"Yang mulia, pasukan kita sudah tidak bisa lagi untuk dibawa bertarung! " Laporan salah satu pemimpin pasukan Kekaisaran kepada kaisar yang tengah melihat pertemuan antar Vian vs komandan Deact.
"Cih, ternyata lawan kita kali ini tidak main main soal perang ini. " Guman Kaisar dengan ekpresi sedang mempertimbangkan sesuatu.
"Tidak ada pilihan lain.Kamu segera kembali ke pasukanmu... aku punya rencana terakhir... " Ucap Kaisar menyuruh pemimpin pasukan tadi kembali ke pasukannya.
"Baik yang Mulia... "
Setelah melihat kepergian pemimpin pasukan tersebut, tidak lama kemudian Kaisar mengeluarkan buku berwarna hitam pekar dengan aura yang sangat gelap.
"Yang mulia, bukannya itu buku-" Ucapan pemuda yang selalu berdiri di sampingnya dipotong langsung oleh Kaisar sendiri.
"Aku tau, tapi ini jalan terakhir, setelah mengunakan ini kita akan berlindung di ibukota, perintahkan semua pasukan bersiap! " Ucap Kaisar.
"Baik.. "
Aura yang begitu kuat dapat dirasakan secara tidak langsung oleh Ecy, yang sedang mengamati pertarungan Vian dan Komandan musuh.
"Aura... apa ini?Apa kau mengetahuinya?... " Ucap Ecy pada Fily yang juga merasakan aura yang tidak enak itu.
"Segera panggil seluruh ketujuh kematian kemari, karena sekarang akan ada sesuatu yang lebih merepotkan dari manusia itu... " Ucap Fily tiba-tiba panik dan menyuruh Ecy memanggil ketujuh bahannya kematian.
"Memang ada apa? bukannya terlalu berlebihan untuk memanggil mereka semua? " Ucap Ecy binggung dengan perubahan Fily yang tenang menjadi panik.
"T-idak, kau tidak mengerti aura ini cuma satu saja jawabannya... Cepat panggil mereka semua!! " Teriak panik Fily.
Menyadari akan ada sesuatu yang buruk akan datang, Ecy segera mengirimkan telepati ke tujuh bawahnya untuk berkumpul secepatnya.
Kalian, segera berkumpul kesini, akan ada sesuatu yang buruk yang akan terjadi.
Baik tuan...
Vian yang mendengar panggilan tuanya segera memberikan serangan yang cukup kuat untuk menjauhkan lawannya.
"Tebasan kebanggaan!! "
Duarkkk....
Serangan Vian berhasil membuat komandan Deact mundur sampai beberapa meter kebelakang.
Melihat, musuhnya sudah cukup jauh segera, Vian melesat kebelakang sesuatu perintah tuannya.
"Kenapa dia, mundur? padahal dia bisa saja menghabisiku saat tadi... Tunggu aura ini... " Ucap Komandan Deact bingung dengan tiba-tiba saja musuhnya mundur, tapi kebingungan nya digantikan dengan Ekpresi terkejut saat merasakan aura yang begitu mengerikan dan buruk.
"Sial, Kaisar itu apa dia sudah gila!... lebih baik aku juga mundur! " Ucap Komandan Deact melesat mundur juga kembali ke pasukan Kekaisaran.
***
"Kami sudah, menghadap tuan. " Ucap ketujuh bawahan kematian memberikan hormat pada Ecy.
"Berdiri, kalian pasti penasaran kenapa tiba tiba aku memanggil kalian tapi kali ini buka aku yang akan menjelaskan apa yang terjadi melaikan dia~" Ucap Ecy pada ketujuh bawahannya sambil memberikan isyarat melihat Fily.
"Ehkm, kali persiapan diri kalian karena... Salah satu tujuh dosa besar akan bangkit... " Ucap Fily menjeda ucapannya.
"!!!!! " Tidak hanya tujuh bawahannya Ecy yang terkejut, bahka Ecy juga ikut terkejut saat mendengar ucapan Fily.
"Apa kau serius... lalu siapa yang akan bangkit?" Ucap Ecy pada Fily.
"Dari Auranya... tidak salah lagi... Pride (kesombongan). "
Swusss.....
Tiba-tiba saja setelah Fily mengucapkan nama dari tujuh dosa, sebuah hembusan angin yang begitu kuat menerpa mereka semua dengan disusul sebuah aura hitam yang berkumpul di udara, diatas pasukan Kekaisaran.
"Sial, semua bersiaplah!! " Ucap Ecy langsung mengeluarkan pedangnya lagi. Yaitu pedang Kematian, jadi sekarang ada dua pedang yang berada ditangan Ecy.
Di kanan, pedang kutukan dan dikirinya, pedang kematian.
"Sebuah dosa yang yang selalu ada, dan bangkitnya ketujuh lainnya, bangkitlah Pride!!!! " Ucap Kaisar sambil membaca tulisan yang berada di buku hitam yang ditangannya.
Semua pasukan dari Kekaisaran tiba-tiba ambruk, tidak sadarkan diri dan berubah menjadi kabut hitam , tidak hanya itu mayat mayat perajurit Kekaisaran juga berubah menjadi kabut hitam.
Semua kabut hitam tersebut melayang ke udara menyatu dengan aura yang berada diudara.
Kaisar yang menyadari pasukannya yang selamat iku jadi korban dari pembangkitan nya membuatnya berkeringat dingin di bawah tekanan aura yang sangat kuat tersebut.
"Sial ternyata-*Bruk*"
"Apa kau sudah gila sialan!!!, apa kau tau apa yang kau lakukan tadi adalah kesalahan yang besar! Hah! " Ucap Komandan Deact tiba-tiba saja memukul wajah Kaisar dengan begitu kerasa, sampai membuatnya mundur 2 meter.
"*Agh*Sialan, Berani sekali dirimu memukul Kaisar ini!! " Ucap Kaisar dengan nada marah.
"Siapa yang peduli yang lebih penting-" Tiba-tiba saja komandan Deact terjatuh sambil memegangi daerah jantungnya.
Hal yang sama juga, dirasakan oleh Kaisar dan pemuda yang selalu berada disampingnya.
Wuss...
Kini tubuh mereka juga berubah menjadi kabut hitam yang ikut menyatu diudara.
"Semuanya bersiap... " Ucap Ecy.
Sebuah ledakan begitu kuat diikuti dengan menebalnya kabut yang berada diudara. Dan kini sosok seorang pria berambut putih dan mata berwarna hijau sedang melayang berada diudara.
"Akg, sungguh menyenangkan sekali dibangkitkan kembali, Hahahaha. " Ucapnya begitu angkuh.
"Semuanya, serang!! " Perintah Ecy memipin penyerangannya pada sosok yang tiba-tiba muncul tersebut.
"Tebasan kutukan dewa!!!.... Tebasan kematian alam pertama!... " Ucap Ecy menebas kearah sosok tersebut.
"Hohoho, ternyata ada semut yang tidak berguna. " Ucapnya dengan nada angkuh dan sombongnya.
"Hiyatt.... Eh... *Bruakkk*.... "
Wuss.... Brak..
Tapi sebelum kedua serangan tersebut mengenai sosok tersebut, sosok tersebut sudah menendang ke arah Ecy dan mengenai perut Ecy begitu kuat sampai membuat Ecy terpental jauh kebelakang.
Dan menabrak dataran yang ditumbuhi pohon pohon, yang menyebabkannya tidak sadarkan diri.
"Tuan!!, Sialan kau!! " Ucap Vian melesat dan menerjang kearah sosok pria berambut putih tersebut.
"Hahaha, sungguh menyenangkan bermain dengan semut semut ini. "Ucap Pride dengan nada angkuh dan sombongnya, kemudian tiba-tiba saja menghilangkan dari tempatnya.
Membuat serangan Vian dan ke-enam yang lainnya memukul udara kosong.
" Cih"
"Dimana? "
"Awas, belakang... -"
Tapi sayang ucapannya Ran untuk memberikan peringatan sudah sangat terlambat, karena Dev dan Ran sudah dihempaskan begitu mudahnya.
"Semuanya, keluarkan kekuatan kalian! " Ucap Vian.
Seketika Vian dan keempat bawahan yang lainnya memancarkan aura yang begitu kuat.
"Lumayan, lumayan, tapi itu tidaklah cukup. " Ucap Pride juga memancarkan aura begitu kuat dari tubuhnya.
Tabrakan aura yang sangat kuat dan mengerikan terjadi di udara membuat semua mahluk hidup yang berada dalam jarak 5 kilometer menjadi susah bernapas.
Bahkan Vian juga bisa merasakan aura Pride yang begitu kuatnya, begitu juga yang lainnya.
"Sial, dia s-angat kuat. "Ucap Vian mengakui kekuatan Pride.
" Hahaha, apa kau baru menyadari perbedaan kekuatan kita. "Ucap Pride dibelakang Vian dan menendang punggung Vian. Membuat Vian terpental menabrak ke ibukota Kekaisaran.
" Sekarang giliran kalian. "Ucap Pride dengan nada dingin menatap keempat bawahan Ecy yang tersisa.
Dengan cepat, Pride mengalahkan satu persatu dari bawahannya Ecy dengan begitu mudah. Meski ada pengganggu dari Fily tadi yang menghalangi dengan segel cahaya tapi itu masih belum cukup untuk mensegelnya.
Dan membuat kondisi Fily hampir sama dengan Ecy dan ketujuh bawahannya yang tidak sadarkan diri begitu saja dengan satu kali pukulan.
"Hahaha, ternyata hanya para semut saja yang berani melawanku tadi, Hahahaha-"Ucap Pride dengan Sombongnya melihat ke bawahannya yang kondisinya sudah sangat parah dengan sebuah cekungan yang sangat besar.
" Tidak, akan kubiarkan kau melukainya!! "Ucap sebuah suara begitu lantang memotong ucapan dari Pride.
" Kau!!!!, Dewi Ruang Hampa, Ifvis! "Ucap Pride dengan nada geram dan kesal, menatap ke arah langit yang berada diatasnya.
***
Sebelum kemunculan Dewi Ifvis.
Dimana ini?, ah ternyata disini lagi ya?,apa aku mati lagi? sungguh konyol mati dengan satu serangan saja.
Kini Ecy berada diruangan gelap yang, Ecy kenal yaitu ruangan ketika ia mati dan akan hidup kembali.
"Tidak, tidak. Kau belum mati. " Ucap sebuah suara yang Ecy kenal.
"Lalu, kenapa aku bisa kesini?, Dewi Ruang Hampa Ifvis. " Ucap Ecy pada sosok perempuan berambut putih dengan mata berwarna biru.
"Bisa dibilang, akulah yang menarikmu kesini demi keselamatanmu. " Ucap Dewi Ifvis.
"Keselamatanku?, ah ya itu berarti aku masih hidup dan sekarat sekarang? " Ucap Ecy.
"Iya, bisa dibilang begitu..."
"Jadi apa yang ingin kau bicarakan, pastinya kemunculanmu kali ini ada alasannya. " Ucap Ecy.
"Ya, begitulah. Aku akan menceritakan tentang dirimu yang sebenarnya. "Ucap Dewi Ifvis.
"Diriku, yang sebenarnya? " Ucap Ecy bingung.
"Ya.. "
"Ini sebenarnya adalah kehidupan ke-tujuh mu dan dikehidupan yang ini pasti aku akan menyelamatkan dirim-"
"Tunggu, Kehidupanku yang ketujuh? berarti aku bereinkarnasi sebanyak enam kali dan ini kehidupanku yang ketujuh? " Ucap Ecy yang kembali menjelaskan apa yang ia dengarkan.
"Ya... "
"Tapi kenapa aku tidak mengingatnya sama sekali? dan apa yang terjadi sampai aku mengalami reinkarnasi sebanyak tujuh kali? " Ucap Ecy.
"Itu karena.... a-ku tidak bisa memberitahukan kepada, tapi yang pasti ini ada hubungannya dengan aku dan Dewa Agung..., untuk ingatanmu itu aku bisa memulihkannya sedikit. " Ucap Dewi Ifvis, kemudian ia menjentikkan jarinya.
Beberapa saat kemudian belum terjadi apa apa. Tapi setelah beberapa menit, tiba-tiba saja kepala Ecy terisi dengan berbagai potongan ingatan yang sangat banyak sampai sampai membuatnya pusing.
Tapi, anehnya Ecy seperti tidak asing dengan ingatan tersebut. Beberapa menit berlangsung ingatan ingatan tersebut sudah berhenti muncul dikepala Ecy.
"Jadi, begitu ya... aku sekarang mengingatnya... walau hanya sebagian... Hahahahahaha, dasar si sialan tersebut! " Ucap Ecy dengan senyuman yang mengerikan dan tertawa, mengingat siapa yang menyebabkan dia bisa bereinkarnasi sebanyak tujuh kali dan kenapa ingatannya bisa hapus sepenuhnya, oleh sesorang...