Malamnya Elif menghubungi Ruqia sahabatnya, biasa untuk melaporkan kejadian hari ini. Hehee
" jadi kamu bertemu Aisyah lagi di mall? " tanya Ruqia setelah mendengar laporan Elif.
Elif hanya mengangguk tampa di lihat Ruqia.
" gila kebetulan banget Elif!" Ucapnya sekali lagi.
" iya.. aku juga bingung dari sekian banyak tempat yang aku kunjungi, aku selalu atau sering bertemu Aisyah kan aku jadi tidak enak sama dia Ruqia karena tadi aku bersama Jnas" kata Elif.
" ya itu jodoh namanya, hihihiii.." Ruqia cekikikan.
" Ruqia !! apaan sih, aku serius mana Jnas memegang tangan ku terus lagi di depannya." Elif sewot.
" Wooooww romantisnya aku iri nih" ucapnya bercanda.
" iiihhhh apaan sih "
" aku aja ngiri apa lagi Aisyah. hihihiii " Ruqia cekikikan dan terus menggoda Elif.
Elif tambah sewot, kenapa sih si Ruqia ini selalu menggodanya? dia kan berasa tidak enak banget sama Aisyah.
Elif memang sudah cerita semuanya kepada Ruqia tentang Aisyah, perkenalannya dengan gadis itu dan juga tentang keberangkatannya dengan Jnas ke turki esok harinya. Semua kejadian tentang dirinya Elif selalu cerita ke Ruqia sahabatnya itu, meskipun Ruqia masih di kota Baghdad tak hentinya elif selalu menghubungi sahabatnya dan menceritakan semua kejadian pada dirinya, dengan setia Ruqia selalu mendengarkan keluh kesah Elif yang crewet.hihihiii
" ehem besok kamu jadi akan berangkat ke turki bersama Jnas ?"
" iya lah hihihiii..." Elif tertawa senang
" Waaahhh jangan lupa oleh-oleh untuk ku"
" itu pasti sayang "
" awas kamu jika sampai lupa... dan aku juga ingin nanti kita video call saat kamu sudah berada di sana ya?"
" oke ... dimana pun aku berada selalu menghubungimu hahahhhh..." kata Elif sambil tertawa.
" iiihhhh aku bukan Jnas, jangan sok romantis "
" memang Jnas kekasih ku dan kamu sahabat terbaiku"kata Elif sambil tersenyum riang
" Okkelah sana kamu istirahat sekarang, kamu tidak boleh lelah, besok pagi kan berangkatnya ?"
" ya jam tujuh penerbangannya.. terima kasih habibati "
" sama-sama... hati-hati untuk besok Elif dan salam untuk Jnas." ucap Ruqia sebelum mematikan sambungan teleponnya.
ke esokkan harinya Tepat jam enam subuh di Irak Jnas dan Yunus ke rumah Elif untuk menjemput gadis itu, Jnas masuk ke dalam rumah dan mendapatkan Elif yang sudah berkemas-kemas untuk keberangkatan mereka ke turki, sedangkan Yunus menunggu di mobilnya sambil mendengarkan Mp3 di handphonenya.
"selamat pagi sayang" ucap Jnas sambil mencium Elif dan memeluknya dari belakang.
" Oh hai... selamat pagi juga " Elif berbalik dan melingkarkan kedua tangannya ke leher Jnas.
" Sudah siap untuk berangkat ?"
" yups semuanya sudah beres"
" bagus sayang "
Elif mengumpulkan barang-barangnya dan Jnas membantunya untuk membawakannya ke mobil.
" Elif apa ini yang kamu bawa hem?" kata Jnas sambil menunjuk benda yang ada di sebelah ransel Elif.
" Oh ini biola hadiah dari kamu "
" kamu akan membawanya ??"
" iya dong... aku ingin memainkan biola ini di kota turki pada saat malam hari, pasti akan sangat indah"
" Oke... jika sudah beres semuanya kita langsung berangkat sekarang penerbangan kita jam tujuh" ucap Jnas sambil melihat jam di tangannya.
" sudah beres semuanya bos !" kata Elif dan mereka pun keluar rumah dan tak lupa Elif mengunci rumah paman Ruqia dan menuju ke mobil Jnas yang di parkir depan halaman rumah itu, ia merasa sangat senang sekali karena ini adalah perjalanan pertama dan liburan pertamanya dengan Jnas kekasihnya, pria itu selalu memanjakan Elif apa pun keinginan Elif , Jnas selalu berusaha untuk mewujudkannya.
perlahan mobil mereka melaju meninggalkan rumah paman Abdullah menuju bandara Mosul International Airport, di jalan tak hentinya pria itu selalu menggenggam tangan Elif Dan sesekali menciumnya.
" Elif ...."
" Emmmmm... ada apa ?"
Jnas mengelus punggung tangan Elif dan menatap gadis di sampingnya.
" Elif jangan biarkan ada pria lain yang memegang tangan mu"
" Oh.. Eh.. kenapa ?" ucapnya salah tingkah
" karena tangan ini hanya milik Jnas seorang " ucapnya sambil terus menggenggamnya.
" Tak akan pernah ada yang memegangnya kecuali dirimu Jnas"
" terima kasih sayang " ucap Jnas sambil membungkuk lalu mencium bibir gadis itu lalu menggigitnya sedikit bibir Elif dan memainkan sedikit lidahnya, Elif tersentak tapi ia tak tahan dengan ciuman panas Jnas ia membalasnya mereka lupa ada seseorang di depan mereka Yunus yang mengemudi mobil yang akan mengantarkan mereka ke bandara, Yunus melirik kaca spion dan hanya tertawa masam melihat tingkah laku kakaknya.