Baixar aplicativo
40.9% Hujan Disaat Terik / Chapter 18: BAB 18

Capítulo 18: BAB 18

Ting! Bis yang Fio dan Fillo tuju, berhenti tepat di depan halte bis, Ting! pintu halte dan pintu bis terbuka secara bersamaan. tiket untuk bis udah di bayar di awal, sebelum masuk kedalam halte.

Fillo melangkah duluan sambil menggandeng tangan Fio. Fio fokus memakan ice creamnya. Fillo membawa Fio duduk di paling belakang dan bersebelahan dengan jendela.

Didalam bis tidak terlalu penuh, hanya ada 4 pasang kursi yang terpenuhi tinggal kursi paling belakang yang kosong.

tidak menunggu lama pintu bis menutup kembali, bis mulai berjalan. Fillo menghela nafas, menyenderkan badannya, lalu perlahan menutup mata.

Fio masih fokus dengan ice creamnya, beberapa topping ice creamnya sekarang sudah habis, sisa selai coklat dan buah. Fio melirik ke arah Fillo.

"Fi, kenapa?" bisik Fio.

Fillo membuka matanya segera, lalu menyadarkan diri. "ga kenapa-kenapa" jawab Fillo.

"yakin? muka kamu lesu banget" ucap Fio.

"iya, ga biasa aja pergi keluar sepanjang hari aja" jawab Fillo.

"oh.." Fio seolah-olah mengerti. "kenapa?" tanya Fio, nyatanya tidak.

Fillo menggeleng, "kayanya emang ga biasa aja main ke luar rumah"

"oh... cape emangnya?" tanya Fio lagi.

"iya Fio" jawab Fillo.

"kok bisa cape? harusnya senang dong, ya walaupun ga biasa, justru karena jarang, harusnya senang" ucap Fio.

"buat aku di kamar aja udah senang Fi, justru kalau aku lama-lama ketemu orang aku gampang cape. aku gatau kenapa, tapi aku baik-baik aja" ucap Fillo menjelaskan.

"oh.." Fio mengangguk. "beda banget sama aku yah" ucap Fio.

"iya. itu ice creamnya cepet habisin" omel Fillo.

tanpa di suruh lagi Fio bergegas menghabiskan ice creamnya, tidak menunggu lama, Fio sudah menghabiskan ice creamnya sekaligus corong wafflenya.

"kamu suka banget jalan-jalan yah?" tanya Fillo.

Fio menangguk, "suka banget, aku jarang banget keluar rumah, makannya tadi aku ajak kamu bolos sekolah" Fio tersenyum tidak bersalah.

"ibu kamu gimana?" tanya Fillo membenarkan duduknya.

"kenapa ibu aku?" tanya lagi Fio, kebingungan.

"kamu bolos" ucap Fillo.

"ya di marahin, tapi ibu aku kan ga tau kalau aku bolos sekolah" ucap Fio.

"kalau di tanya?" tanya Fillo.

"jawab aja hal lain" jawab Fio.

"kok bohong sih Fi" tanya Fillo.

Fio menghela nafas, "ga ada cara lain Fillo, ibu aku aneh banget semua hal yang aku lakuin dilarang" ketus Fio.

"ibu pasti ada alasannya, itu buat hal baik untuk kamu" ucap Fillo.

"dibilang, aku tertekan" tegas Fio menyenderkan badannya. "ibu kamu kaya gitu ga?" tanya Fio.

Fillo menggeleng, "ibu sama ayah aku bahkan cuek banget sama anaknya, untung anaknya ga macem-macem"

"tuh kan, enak banget sih" seru Fio.

"Fio, sama kok, kamu di perlakuin ibu kamu gitu pasti ada alesannya, jadi mungkin nanti kamu tau alesannya apa" ucap Fillo.

Fio menekukkan bibirnya, menghela nafas kencang, terlihat kesal.

Fio melirik ke arah luar jedela, langit sudah mulai gelap, matahari mulai turun, sore akan menuju malam.

"sini" bisik Fillo menaik-naikan pundak kanannya, Fio tersenyum lalu kepalanya menyenderkan di pundak Fillo.

"makasih Fillo udah mau jadi teman aku, sejauh ini cuma kamu yang aku percaya, melebihi dari Hanna dan Gita" bisik Fio menatap ke jendela bis.

Fillo tidak menjawab kalimat Fio. "aku boleh gandeng tangan kamu ga?" bisik Fillo.

tanpa menjawab pertanyaan Fillo, Fio membuka jemari tangannya, tangan Fillo menggenggam tangan Fio. perlahan Fillo mengelus-elus jari jemari Fio dengan perlahan.

tidak lama dari itu, bis yang ditumpangi Fio dan Fillo akan segera sampai di halte yang berada didepan gerbang komplek mereka.

Bis berhenti tepat di depan halte bis, pintu halte dan pintu bis terbuka secara bersamaan, penumpang-penumpang didalam bis bergegas keluar dari halte, termasuk Fio dan Fillo.

hari sudah gelap, menyisakan cahaya langit dari pantulan cahaya matahari tenggelam. lampu-lampu rumah di dalam komplek, sudah mulai menyala.

Fio dan Fillo berjalan perlahan masuk kedalam gerbang komplek. disamping gerbang ada kantor pos satpam, lalu di sampingnya lagi terdapat toilet umum.

"dadah Fillo" bisik Fio wajahnya lesu.

"Fio baju kamu" ucap Fillo.

mereka sejenak berhenti melangkah.

Fio melirik ke arah bajunya, "oh.." wajahnya terkejut. "tungguin aku yah Fillo" ucap Fio.

Fillo mengangguk, tersenyum.

Fio bergegas masuk kedalam kamar mandi, mengganti bajunya kesemula, memakai seragam sekolah, juga rok sekolah, tapi tetap memakai jaketnya.

Fio keluar dari kamar mandi, "ayo" ajak Fio.

"ikat rambut pitanya" ucap Fillo menunjuk ke arah kepala Fio.

"ikat rambut?" tanya Fio kebingungan sambil memegang ikat rambutnya.

"itu kan baru nanti kamu ditanya-tanya ibu kamu" ucap Fillo.

Fio bergegas melepas ikat rambutnya, memasukan kedalam tasnya.

"tumben isi tasnya berantakan" ucap Fillo.

"aku udah cape banget Fi, pingin tidur" lirih Fio kembali menggendong tasnya.

"yaudah yuk" ajak Fillo.

Fio dan Fillo mulai melangkah kembali.

baru beberapa langkah berjalan, Fillo tiba-tiba berhenti melangkah, Fio terus melangkah lalu menyadari dia berjalan sendiri, Fio melirik kebelakang.

"kenapa?" seru Fio.

Fillo melangkah mendekat ke arah Fio, wajah Fio tampak kebingungan.

"euhm..." Fillo mencoba berfikir.

"kenapa?" tanya Fio sekali lagi.

Fillo tidak menjawab, menundukan kepalanya, seperti ada sesuatu yang ingin di sampaikan, tapi tertahan sesuatu.

"ayo!" seru Fio menarik tangan Fillo.

"Fio! A-aku suka sama kamu!" tegas Fillo menutup matanya.

Fio menarik nafas, bola matanya membuka lebar, spontan Fio melepaskan genggaman Fillo, hening tidak ada suara apapun.

"eh" Fio membalikan badannya, berusaha tersenyum.

Fillo membuka matanya perlahan.

Fio menghela nafas, "Fillo, kita kan teman!" seru Fio tersenyum lebar.

wajah Fillo berubah lesu, tidak ada harapan apapun. mencoba memaksakan tersenyum. lalu memangguk.

"aku duluan pulang yah! sampai ketemu lagi Fillo!" teriak Fio bergegas meninggal kan Fillo.

Fillo tidak menggerakan badannya, wajahnya lesu sekali. kalimat yang di lontarakan Fio tadi membuat dirinya merasa menyesal, tidak mengubah apapun.

Fillo mengelap telapak tangannya yang di penuhi keringat, sekaligus mengelap juga keringat yang ada di dahinya. bertiup angin terasa sangat dingin.

Fillo mulai melangkah menuju rumah.

***

"duh! apa yang aku katakan!" bisik Fio kesal dengan dirinya.

Fio terus berjalan menuju rumahnya, lalu membuka pintu gerbang, bergegas masuk. membuka sepatu lalu masuk kedalam rumah.

"Fio!' Seru ibu menghampiri.

"ada apa ibu?" tanya Fio sambil membenarkan rambutnya.

"dari mana? sore banget pulangnya" tanya ibu, wajahnya cemas.

"main dulu tadi sama teman, aku langsung ke atas yah bu, badan aku pegal-gepal" ucap Fio.

ibu mengangguk sambil membantu menutup pintu rumah.

Fio bergegas naik ke kamarnya, lalu penutup pintu kamar.

Fio menyentuh dada, sedikit terkejut, dadanya berdetak kencang, mengingat pernyataan Fillo tadi. Fio menghela nafas.

"ini rasanya cinta?" bisi Fio tidak percaya.


PENSAMENTOS DOS CRIADORES
Randomline Randomline

BAB 1-44

UPDATE

RABU DAN KAMIS

-----

VOTE CHAPTER TO SUPPORT ME AND I WILL ALWAYS APPRECIATE IT!

FOLLOW ME FOR MORE PLEASE;)

THANK YOU!<3

next chapter
Load failed, please RETRY

Status de energia semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Pedra de Poder

Capítulos de desbloqueio em lote

Índice

Opções de exibição

Fundo

Fonte

Tamanho

Comentários do capítulo

Escreva uma avaliação Status de leitura: C18
Falha ao postar. Tente novamente
  • Qualidade de Escrita
  • Estabilidade das atualizações
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo

O escore total 0.0

Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
Vote com Power Stone
Rank NO.-- Ranking de Potência
Stone -- Pedra de Poder
Denunciar conteúdo impróprio
Dica de erro

Denunciar abuso

Comentários do parágrafo

Login