POV ASKA
Sejak di vonis leukimia sifat Aska sedikit banyak mulai berubah. Yang dulu sifatnya dingin, angkuh dan arogant serta sering kali berganti pasangan, sejak mengalami sakit sifat Aska mulai melembut dan perhatian pada sekelilingnya.
Dan sejak menjalin hubungan kontraknya dengan Karin sebagai kekasih, Aska berhenti bermain-main dengan wanita.
Aska mulai menjalani hubungannya dengan Karin dengan sangat serius. Aska selalu memperhatikan semua kebutuhan Karin dan selalu menjaga Karin dengan baik.
Walau Aska tahu Karin tidak mencintainya dan diapun tidak mencintai Karin.
Tapi Aska ingin di dalam terakhir-terakhir hidupnya dia menjalankan hidupnya sebagai laki-laki yang baik. Dan membahagiakan orang-orang yang menyayanginya. Terutama Karin yang sekarang menjadi kekasihnya. Sudah seminggu perjalanan cinta Aska di mulai dengan kekasihnya Karin. Karin adalah gadis yang imut dan sangat menyenangkan, selain keramahannya Karin juga sangat cerewet, tapi di mata Aska kecerewetan Karin sangat membuat hati Aska terhibur.
Baru dua hari yang lalu Aska boleh keluar dari rumah sakit setelah menjalani cek lagi atas penyakitnya itu.
Untuk proses kesembuhannya, Aska di sarankan untuk seminggu sekali terapi rutin sekaligus berobat ke rumah sakit.
Keadaan Aska saat ini masih di bilang baik, dan tidak mengalami drop. Untuk itu Aska boleh tinggal di rumah tapi harus mengkonsumsi obat dan tidak boleh beraktifitas yang berat, karena Aska sedikitpun tidak boleh merasa lelah.
Dan selama tinggal di rumah Karin belum menjenguknya sama sekali. hingga Aska mulai uring-uringan dan bosan karena kesepian.
Tidak ada orang yang bisa menghiburnya selain Karin.
"Karin...di mana kamu sekarang , kenapa tiba-tiba menghilang tanpa kabar?" Aska monolog sendiri.
POV KARIN
Karin gelisah di kamarnya, dia sedikit takut dengan hubungannya dengan Aska. Ini sepertinya hal yang salah yang telah di lakukannya.
Di surat perjanjian kontrak sudah tertulis jelas jika selama enam bulan Karin bertahan menjadi kekasih Aska maka semua harta Aska akan menjadi milik Karin.
Karin sungguh menyesal telah mengatakan hal itu pada Aska, maksud dari perkataannya waktu itu biar Aska membatalkan keinginannya itu. Tapi Aska malah menyetujuinya.
Jujur setelah mengetahui Aska di vonis sakit leukimia dan hidupnya hanya bisa bertahan beberapa bulan lagi, membuat Karin jadi merasa bersalah. Karena pada kenyataannya Karin sama sekali tidak mencintai Aska. Dan itu seperti membuktikan kalau dirinya adalah wanita yang mau hartanya Aska saja.
Pikiran Karin sangat kacau, dia tidak berani muncul di hadapan Aska.
Ingin sekali Karin bilang pada Aska untuk membatalkan perjanjian itu. Tapi tidak ada keberanian Karin untuk mengatakannya. Sudah dua hari Karin tidak datang menjenguk Aska, hanya karena masalah isi dari perjanjian itu.
Di lihatnya notif pesan dan panggilan dari Aska hampir ke empat puluh kali, sejak kemarin hingga hari ini Aska tidak bosan mencarinya, menyuruhnya untuk segera datang ke rumah.
Karin tidak tahu harus bagaimana.
"Apa sebaiknya aku membatalkan kontrak tersebut...karena aku sama sekali tidak menginginkan harta Aska." kata hati karin.
"Sebaiknya besok pagi aku ke sana dan bilang pada Aska." lanjut Karin dalam hati mencoba memejamkan matanya.
Aska Aliando,.....