Capítulo 176: Teman Pertama Yang Berharga

Brak ....

Tama membukakan Mina pintu mobil dan membiarkan gadis itu langsung masuk ke dalam gedung hotelnya.

Tanpa berpamitan, Mina juga langsung melenggang pergi. Sejujurnya ia sedikit marah kepada Tama karena tidak ingin mengatakan apa yang tengah di sampaikan dokter terkait kondisi tubuhnya.

Karena rasa terkejut dan tidak percayanya mengenai hal yang tadi ya dengar di ruangan dokter, Tama akhirnya hanya bisa diam dari tadi dan tidak mengajak Mina berbicara.

Mengembuskan napasnya kasar, Tama yang melihat itu hanya bisa memandang sosok sang Istri dengan tatapan sedih dan juga berat hati.

"Apakah akan baik-baik saja jika seperti itu? Padahal ia masih sangat muda, tapi aku sudah memberikan beban berat kepadanya," gumam Tama, menatap Mina dengan tatapan lekat.

Sementara Sari dan Johan hanya bisa diam dan memperhatikan sosok Tama yang terlihat tidak berdaya.