Keesokan paginya, mereka bertiga benar-benar datang lebih pagi dari biasanya. Tak ada yang berani melawan seorang James Sebastian. Apalagi ... lelaki itu terkenal sangat dingin dan juga tak berperasaan pada guru dan juga muridnya sendiri. James hanya bersikap lembut pada kekasih kecilnya, Felicia Angela.
Tak berapa lama, James masuk ke dalam ruangannya. Dia bisa melihat jika ketiga muridnya itu sama sekali tak berbincang ataupun mengobrol satu sama lain. Entah merasa bersalah ataupun takut pada James, mereka hanya tak ingin memperburuk suasana.
"Apa yang sebenarnya terjadi di ruang kelas kemarin, Sinta?" James sengaja melontarkan pertanyaan itu langsung pada seorang murid berprestasi penerima beasiswa.
"Saya merasa jika seorang murid pindahan tak pantas untuk menjadi peserta olimpiade. Namun mereka berdua justru menyerang saya, Pak." Sinta tentu saja tak ingin disalahkan atas keributan itu. Dia hanya mencoba mengungkap apa yang ada di hatinya.