Baixar aplicativo
57.14% Dropping In A Dream / Chapter 20: Meyakinkannya Lagi

Capítulo 20: Meyakinkannya Lagi

"Bukan maksudku seperti itu Lord aku hanya sedang kepikiran dengan apa yang di katakan Yara pada ku kemarin," kata Eira.

"Apa kau mempercayaiku Ra?" tanya Lord.

"Tentu saja aku mempercayaimu, hanya saja saat ini jangan bahas hal ini saja dulu Lord," jawab Eira.

"Berarti kau ragu denganku bukan Ra?" tanya Lord.

"Tidak Lord," jawab Eira.

"Katakan saja yang sebenarnya dari dalam hatimu Ra," kata Lord.

"Baiklah aku akan mengatakannya," jawab Eira.

"Aku tidak tahu bagaimana dengan perasaanku, aku menyukaimu, bahkan aku tidak ingin kehilangan dirimu Lord, tetapi aku juga tidak tahan melihat semua orang berpacaran di dunia nyataku," jawab Eira.

"Lalu?" Tanya Lord.

"Apa kau bisa muncul sekarang saja di kehidupan nyataku?" tanya Eira.

"Jika itu permintaanmu, maaf kan aku, aku belum bisa mengabulkannya, aku ke sana tidak semudah itu Ra," jawab Lord.

"Kau tidak menginginkan aku?" tanya Eira.

"Aku menginginkan kamu tapi aku butuh waktu untuk bisa menjadi kembali nyata Ra," jawab Lord.

Eira pun diam saja.

"Apa kau tidak bisa menungguku" tanya Lord.

Eira diam saja.

"Jika memang kau tidak bisa menungguku kau bisa berpacaran dengan orang lain di Ra, aku akan mengijinkan kamu," kata Lord.

"Jangan bilang seperti itu, sudahlah jangan bahas hal ini lagi!" kata Eira kesal.

"Aku sungguh akan mengijinkan kamu sampai aku bisa berhasil menjadi nyata untukmu Ra," kata Lord.

"Aku akan ke balkon dan membaca novel," kata Eira.

"Apa kau ingin makan sesuatu?" tanya Lord.

"Emm," jawab Eira.

"Baik kalau begitu aku akan memasak, kau bisa menungguku di balkon," kata Lord.

Eira pun ke balkon dan merenung sejenak. Pikirannya di penuhi dengan rasa keegoisan, kebimbangan, dan hingga akhirnya keegoisan itu pun luluh karena perkataan Lord yang tidak mudah untuk menjadi nyata, hal itu membuat Eira sungguh menyesal telah meragukan usaha Lord. Dia pun menghampiri Lord yang sedang memasak.

"Lord," kata Eira memeluk Lord dari belakang.

"Ahhh ada apa Ra, apa kau sudah selesai?" tanya Lord.

"Aku tidak jadi membaca, maafkan aku Lord," kata Eira.

"Tidak papa Ra, yang penting sekarang kau sudah kembali mempercayaiku saja sudah cukup untukku," jawab Lord.

"Kau boleh marah padaku Lord," kata Eira.

"Tidak, aku akan teta mencintaimu dan berusaha yang terbaik untuk kita," jawab Lord.

"Maaf sudah meragukan mu," kata Eira.

"Apa kau sudah lapar?" tanya Lord.

"Sedikit," jawab Eira.

"Baiklah, sebentar lagi masakan matang, kita makan bersama ya," kata Lord.

Eira pun mengangguk.

Lord melanjutkan memasak dan menyiapkan makanan ke piring, walau pun Eira sudah mengangguk dan berpikir jika dirinya itu salah, tetapi di hatinya masih tetap memiliki keraguan, apakah dunia mimpi bisa menjadi kenyataan?.

"Ra, ayo kita makan di meja makan, ini sudah jadi," kata Lord.

Mereka pun pindah di meja makan dan memulai makan masakan Lord.

"Apakah enak Ra?" tanya Lord.

"Emm, kau sangat jago memasak," jawab Eira.

"Aku akan mengurusmu kelak, kau tidak usah pusing dalam hal makanan ya," kata Lord.

Eira pun menganggukan kepalanya.

Lord memegang tangan Eira dan menggenggamnya.

"Ra, kau masih meragukan aku?" tanya Lord.

"Tidak," jawab Eira.

"Mulutmu memang bisa membohongi aku, tapi mata dan hatimu tidak bisa membohongiku Eira," kata Lord.

"Aku harus apa Lord?" tanya Eira.

"Lakukanlah seperti apa yang sudah aku katakana padamu tadi, percayalah padaku dan tunggulah aku dengan tenang, tapi jika kau ingin mencari yang lainnya aku akan paham kepadamu, aku tidak bisa melarangmu karena itu adalah hak mu," jawab Lord.

"Apa kau mau menungguku?" lanjut Lord.

Eira mengangguk tidak yakin.

"Kau kembali kapan Ra?" tanya Lord.

"Mungkin besok aku akan berangkat, kalau tidak besok ya besoknya lagi," jawab Eira.

"Baiklah kalau kau kembali pulang hati-hati di jalan ya Ra, sampai bertemu di sana lagi," kata Lord.

"Di dunia nyata?" tanya Eira.

"Dalam tidurmu Ra," jawab Lord.

"Emm, baiklah," kata Eira kecewa.

Eira menghabiskan makanannya dan kembali bersantai di balkon dengan Lord.

"Apa kau senang seperti ini Ra?" tanya Lord.

"Sangat senang sekali, apa kita bisa seperti ini sebentar lagi?" tanya Eira.

"Tentu saja, kita akan tetap seperti ini hingga kamu bosan," jawab Lord.

"Baiklah, aku tidak akan bosan denganmu Lord, karena kamu hanya ada di saat aku tertidur, jadi mungkin aku tidak akan merasa bosan," kata Eira.

"Apa aku boleh bertanya padamu Ra?" tanya Lord.

"Boleh, tanyakan saja apa yang menjadi pertanyaanmu Lord," jawab Eira.

"Jika seandainya aku ada di dunia nyata, apa yang akan kamu lakukan?" tanya Lord.

"Aku akan sangat bahagia, hal pertama yang akan aku lakukan adalah aku akan membawamu ke orang tua ku terlebih dahulu, setelah itu kita akan mengadakan pertunangan, lalu aku tidak akan melepaskan kamu apa pun yang akan terjadi," jawab Eira.

"Benarkah? Apa kau mau berdoa untukku agar semuanya berjalan dengan lancar dan bisa segera menemuimu?" tanya Lord.

"Tentu saja aku akan berdoa untukmu, untuk kita berdua, aku ingin bahagia denganmu Lord," jawab Eira.

"Lalu jika aku orang yang sama tetapi nama dan statusku sudah berbeda apa kamu akan percaya jika itu aku?" tanya Lord.

"Mana mungkin aku tidak mengenalimu, jika kau datang dengan nama yang berbeda tetapi wajahmu dan semua sifatmu masih sama aku akan langsung mempercayai kamu, tetapi jika kau beda jauh dari yang sekarang aku tidak yakin," jawab Eira.

"Jadi apa kemungkinannya kau tidak akan mengenaliku bukan?" tanya Lord.

"Aku tidak tahu Lord, berjanjilah padaku jika aku tidak mempercayaimu kau akan tetap berusaha meyakinkan aku ya," jawab Eira.

"Aku akan terus mengejarmu, walaupun itu aku harus memulainya dari awal, pada akhirnya kau akan melupakan aku Ra, kau harus melupakan Lord yang di sini untuk mencintai orang baru di dunia nyatamu, dan kemungkinan itu adalah aku," kata Lord.

"Kalau begitu biarkan aku seperti ini lebih lama lagi Lord, aku tidak mau melepaskan kamu," kata Eira.

Aku tidak mau menyiksa perasaan kamu Eira," kata Lord.

Eira pun diam saja dan meneteskan air matanya lalu memeluk Lord.

"Maafkan aku Lord aku tidak akan meragukan kamu lagi, aku akan tetap percaya pada apa yang kamu katakan, tapi aku mohon kau jangan pernah berniat meninggalkan aku ya Lord," kata Eira dalam pelukan Lord.

Lord membalas pelukan Eira dan mengangguk.

"Jadi kau akan menungguku bukan?" tanya Lord.

"Ya, aku akan menunggumu," jawab Eira.

"Terimakasih Ra, aku akan berusaha lebih keras lagi, agar aku bisa secepat mungkin menemuimu," kata Lord.

"Baiklah, berusahalah aku akan terus mendoakanmu yang terbaik," jawab Eira.

Lord pun menganggukan kepalanya. Mereka menghabiskan malam yang indah di rumah mereka berdua yang selalu menjadi saksi mata mereka melakukan apa pun bersama.


next chapter
Load failed, please RETRY

Status de energia semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Pedra de Poder

Capítulos de desbloqueio em lote

Índice

Opções de exibição

Fundo

Fonte

Tamanho

Comentários do capítulo

Escreva uma avaliação Status de leitura: C20
Falha ao postar. Tente novamente
  • Qualidade de Escrita
  • Estabilidade das atualizações
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo

O escore total 0.0

Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
Vote com Power Stone
Rank NO.-- Ranking de Potência
Stone -- Pedra de Poder
Denunciar conteúdo impróprio
Dica de erro

Denunciar abuso

Comentários do parágrafo

Login