Baixar aplicativo
75% Hujan Disaat Terik / Chapter 33: BAB 33

Capítulo 33: BAB 33

Fio terus sesegukan, sesekali menyeka air matanya, "apa ibu bisa kasih tau alesan kenapa aku kaya gini?" Tanya Fio terbata-bata sambil menatap ibu.

Ibu tidak menjawab, berusaha terus menahan tangis, segera menyeka air matanya.

"Maaf bu aku pingin sendiri" lirih Fio menyeka air mata terakhir. Melirik pandangannya ke arah lain.

Tanpa menjawab, ibu berdiri, sambil terus menyeka air matanya, perlahan meninggal Fio dan menutup pintu kamar kembali.

***

Fio terbangun dari tidurnya, setelah kejadian yang sangat buruk tadi malam. Hari ini terakhir sekolah di minggu ini, Fio terlihat malas-malasan.

"aduh males sekolah" lirih Fio memeluk kembali gulingnya.

Kring! Kring!

Baru saja Fio memejamkan matanya alarm menyala.

"Ahk" Fio menguliatkan badan.

Tidak menunggu lama Fio memulai beraktivitas seperti mandi, memakai seragam sekaligus memasukan buku kedalam tas.

Saat di depan pintu Fio teringat kejadian tadi malam, Tapi Fio mencoba melupakan.

Setelah turun tangga Fio melewati meja makan, menuju pintu rumah.

"Sarapan dulu Fio" ucap ibu dari sofa depan televisi.

"Disekolah aja" lirih Fio sambil membawa sepatunya dari rak.

Ibu tidak menjawab lagi. Fio keluar rumah tanpa pamit, menutup pintu kembali.

Fio menghela nafas, "ahh. kenapa sih" lirihnya kesal, sambil melempar sepatu ke dekat kaki.

Setelah memakai sepatu, Fio mulai berjalan menuju sekolahnya.

Di pertengahan jalan, Fio melihat Fillo dari kejauhan, keluar dari pintu rumah, hendak menuju gerbang rumahnya.

Fio bergegas mempercepat jalan, setelah di sebrang rumah Fillo, Fillo keluar dari gerbang rumahnya, mereka saling tatap.

Fio menekukan bibirnya, raut wajah tersenyumnya sudah lama tidak terlihat di hadapan Fillo. Fio melambaikan tangan.

"Fill-" belom sepenuhnya menyebukan namanya, Fillo sudah berjalan meninggalkan Fio.

Senyuman Fio seketika hilang, "ahk!" Lirihnya menurunkan tangannya.

***

Fio berjalan di lorong kelas, menuju kelasnya tangannya menggengam tali tasnya, masuk kedalam kelas, pandangannya melirik sesekali ke arah meja Fillo.

"Heh!" Tegur Gita dari mejanya.

"Hah?" Fio tersadar dengan teguran Gita, "kenapa?" Tanyanya wajahnya masih kebingungan.

"Ngapain diem di tempat?" Tanya Gita. Hanna yang ada di mejanya ikut kebingungan.

"Eh engga apa apa kok" Fio bergegas duduk di kursinya.

"Ada apa sih?" Tanya Gita penasaran dari mejanya.

"Engga ada apa serius" jawab Fio membuka tasnya sambil mengambil alat dan buku sekolah.

Gita menghela nafas, kembali kemejanya, sedikit kecewa, tidak di beritahu.

Bel sekolah bunyi, murid-murid yang berada di luar kelas bergegas masuk kedalam kelasnya masing-masing.

Tidak lama guru juga masuk kedalam masing-masing kelas, termasuk kelas Fio. Pelajaran pertama di mulai.

Setelah setengah jam berakhir, guru selesai menjelaskan materinya, murid-murid di suruh untuk menyalain materi yang ada di papan tulis, guru kembali ke mejanya.

Fio menghela nafas, tangannya menopang dagu, wajahnya terlihat lesu, Tangan kanannya terus menulis.

Fio berhenti menulis, menjatuhkan bolpoin, Menghela nafas, menyenderkan badanya di senderan kursi.

"Kenapa sih?" Tegur Hanna yang ada di sampingnya, seketika berhenti menulis.

Fio tidak menjawab, melirik ke arah Belakang, kebangku Fillo.

Fillo tiba-tiba melirik juga, mereka saling tatap, Fio hendak tersenyum, Fillo kembali mengalihkan pandangannya.

"Ck! Kenapa sih" keluh Fio pandangannya kembali kedepan.

"Fi" panggil Hanna. Fio melirik, "mau baikan lagi sama Fillo?" Tanya Hanna.

Fio mengangguk Lesu.

"Wih ada yang mau deket lagi" seru Gita dari meja belakang.

"Ish, lagian siapa yang jahatan?" tanya Fio kebingungan.

"Hah? Siapa yang bilang" tanya Hanna kebingungan.

Gita yang baru datang menatap Fio dan Hanna secara bergantian.

"tadi bilang baikan?" siapa yang jahatan" tanya lagi Fio Menatap Hanna.

"Eh, kan kalian jaga jarak kan" jawab Hanna.

"Iya sih tapi kan bukan jahatan ih" lirih Fio.

"Yaudah sih sama aja" Jawab lagi Hanna.

"Ini pada ngomongin apaan sih" seru Gita dari mejanya.

Sontak seluruh murid dan guru melirik kearah meja mereka bertiga, seketika suasana hening, Fio, Hanna dan Gita saling tatap.

"Git ngapain sih" Bisik Fio wajahnya sudah tak tahan dengan sikapnya.

"E..eh.." wajahnya terlihat canggung dan malu, semuanya campur aduk. Sebelum Gita menurus kan ucapanya, Guru sudah menanyakan lebih dulu.

"meja depan lagi pada apa? nyalin meterinya udah selesai?" Tanya Guru yang masih duduk di meja.

Fio perlahan melirik ke arah catatannya, "Duh masih setengah" bisiknya, Fio melirik ke arah catatan Hanna, "asik Hanna juga"

"Kok diem, tadi rame banget" ucap lagi Guru.

"Baru setengah pak" jawab Hanna.

"sama pak" lanjut Fio.

"aku juga pak" lanjut kagi Gita dari belakang.

"Bagus kompak, diem diluar sampai jam pelajaran selesai" tegas Guru menyuruh mereka bertiga diam di depan kelas.

"Sialan" Bisik Fio Berdiri dari duduknya, di ikuti oleh Hanna juga Gita, mereka bertiga berjalan sambil menundukan kepala, menuju keluar kelas.

Bug! Pintu kelas tertutup kembali.

"Ihh.., Ahkk! Gita kenapa sih" Rengek Fio menyender di dinding kelas.

"Maaf, lagian kalian juga ngobrol ga jelas, kan aku bingung" jawab Gita.

Hanna diam saja melihat Gita dan Fio, Melipat tangan di dada, Lalu menghela nafas.

"emang kalian ngomongin apa tadi?" Tanya Gita penuh dengan penasaran.

"Gita, Serius ngomongin ini lagi, ini kita lagi di hukum, gara-gara ngomongin yang tadi" ketus Fio menghela nafas.

"Fio mau deketan lagi sama Fillo" celetuk Hanna.

"Wahh!! Serius?" Tanya Gita antusias.

Gita hendak berteriak, Fio sudah lebih dulu menyergap mulutnya, "diem Gita mau kena masalah lagi" tegas Fio dengan kesal.

"Iya iya" Ucap Gita terkejut.

Fio melepaskan tangannya.

"Jadi bener Fio mau deket lagi sama Fillo?" Goda Gita sambil nyenggol sikutnya Fio.

Fio mengangguk, "Tapi sudah lah"

Kring! Kring!

Bel sekolah berbunyi, Fio, Gita dan Hanna melirik kearah sumber suara.

Crek! Pintu kelas terbuka, saat mereka bertiga melihat yang keluarnya adalah guru, mereka seketika mematung.

Setelah berjalan jauh, ,ereka bertiga menghela nafas.

"Guru sialan" Bisik Gita.

"Kita yang sialan" lanjut Hanna.

Gita tersenyum ke arah Hanna.

"Tapi kenapa tadi?" Tanya Gita lagi mengalihkan pembicaraan.

"Tapi percuma" Jawab Fio kearah Gita.

Tiba-tiba Hanna menyenggol Fio, Fio terkejut. Fillo keluar dari kelas, berjalan, berhenti di depan mereka bertiga.

Fillo menghela nafas, "duduk di depan ternyata engga terjamin juga ternyata" ucap Fillo kembali melanjutkan jalannya.

"Hah?" Maksudnya apa?" Tanya Gita mlirik ke arah Fio dan Hanna.

"Entah lah, dia ngeremehin kita" jawab Fio dengan santai.

"Sialan" Bisik Hanna.

"Kan sudah aku bilang, 'Percuma' udah lah" Sesalnya menyenderkan kembali ke tembok.

"Mau aku bantuin?" Tanya Gita dengan antusia, siap membantu.

Fio menghela nafas, mengikat rambutnya dengan penuh kesal, "gausah, aku sendiri aja nanti" tegasnya masuk kedalam kelas meninggalkan Gita dan Hanna.

"Bukannya tadi bilang percuma?" Tanya Hanna ke arah Gita.

Gita menaikan pundaknya, lalu menggeleng.

Hanna ngabaikan hal itu, masuk kedalam kelas, Juga Gita mengikuti dari belakang.


PENSAMENTOS DOS CRIADORES
Randomline Randomline

BAB 1-44

UPDATE

RABU DAN KAMIS

-----

VOTE CHAPTER TO SUPPORT ME AND I WILL ALWAYS APPRECIATE IT!

FOLLOW ME FOR MORE PLEASE;)

THANK YOU!<3

next chapter
Load failed, please RETRY

Status de energia semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Pedra de Poder

Capítulos de desbloqueio em lote

Índice

Opções de exibição

Fundo

Fonte

Tamanho

Comentários do capítulo

Escreva uma avaliação Status de leitura: C33
Falha ao postar. Tente novamente
  • Qualidade de Escrita
  • Estabilidade das atualizações
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo

O escore total 0.0

Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
Vote com Power Stone
Rank NO.-- Ranking de Potência
Stone -- Pedra de Poder
Denunciar conteúdo impróprio
Dica de erro

Denunciar abuso

Comentários do parágrafo

Login