamil yang lincah,dimasa kehamilannya yang memasuki trimester terakhir ia masih bisa berjalan dengan gagah dan tak pernah mengeluhkan hal apapun yang berhubungan dengan kesehatan. Ya mungkin itu efek dari usaha Reno yang selalu berusaha membahagiakannya lahir dan batin.

" Hey bumil tunggu... "teriak Reno girang begitu ia paham akan kata kata sang istri.

. . .

" Kerja sana..."usir Lina melihat suaminya yang masih betah nempel dikasur.

"Akh aku mau tidur dulu..." Reno merasa badannya perlu dicass terlebih dahulu.

"Ini udah sore mas,kalo tidur dulu nanti malam malah begadang..."

Reno tak menjawab bahkan ia terlihat sudah terlelap menjemput mimpinya.

* * *

"Lama lama adik kamu itu makin sombong ya,mentang mentang nikah sama orang kaya dia perlahan-lahan nyingkirin kita..." Omel ibu Lina.

"Udah lah bu,Lina itukan sekarang lagi hamil.Tunggu aja nanti,pasti dia datang kok..." saran Teh iyam,kakak dari Lina.

"Hey mau dia datang sekarang atau nanti jatah ibu tuh tetap sama,gak pernah nambah..." omel lagi sang ibu.

"Udah sih bu jangan ngarepin uang dari Lina terus.Uang dari usaha warung makan kita aja udah lumayan kok.Lagiankan Lina gak sepenuhnya lepas tangan sama kita..." Teh Iyam mencoba mengingatkan sang ibu.Jika warungnya bisa sampai sebesar ini itu juga hasil dari uang mahar Lina dulu ketika menikah.

Lina ketika menikah dengan Reno,semua yang keluarga Reno berikan kecuali cincin nikah semuanya ia berikan kepada sang ibu.

"Heuh susah ya ngomong sama kamu.Ibu minta alamatnya dia aja sini mana..." Ibu Lina meminta alamat rumah baru Lina pada sang anak.

"Buat apa.ibu jangan coba coba pergi kesana ya ..." ancam teh Iyam.

Teh Iyam dulu memang sama seperti ibunya sama sama tak suka pada adik bungsunya itu.Tapi seiring berjalannya waktu dan bertambahnya umur,ia tahu jika yang ia lakukan selama ini kepada Lina itu salah.

"Heuh ya sudah,kamu pikir ibu hanya bisa dapat informasi itu hanya dari kamu..." keukeh sang ibu sambil berlalu meninggalkan sang anak yang tengah sibuk didapur.


next chapter
Load failed, please RETRY

Status de energia semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Pedra de Poder

Capítulos de desbloqueio em lote

Índice

Opções de exibição

Fundo

Fonte

Tamanho

Comentários do capítulo

Escreva uma avaliação Status de leitura: C68
Falha ao postar. Tente novamente
  • Qualidade de Escrita
  • Estabilidade das atualizações
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo

O escore total 0.0

Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
Vote com Power Stone
Rank NO.-- Ranking de Potência
Stone -- Pedra de Poder
Denunciar conteúdo impróprio
Dica de erro

Denunciar abuso

Comentários do parágrafo

Login