Sesampainya rumah Eira segera masuk ke kamar untuk membersihkan dirinya. Setelah merasa bersih ia pun merebahkan tubuhnya yang merasa lelah itu keatas kasur yang sangat nyaman menurutnya.
"Ahhh akhirnya sampai rumah juga, lelah sekali badanku, tapi hari ini snagat menyenangkan," gumam Eira.
Tok…tok…tok…
Suara pintu kamar Eira di ketuk.
"Apa Ibu boleh masuk Ra?" tanya Ibu.
"Masuk Bu, pintu belum Eira kunci," jawab Eira.
Ibu pun masuk dan membawa segelas susu untu Eira.
"Kenapa ibu kemari? Apa ada yang ingin ibu katakan?" tanya Eira.
"Tidak, ibu hanya ingin mengantarkan susu untukmu sebelum tidur," jawab Ibu.
"Ahhh baik, terimakasih banyak Bu," kata Eira.
"Ibu hari ini sangat senang melihat kalian berdua bersama, ibu harap ini bisa berlangsung selamanya, aku ingin kau membuka hati untuk Nak Vee, dia anak yang baik Ra," kata Ibu.
"Aku tahu Vee adalah lelaki yang sempurna Bu, tapi maaf untuk saat ini Eira tidak bisa berkencan dengan siapapun, tolong jangan paksa aku Bu," jawab Eira.
"Baiklah kalau begitu kalian berteman seperti ini juga tidak buruk," kata Ibu.
Eira mengangguk.
"Kalau begitu ibu akan tidur, kau tidurlah besok kau kerja," kata Ibu.
"Baik Bu," jawab Eira.
Ibu pun pergi dan kembali ke kamarnya, Eira pun segera meminum susu yang di bawa oleh ibunya dan kembali merebahkan badannya. Eira masih belum merasakan apa-apa pada Vee, karena memang niatnya hanya untuk berteman saja dengan Vee. Eira pun memejamkan mata dan akhirnya dia tertidur dan berada di rumah mimpinya bersama dengan Lord.
"Lord, Lord!" panggil Eira berkali-kali tapi tidak ada jawaban.
"Kau di mana Lord?" tanya Eira lebih keras sambil berjalan ke seluruh ruangan tetapi tidak ada Lord.
Eira pun pergi ke balkon dan melihat Lord berada di kolam renang belakang rumah.
"Ahhh dia sedang berenang, aku akan ke sana," kata Eira dan berlari menemuinya.
"Lord, pantas saja aku memanggilmu kau tidak juga menjawab, ternyata kau di sini," kata Eira.
"Aku sedang berenang, maaf jika aku tidak menjawabmu," jawab Lord.
"Kenapa Lord tidak marah denganku? Apa dia tidak tahu apa yang baru saja terjadi, apa dia tidak tahu jika aku baru saja bermain dengan lelaki lain?" gumam Eira dalam hati.
"Kenapa kau bengong Ra?" tanya Lord.
"Lord apa kau sakit?" tanya Eira.
"Tidak, jika aku sakit tidak mungkin aku berenang bukan?" tanya Lord.
"Tapi ada yang aneh denganmu," kata Eira.
"Apa kau melakukan sesuatu yang aku tidak mengerti?" tanya Lord.
"Ahhh tidak," jawab Eira.
"Sebaiknya aku tidak usah mengatakannya, aku tidak mau dia marah lagi padaku," gumam Eira dalam hati.
"Aku tahu semuanya Ra, aku akan diam sampai kau menceritakannya, aku melihat mu tertawa berasa orang lain yang mungkin akan menjadi sainganku, tapi aku tidak akan egois untuk kali ini, aku akan mencoba untuk menerima musuh dari segala arah," jawab Lord di dalam hati.
"Tunggu aku, aku akan naik dan berganti pakaian," kata Lord.
Eira mengangguk dan menunggunya di dalam di ruang santai. Tak lama kemudian Lord pun masuk dengan rambut yang masih basah, Eira melihatnya hingga tidak mengedipkan matanya, sepertinya Eira sebentar lagi akan mimisan.
"Eira apa kau tidak papa?" tanya Lord.
Eira diam saja tidak menjawabnya.
"Eira!" panggil Lord lagi.
"Tidak, tidak, aku tidak papa, sini aku akan mengeringkan rambutmu," kata Eira.
"Tidak usah nanti akan kering sendiri," jawab Lord.
"Kau bisa sakit jika menunggu kering sendiri," kata Eira.
"Tidak, tapi jika kau ingin mengeringkannya lakukan di kamar saja bagaimana?" tanya Lord.
"Apa kau sedang memberiku kode Lord?" tanya Eira.
"Tentu saja, apa kau mau?" tanya Lord.
"Jika kau memaksa aku mau," jawab Eira.
Lord pun menarik tangan Eira masuk kedalam kamar, sesampainya di kamar Eira langsung mengambil pengering rambut di lemari rias.
"Mendekatlah dan duduk di depan kaca Lord," kata Eira.
"Aku tidak ingin mengeringkat rambut Ra, aku ingin bercinta dengamu," jawab Lord.
Sontak Eira terkejut, di kiranya dia hanya bercanda tetapi Lord langsung menariknya ke atas kasur dan menyantapnya dengan sangat ganas seperti sedang kelaparan. Setelah selesai menyantap Eira, mereka pergi mandi bersama dan Eira pun mengeringkan rambut Lord, begitu juga dengan Lord mengeringkan rambut Eira secara bergantian.
"Eira apa kau mencintaiku?" tanya Lord.
"Jika tidak, apa menurutmu aku akan melakukan hal ini padamu?" tanya Eira.
"Aku tahu pasti kau mencintaiku, jadi aku tidak harus khawatir dengan kesetiaanmu bukan?" tanya Lord.
"Mengapa kau bertanya seperti itu, apa kau yang tidak percaya denganku?" tanya Eira.
"Aku bertanya, kenapa kau bertanya balik ke aku, harusnya kau jawab dulu pertanyaanku," kata Lord.
"Habisnya kau ini aneh, aku lebih senang jika bersamamu Lord, jangan pernah berpikir aneh-aneh lagi ya," jawab Eira.
"Baiklah kalau begitu," kata Lord langsung terdiam.
"Kau tidak ingin mengatakan apa-apa Ra? Kau ingin diam dengan masalah ini?" gumam Lord dalam hati.
"Lord aku lapar," kata Eira.
"Baiklah kalau begitu ayo kita ke dapur dan coba lihat kita punya apa di kulkas," jawab Lord.
Eira mengangguk mereka pun pergi kedapur untuk melihat makanan apa yang mereka miliki. Saat membuka kulkas Eira pun merasa tidak ingin makan nasi, melainkan ini makan kue.
"Lord, apa kamu bisa membuat kue?" tanya Eira.
"Kue apa?" Tanya Lord.
"Aku ingin makan kue," jawab Eira.
"Kalau begitu kita buat kue saja ya, atau kamu ingn beli saja?" tanya Lord.
"Jika kamu bisa membuatnya, aku ingin di buatin kamu saja Lord," jawab Eira.
"Baiklah kalau begitu aku akan membuatnya," kata Lord.
"Aku ingin membantu," ujar Eira sambil menunduk karena takut tidak di perbolehkan.
"Hahah kau ini lucu sekali, baiklah sekarang kau jadi asistenku saja ya," kata Lord.
"Emm," jawab Eira mengangguk senang.
Mereka mulai membuat kue yang di inginkan Eira. Walaupun Lord tahu dapurnya nanti akan hancur dan kotor karena ulah Eira, tapi dia tetap membiarkan Eira membantunya, karena Lord tidak ingin Eira merasa bosan saat bersamanya.
"Eira," panggil Lord.
"Ada apa Lord?" tanya Eira.
"Apa kau bosan jika bersamaku?" tanya Lord.
"Kenapa dari tadi yang kau bahas hal seperti itu Lord," jawab Eira.
"Aku hanya bertanya saja, di sini tidak ada orang lain dan hanya ada aku, aku, dan aku, apa salah jika aku akan berpikir jika kau mulai bosan dengan keadaan seperti ini?" tanya Lord.
"Aku tidak bosan Lord," jawab Eira singkat.
"Jika aku memperbolehkan kamu dekat dengan orang lain apa yang akan kamu lakukan Ra?" tanya Lord.
Eira pun menatap Lord dan berhenti mengaduk adonan kue, lalu mendekati Lord.
"Jangan pernah bicara seperti itu Lord, aku akan menunggumu, tetapi jika itu yang kamu inginkan aku akan berusaha untuk melakukan apa yang kamu ingin aku lakukan," jawab Eira.
"Baik, baik aku tidak akan bahas hal ini, mari kita masukan adonan ke dalam oven dan menunggunya," kata Lord mengalihkan pembicaraan.
Mereka pun menunggu kuenya matang sambil menonton televisi. Lord tidak lagi bertanya tentang hal itu karena Eira benar-benar tetap diam.