Disaat ini pertandingan antara wakil kapten zax dan nadia masih terus berlangsung, Walaupun pertandingan tersebut sebenarnya tidak layak disebut sebangai pertandingan. Karena yang dilakukan nadia dari awal sampai detik ini hanyalah berlari kesana kemari tanpa arah. Hal tersebut membuat zaxpun memutuskan untuk menyerah pada keadaan tersebut.
"Nona melisa aku menyerah. Dia sangat tangguh, sungguh aku tak bisa menebak kearah mana dia akan berlari, dia secepat angin kencana." Teriak zax melambaikan tanganya kearah melisa sebagai tanda ia menyerah.
"Ah pertandingan macam apa ini. Lebih baik aku segera pergi dari arena sparing ini." Sambungnya perlahan berjalan meninggalkan arena sparing.
Disisi lain melisapun berteriak pada zax yang akan meninggalkan arena disana.
"Wakil kapten zax, apa kau yakin ingin menyerah begitu saja?, bahkan kau belum sama sekali menunjukan bakatmu disini. Coba kau lihat lebih teliti lagi dimana sekarang posisi lawanmu berada." Yegas melisa..
Zax yang mendengar hal itu segera menghentikan langkahnya. Lalu ia melihat kearah belakangnya, dimana ia menatap tajam kearah nadia yang tengah berdiri disana.
"Oh.. akhirnya kau berhenti juga ya nona lincah." Ujar zax sembari melangkah kearah nadia..
Disisi lain nadia masih terlihat mengatur nafasnya, ia juga heran kenapa dirinya bisa berlari secepat itu..
"Kenapa dengan tubuh ini. Rasanya sangat ringan sekali.." Bisik nadia.
"Oi nona, tak bisakah kau sedikit lebih serius. Jangan mempermalukan ku didepan kapten veronica. Mau ditaruh dimana muka ini." Sambung zax terus maju mendekati nadia dengan pedang ditangan kananya dan segera menebaskanya. Slezz!!
Tiba tiba nadia dengan reflek segera memblok serangan tersebut dengan tangan kosongnya yang diselimuti cahaya berwarna biru melindungi tanganya. Bam!! Lalu membelokan tebasan tersebut..
"Sudah kuduga kau lebih kuat dari kelihatanya. Ini membuatku semakin bersemangat nona." Tegas zax kembali menyerang nadia..
"Ehh. Tunggu kau salah paham. Tidak aku tidak sekuat yang kau pikirkan. Kapten sae tolong aku.!!" Teriak nadia sanagat ketakutan.. Namun lagi lagi tangan dan kakinya kembali reflek menghindari serangan tersebut, dengan cepat nadia segera melesatkan pukulanya tepat kearah wajah zax yang membuatnya terhempas jauh menghantam dinding pembatas arena sparing disana. Bam!! Suara keras tubuh zax mendarat didinding beton dan menghancurkanya.
"Cih sial.. ternyata dia sangat kuat. Jika aku tidak serius bisa bisa aku mati konyol disini." Ujar zax kembali bangkit dan menyerang..
Zax melesat cepat kearah nadia, ia melompat keudara dengan gaya bebas langsung menebas nadia dengan sangat cepat.. Namun ketika pedangnya menyentuh nadia.. kembali nadia menghilang berpindah kesamping kanan zax. Hal itu membuat zax sangat terkejut. Namun dia terus berusaha mengimbangi kecepatan gadis itu dan secara terus menerus menyerangnya. Namun hasilnya tetap nihil dimana nadia berhasil menghindari semua serangan zax. Sebaliknya zax sendiri beberapa kali menerima mentah mentah bogeman dari nadia..
"Cih apa apa'an gadis ini." Bisik zax melompat mundur mengamati sekitar mencari posisi nadia sekarang yang tak terlihat dimanapun..
Nadia sendiri saat ini tak tau apa yang telah terjadi pada tubuhnya.. saat ini dia telah berada tepat dibelakang zax lalu segera mecentik zax dengan jari telunjuknya, tak disangka akibatnya zaxpun kembali terhenpas menghantam dinding pembatas untuk kedua kalinya. "Kenapa aku bisa secepat dan sekuat ini." Bisiknya dalam hati..
Kakek yang menyaksikan itu semua segera memberi code pada melisa untuk segera menghentikan pertandingan tersebut, atau akan terjadi hal buruk pada zax.. disisi lain zax pun terus terheran heran kepada dia bisa sekuat itu. "Gila kekuatanya setara dengan seorang kapten." Bisik zax..
Dengan segera zax yang akan kembali menyerang nadia langkahnya terhenti karena mendengar suara lonceng yang bergema disana pertanda pertandingan telah usai..
"Perhatian untuk wakil kapten zax dan nadia. Karena kami telah melihat dan menimbang bahwa pertandingan kali ini dimenangkan oleh.. wakil kapten zax." Tegas melisa dengan lantang.. hal itu membuat semua orang sangat kebingungan.. sedangkan carolina loxaz beserta clawdia yang baru kembali bergabung bersama mereka hanya ternyum lalu tertawa kecil..
"Eh. Kepana malah aku yang jadi pemenangnya." Tegas zax sangat kebingungan..
Disisi lain dengan tatapan tajam kakekpun langsung melihat kearah carolina dan adik adiknya.. "carolina dan kalian berdua.. ckck ini pasti ulah kalian." Jangan seenaknya membagi kekuatan pada orang lain.. resikonya bisa fatal. Ujar kakek geleng kepala.
Namun carolina loxaz dan clawdia hanya tersenyum kecil. "Kakek lihat sendirikan dia baik baik saja." Jawab mereka..
"Dasar cucu nakal." Sambung kakek..
Terlihat zax dan nadia segera kembali bersama kaptenya masing masing. Disini nadiapun segera bertanya pada kapten sae mengenai fenomena yang terjadi pada dirinya.
"Kapten apa anda melihatnya.. kenapa aku bisa seperti itu. Padahal anda belum pernah mengajari ku cara bertarung. Sebenarnya apa yang terjadi pada diriku kapten?." Ujar nadia kepada sae..
Untuk pertama kalinya nadia terlihat bahagia karena akhirnya ia mendengar jawaban yang jelas dari kaptenya.
"Ya mulai besok kita akan berlatih bersama, agar kau bisa mengendalikan kekuatan itu." Jawab sae tersenyum kecil..
Medengar jawaban itu nadia sangat bahagia. Terlihat jelas diwajahnya yang tak berhenti tersenyum..
Clawdia yang melihat sae tersenyumpun juag ikut tersenyum bahagia. "Kak sae, berjuanglah kau pasti akan kembali seperti dulu saat selena masih bersamamu." Bisiknya dalam hati.
Disisi lain zax yang merasa aneh.. kenapa ia bisa menang dalam pertandingan itu juga bertanya kepada kapten veronica. Lantas veronicapun menjawab dengan santainya..
"Ya karena kau memang hebat hahaha." Jawab veronica yang membuat zax semakin bingung. Namun disini veronica tau bahwa nadia bertanding bukan karena kehendak tubuhnya sendiri.. melainkan ia telah dikendalikan oleh sesuatu.
Kemudian pertandinganpun segera dilanjutkan. Melisa kembali memanggil nama peserta berikutnya.
"Baiklah saatnya pertandingan kita lanjutkan diharap untuk kapten rob dan kapten loxaz segera memasuki arena sparing." Tegas melisa..
Tanpa berlama lama dengan cepat mereka berdua saling berhadapan ditengah arena sparing disana..
"Mohon kerja samanya kapten rob." Ujar loxaz dengan tegas..
"Hahaha jangan terlalu formal begitu anak muda. Inikan hanya pertandingan. Jadi tidak usah terlalu serius." Jawab rob dengan santai..
Namun rob tidak tau bahwa loxaz adalah seorang kapten tanpa ampun. Dengan segera loxaz merapatkan kedua telapak tanganya dan berbisik. "666 tusukan rusuk." Di iringi getaran hebat diseluruh penjuru arena sparing disana lalu menculah dari tanah tulang tulang raksasa berbentuk runcing melesat cepat kearah rob..
"Kuharap kau tidak mati kapten rob." Ujar loxaz menatap tajam rob yang segera melompat keudara menghindari serangan tersebut.
"Cih jurus yang sangat merepotkan. Datanglah kemurkaan." Bisik rob menebaskan seranganya dimana pedang rob mengeluarkan tebasan bayangan besar melesat cepat menghancurkan tulang tulang disana. Dan terus melesat kearah loxaz..Bam!! Suara keras benda padat saling berbenturan..
Terlihat loxaz tengah memblok dan memggenggam bayangan pedang milik kapten rob..
"Hump bayangan ini sangat padat. Dia kapten yang berbakat." Bisik loxaz tersenyum kecil lalu merumat bayangan tersebut sampai hancur lebur..
Dengan tatapan tajam rob pun bersiap menyerang loxaz kembali.. "Dia sangat kuat. Hanya memerlukan satu tangan saja untuk menghancurkan kemurkaan pedangku." Ujar rob..
"Maju dan kerahkan semua kekuatanmu kapten rob. Aku yang akan mengujimu, pantas atau tidaknya kau menyandang gelar itu, ingat aku takan berbelas kasih padamu. Dan jangan bandingkan aku dengan kapten lainya. Namaku loxaz aku adalah kapten terkeras diamplifire ini. Maju dan cobalah tumbangkan aku." Tegas loxaz kembali menyerang dengan teknik bernama gegar otak. Dimana serangan pukulan tersebut langsung mengarah kekepala kapten rob.
Disini kapten robpun dengan cepat memblok pukulan tersebut dengan teknik pedangnya. "Auman amarah " Dimana ketika serangan mereka saling beradu munculah bayangan singa emas raksasa juga ikut memblok dan melindungi tuanya yaitu kapten rob.
"Menarik kau sungguh menarik kapten rob." Tegas loxaz terus menyerang dengan cepat.