Baixar aplicativo
62.85% Dropping In A Dream / Chapter 22: Kembali Pulang

Capítulo 22: Kembali Pulang

Saat Eira mengendap Yara sudah melihatnya dan berdiri tepat di hadapannya dengan tangan dilipat di depan. Geo pun juga melihat Eira dengan penuh kekesalan tapi juga kekhawatiran. Eira sadar dan melihat kearah Yara dan Geo dengan senyum bersalah di wajahnya.

"Dari mana saja?" tanya Yara.

"Apa kau tahu jika kita di sini khawatir denganmu, aku kira kau hilang, kenapa kau pergi tidak mengatakan apa-apa kepadaku?" tanya Yara.

"Kau dari mana Eira? Kau membuat Yara sangat panik, aku juga mengkhawatirkan kamu," sahut Geo.

"Maafkan aku," jawab Eira menundukkan kepalanya.

"Maaf? Apa kah maaf bisa menebus apa yang sudah aku pikirkan saat kau tidak ada di ruanganmu?" tanya Yara.

"Tidak, tapi setidaknya bisa mengurangi rasa bersalahku," jawab Eira.

"Kenapa tidak bilang, kau dari mana?" tanya Yara.

"Sebenarnya aku lupa mau pamit ke kalian, aku sudah asyik dengan diri sendiri jadi lupa, lain kali aku tidak akan melupakan kalian, lagi pula aku pikir kalian tidak akan menyadari jika aku sedang pergi," jawab Eira.

"Bagaimana mungkin kami tidak akan menyadarinya?" tanya Yara.

"Ya karena kalian sedang menghabiskan waktu bersama," jawab Eira.

"Buka berarti kami tidak mengingatmu bukan, kami dari dulu sudah merawatmu, kami akan selalu mendahulukan kamu dari pada masalah kita, jangan lakukan ini lagi, kau tahu aku takut kau akan hilang," kata Yara tak berhenti memarahi Eira.

"Iya aku tidak akan mengulanginya lagi," jawab Eira.

"Lalu kau pergi kemana sendirian?" tanya Geo.

"Aku ke laut Kak, bagaimana jika kita kembali dulu ke kamar aku merasa lelah Kak Geo," jawab Eira.

"Laut!?" sahut Yara.

"Kak Geo, bisa kah Kakak membuat Yara tidak marah lagi, tatapannya padaku sungguh menakutkan," bisik Eira.

Geo pun mengangguk dan merangkul Yara.

"Sudah ayo kita kembali saja ke kamar terlebih dahulu, mari kita marahi habis-habisan Eira di kamar oke," kata Geo.

"Kakak!" kata Eira.

Yara berjalan masih dengan wajah yang kusam. Sesampainya di kamar Eira mereka pun menutup pintunya dengan rapat.

"Sudah sekarang kau bisa memarahinya, kalau begitu aku juga akan memarahi Eira untukmu," kata Geo.

Tangan Yara langsung di lipat di perut bagian atas.

"Siapa yang menyuruhmu memarahinya, aku sudah sangat khawatir dengannya, jika kau memarahinya kau yang akan aku marahi bali," kata Yara.

Geo pun tersenyum, karena tahu jika Yara akan membela Eira, sudah sangat hafal dengan sifat Yara saat bersikap pada Eira.

"Sudah ku duga, sudahlah kau jangan memasang wajah yang seram seperti itu, lihatlah wajah bersalah Eira," kata Geo.

"Biarkan saja, lagi pula dia memang salah kok," jawab Yara.

"Aku memang salah Ra, tapi aku kan sudah minta maaf, jika akmu mau marah ayo marahi aku saja, jangan seperti ini," kata Eira.

"Lain kali apa kau akan mengulanginya lagi? Kau akan pergi tanpa memberitahuku, lalu jika kau hilang apa yang harus aku katakan pada ibu?" tanya Yara.

"Aku tidak akan mengulanginya lagi, yang penting aku kan sudah pulang Ra, bisa kah kau tidak membahasnya lagi?" tanya Eira.

"Benar kau sudah pulang, lalu apa kau sudah makan malam?" tanya Yara.

"Aku tadi sudah memesan makanan, mungkin sebentar lagi datang, apa kau juga mau?" tanya Eira.

"Kami berdua juga belum makan hingga sekarang, kau memesan berapa makanan?" tanya Yara.

"Satu, jika kalian mau aku akan memesannya lagi," jawab Eira.

"Kalau begitu tidak usah, aku mau makan di restoran saja dengan Geo." Kata Yara.

"Baiklah, memang sudah seharusnya seperti itu," kata Eira.

"Kau bilang apa Ra? Aku jadi ragu untuk meninggalkan kamu sendirian lagi," kata Yara.

"Aku tidak akan kemana-mana," jawab Eira.

"Kalau begitu biarkan aku membawa kuci kamarmu, kau tidak boleh bepergian lagi," kata Yara.

"Boleh saja, kalau begitu bawa saja ini kuncinya aku juga mau tidur kok," jawab Eira.

"Bagus, kau harus tidur karena besok pagi kita berangkat ke Korea," kata Yara.

"Em," jawab Eira.

Setelah makanan Eira datang, Yara mengambil kunci kamar Eira dan meninggalkan Eira di kamar.

"Kau yakin menguncinya dari luar?" tanya Geo.

"Apa aku sudah gila, bagaimana jika nanti terjadi sesuatu dan dia ada di dalam kamar, aku tidak segila itu Geo," jawab Yara.

"Aku kira akan kamu kunci beneran," kata Geo.

"Aku tidak menuncinya hanya untuk memberi peringatan saja pada Eira untuk tidak keluar, setelah ini pikirnya dia sedang di kunci di dalam, jadi tidak mungkin dia akan mencoba untuk keluar bukan? ini lebih baik dari pada dia pergi lagi," kata Yara.

"Tapi aku tidak yakin dia akan baik-baik saja Ra," kata Geo.

"Tenang saja aku lebih mengenalnya dari pada kamu, dia tidak akan kenapa-kenapa," jawab Yara.

"Apa kau yakin?" tanya Geo masih ragu.

"Setidaknya aku tenang dia sudah kembali pulang," jawab Yara.

"Okelah jika menurut kamu itu yang terbaik," kata Geo.

"Em, ayo kita makan malam di lantai bawah saja, kita jangan pergi jauh-jauh!" ajak Yara.

Geo pun menganggukan kepalanya, lalu mereka pergi untuk makan malam berdua.

Eira di dalam kamar pun heran dengan Yara, dari dulu Yara belum berubah sama sekali, Eira sempat berpikir apakah Yara tidak bosan selama ini mengurusnya tanpa berubah sedikit pun.

"Mau heran tapi itu Yara, dan dia adalah temanku, sahabatku, kakakku, dan juga segalanya untukku," gumam Eira sambil menaikan pundaknya.

Eira pun makan malam sendiri di dalam kamarnya, setelah makan dia tidak lupa untuk minum bir agar tidurnya lebih nyenyak, asalkan tidak kebablasan lebih dari dua botol bir.

"Di sini memang sangat menyenangkan dan indah, tetapi aku akan lebih senang jika tinggal di negaraku sendiri, terimakasih banyak sudah menjadi tempat tenangku selama di sini, aku akan mengunjungimu lagi Paris, semoga aku ke sini bersama dengan orang yang akan menjadi masa depanku," kata Eira bergumam pada cuaca yang sangat bagus di Paris. Eira pun memangdangi langit yang cerah malam itu sambil tersenyum, malam itu Eira tidak lagi memikirkan kekhawatirannya karena tidak bisa bersama dengan Lord di dunianya saat ini, Eira tersenyum dengan sangat lega, karena melepaskan semua penat di dalam hatinya saat berada di tengah laut.

Tak lama kemudian Yara dan Geo pun kembali dan membuka kamar Eira.

"Ra, kau tidur?" tanya Yara lirih.

"Belum, kalian sudah kembali?" tanya Eira.

"Ini aku bawa susu hangat untukmu, sekarang tidurlah dan berhenti minum," kata Yara.

"Aku sedang minum Ra, aku tidak ingin susu," kata Eira seperti biasa menolak niat baik dari Yara.

"Kau tidak mau? Baiklah kalau kau tidak mau lebih baik aku buang saja," kata Yara.

"Tidak, aku akan meminumnya nanti," sahut Eira.

"Eira, sebaiknya kau berhenti minum dan lekaslah tidur karena besok kita terbang pagi-pagi sekali," ujar Geo.

"Baiklah, kalau begitu aku akan tidur," jawab Eira.

"Bagus, kau lebih baik mendengarkan ku sedari tadi," kata Yara.

"Aku mendengarkan Kak Geo, bukan kamu," jawab Eira.

"Eira!" kata Yara kesal.

"Sudah ayo kita pergi tidur juga Ra, jangan ganggu Eira tidur," kata Geo.

"Aku akan melihatnya tidur terlebih dahulu," jawab Yara.

"Aishh kau ini merusak suasana santaiku saja Yara," kata Eira meletakan gelas yang ada di tangannya dan berjalan ke tempat tidur lalu meminum susu yang sudah dibawakan oleh Yara dan merebahkan tubuhnya.

"Apa kau puas Yara, sekarang silahkan kalian juga tidur, jika kalian besok kesiangan aku tidak akan pulang bersama kalian, aku akan berangkat lebih dulu," ujar Eira.

"Kau mau meninggalkan kita?" tanya Yara.

"Em," jawab Eira.

"Jika kau bangun kesiangan aku dan Geo akan meninggalkanmu, ingat itu!" kata Yara tidak takut dengan ancaman Eira.


next chapter
Load failed, please RETRY

Status de energia semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Pedra de Poder

Capítulos de desbloqueio em lote

Índice

Opções de exibição

Fundo

Fonte

Tamanho

Comentários do capítulo

Escreva uma avaliação Status de leitura: C22
Falha ao postar. Tente novamente
  • Qualidade de Escrita
  • Estabilidade das atualizações
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo

O escore total 0.0

Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
Vote com Power Stone
Rank NO.-- Ranking de Potência
Stone -- Pedra de Poder
Denunciar conteúdo impróprio
Dica de erro

Denunciar abuso

Comentários do parágrafo

Login