Maya memandang lembut sahabatnya, percuma jika ia mencoba untuk berkilah. Toh .... Felicia juga sudah mengetahui semuanya. Namun perasaannya pada Alvaro tak sebesar sebelumnya.
Ada sosok lelaki yang tiba-tiba hadir dan memberikan sedikit warna pada hidupnya yang begitu menyedihkan. Meskipun tak disebutkan namanya sekalipun, tentunya terlalu jelas dan sangat kentara.
"Aku tak perlu mengkonfirmasi hal itu 'kan? Yang penting aku akan mengantarmu menemui Kak Jessi." Maya tersenyum lembut lalu keluar dari ruang kelasnya. Dia pun bergegas masuk ke dalam mobilnya lebih dulu.
Felicia hanya menggelengkan kepalanya tanpa mengatakan apapun. Gadis itu berjalan pelan ke arah sebuah mobil yang sudah siap untuk segera berangkat meninggalkan halaman sekolah. Begitu Felicia masuk, Maya langsung melaju kencang menuju ke sebuah rumah sakit di mana kakak dari Felicia berada.