Setelah teriakan kagetnya beberapa saat suasana di tokopun kembali hening.
Dan gadis chienthrope atau manusia yang memiliki ciri anjing yaitu telinga dan ekornya, memiliki rambut berwarna coklat, mata berwarna ungu mengunakan pakaian yang unik yaitu dibagian tangannya panjang hingga menutupi seluruh tangannya sedangkan yang kiri pendek dengan penampilan selalu terlihat mengantuk itu hanya mendengus.
"walo seperti ini dia tidak terlalu buruk" ucapku.
"dan line apa kau tidak ingin memberitahuku sesuatu?"
Dia tidak pernah menjelaskan bahwa penjaga disini melakukan penipuan tapi itu tidak masalah karena menurutku orang yang ditipulah yang salah kerena bisa dibodohi dan aku langsung mengetahui bahwa dia akan menipuku. Karena warna ramuannya sedikit berbeda dari yang pertama kali aku beli.
"hahaha yah aku minta maaf,aku hanya ingin tahu apa kau akan tertipu atau tidak"ucapnya dengan tawa canggung sambil menggaruk kepalanya.
"tapi serius naza-san kau harus berhenti melakukannya atau toko ini akan bangkrut"
"jadi apa yang ingin kau lakukan?"
'Jadi dia mengabaikannya lagi'
"aku membawa pelanggan baru, adikku dia mungkin akan membutuhkan ramuan nanti"
"namaku shima rin, mohon bantuannya"
Dia hanya menatap kami dengan aneh
"aku seorang penipu kau tau"
"tidak apa-apa,aku percaya penilaian nii-san"
Meski dia berkata begitu sebaiknya aku menjelaskannya nanti karena kepercayaan buta tidak akan baik walau aku senang dia mempercayaiku.
"ha….ah, namaku Nāza Erisuisu" jawanya sambil menghela napas
"jadi aku yakin ada lagi selain memperkenalkan kamikan?"
"cukup tangkap, membuat ramuan harusnya mengunakan alchemistkan? Apa kau menjual peralatan atau bahan-bahannya?"
Tapi sayangnya jawabannya tidak yang aku harapkan, dia atau tepatnya familianya hanya menjual produk jadi.
"apa kau ingin membuat ramuan?" Tanya line
"tidak tapi aku ingin melakukan percobaan"
"jika kau ingin kau harus ke dian familia" ucap naza dengan nada engan karena harus menawarkan kepada saingan terbesarnya.
"begitu, kami akan berbelanja apa kau ingin ikut?"
"apa kalian ke pasar loak? Jika kita akan kesana aku ikut"
""pasar loak?"" Tanya aku dan rin
"oh itu hari ini rupanya" ucap line
Kamipun menatap line untuk meminta penjelasan lebih lanjut
"itu pasar yang di adakan sebulan sekali, siapapun boleh membuka lapak dagang untuk menjual barang-barang yang sudah tidak digunakan".
"bagaimana rin-chan? Karena ini untuk membeli kebutuhanmu aku serahkan padamu"
"aku ingin melihatnya"
Dengan begitu telah diputuskan, kamipun pergi menuju pasar loak yang berada di bagian barat daya orario.
.
.
.
Kami pun berjalan melewati gang gang sempit dan sepi, diatas kami matahari sudah cukup tinggi. Kenapa kami melewati gang itu karena terlalu melelahkan untuk kembali ke alun-alun melalui jalur normal.
"apa ada yang ingin kau beli naza-san?" tanyaku
"tidak terlalu, tapi mungkin ada beberapa yang menarik perhatianku."
"apa naza-san sering datang ke pasar loak?"Tanya line
"aku cukup sering datang" ucapnya.
Lalu rasa penasaran rinpun terlihat dan mulai bertanya padanya.
Tanpa memperhatikan mereka aku bertanya pada line.
"bagaimana dengan mu line?"
"aku? Bajuku masih cukup baik dan ada beberapa yang belum digunakan,jadi sama aku mungkin hanya melihat-lihat."jawabnya sambil memegang dagunya.
"aku hanya penasaran, setiap minggu kau akan pergi ke suatu tempat, apa yang kau lakukan sebenarnya?"
Line terdiam dan tampak memikirkan sesuatu.
"Jangan menjawab jika kau tidak mau, ini hanya rasa penasaranku". Lanjutku saat melihatnya sedang berpikir.
"ini bukan hal besar…aku pergi ke seorang dokter"
"dokter? Apa kau sakit?" tanyaku dengan khawatir.
Saat mendengar pertanyaanku yang lainpun ikut terdiam
"tidak!, aku baik-baik saja!". Jawab line secara langsung
tanpa diduga kamipun keluar dari gang ditempat tujuan dan beberapa orang menatap kami karena terikan itu tapi mereka langsung memalingkan muka dan kembali keurusan masing-masing.
Kami disambut dengan suasana pasar banyak orang membuka lapak dengan tikar Ataupun di meja.
Kamipun berjalan perlahan sambil melihat-lihat barang yang di jual.
Harga harga disini cukup rendah dibanding yang dijual ditoko.
"jadi apa kau tertarik menjadi dokter?" Tanyaku sambil memegang t-shirt
'bahannya masih bagus'
"tidak, aku berharap mendapatkan pencerahan untuk sihirku"
"aku ingin menjadi lebih baik dalam mendukung anggota familiaku". Ucapnya dengan pelan
"itu tujuan yang luar biasa"
Setelah mengatakan itu kamipun pindah tempat.
Aku menghormati mereka yang selalu ingin berguna untuk orang lain.
Karena aku sendiri adalah orang yang egois, jika ingin membantu orang lain aku akan mengharapkan pembayaran atau menilai mereka apa mereka pantas menerima kebaikanku.
Tapi mungkin aku akan memberinya saran, karena telah selalu menemaniku dan rin entah itu saat terluka ataupun saat ini.
"sayangnya tidak pernah ada kemajuan dalam sihir penyembuhanku"ucapnya sambil menghela napas.
"jika kau ingin membantu familia ada banyak cara"
Ada cara lain selain meningkatkan sihir penyembuh.
"bagaimana dengan mempelajari cara membuat obat?, aku yakin ada penyakit yang tidak bisa disembuhkan dengan sihir"
"selain itu dalam melawan monster kau bisa mencari apa yang tidak disukai mereka untuk menggangu dalam pertarungan"
"jika bagaimanapun kau harus meningkatkan mengunakan sihir, buatlah alat yang hanya bisa digunakan satu kali"
"atau pelajari mantra yang mampu melindungi, meningkatkan kemampuan untuk sementara"
"itu.."
Linepun terdiam mendengar berbagai ucapanku.
Aku yakin selain hal yang disebutkan masih ada cara lain untuk membantu familia seperti menjual sesuatu.
Walau aku tidak tau apa motivasinya tapi aku harap ini menambahkan berbagai kemungkinan.
Akupun mengelus kepalanya tanpa berpikir.
"pikirkanlah jika kau punya ide aku akan mendengar apapun itu karena itu semangatlah!"
"te-te-terima kasih" ucapnya dengan pelan dengan kepala tertunduk membuatnya sulit untuk melihat ekspresinya karena aku berdiri tepat di sebelahnya.
Setelah puas berkeliling dan berbelanja pasar kamipun setuju pergi untuk makan siang bersama dan tujuan kami menuju salah satu tempat terkenal oleh para petualang.
Pelayan yang kecantikan merekapun dikenal oleh para petualang.
Mereka memiliki pelayan dari ras manusia kucing atau seperti naza, dan baru-baru ini aku mendengar kabar dari anggota familia lain bahwa mereka memiliki elf sebagai pelayan.
Nama tempat itu adalah Hostess of Fertility.
Tetapi saat kami tepat didepan tempat tersebut hal pertama yang dilihat bukanlah wanita cantik yang terlihat jahil.
Bukan juga wanita cantik yang terlihat keren.
Bukan juga pegawai baru yang berasal dari ras elf.
Bukan juga gadis kucing yang lucu.
Tetapi pria besar terpental dan mendarat dengan wajah terlebih dahulu dilantai tepat di depan kami adalah pemandangan yang menyambut kami.