Baixar aplicativo
Dream Luciole no Hime Dream Luciole no Hime original

Dream Luciole no Hime

Autor: Lullaby_207

© WebNovel

Mulai

Kau membuka matamu dan melihat langit-langit yang tidak kau kenal. Kau langsung bangun melihat sekeliling. Ini jelas bukan kamarmu.

'Apaan nih kamar mewah?!'

Luasnya sudah seperti ruang keluarga. Ada meja teh didekat jendela. Meja rias yang diatasnya banyak kotak seperti kotak harta. Ada banyak pintu di dinding sebelah kirimu yang sepertinya lemari pakaian. Belum ditambah barang-barang interiornya. Tempat tidurnya juga, tempat tidur yang biasa kau lihat di film istana.

Tok...tok...tok...

"Tuan Putri. Ini Solona. Boleh aku masuk?".

Kau yang masih memproses keadaan tidak menjawab. Tapi kau yakin setelah mendengar nama itu.

Pintu terbuka. Seorang anak berambut abu-abu dengan warna mata yang sama masuk.

"Ah, Tuan Putri kau sudah bangun. Selamat pagi. Maaf karena aku masuk seenaknya". Solona membungkuk. "Aku harap Tuan Putri mengizinkanku memeriksa panasmu".

Kau hanya mengangguk karena tidak tahu harus menjawab apa.

Solona menempelkan tangannya dikeningmu. "Hmm... panasmu sudah hilang. Syukurlah".

"Ya, tapi aku masih sedikit pusing jadi aku ingin istirahat dulu seharian ini" jawabmu.

"Dimengerti. Aku akan membawakan sarapanmu sekarang". Solona kembali sambil mendorong serving trolly, tapi terlihat lebih mahal dan elegan dari yang pernah kau lihat. Disebut apa itu disini?

Solona mengatur sarapanmu di tempat tidur.

Kau tidak memperhatikannya tadi, tapi setelah kau tenang kau bisa melihat Solona sangat tampan. Tentu saja untuk anak-anak. Ditambah postur dan sikapnya terlihat seperti butler profesional.

'Mimpi ini sangat indah...'.

Kau tersadar dari imajinasimu.

"Um... Solona...".

"Ya? Apa ada yang ingin ditambahkan? Atau ada yang tidak kau suka?".

Dia sangat sigap.

"Bukan begitu. Ulang tahunmu yang berikutnya... kau akan berumur berapa tahun?".

Solona terdiam sejenak. Dalam hati kau panik karena tidak mungkin putri tidak tahu berapa umur Solona. Tapi kau membutuhkannya untuk informasi tahun berapa ini. Kau memohon Solona menjawabmu dalam hati.

"Umurku tahun depan ya. Aku akan berumur 10 tahun".

Dengan kata lain Solona masih 9 tahun sekarang.

Kalian terdiam. Kau bersiap membuat alasan kalau Solona bertanya 'kenapa kau bertanya?', tapi dia tidak mengatakan apapun. Kau sedikit lega dan hanya mulai makan.

-Setelah makan-

"Kalau begitu aku akan pergi ke dapur dulu. Aku akan segera kembali Tuan Putri".

"Ya, terimakasih untuk kerja kerasmu Solona".

Kau merasa ekspresi Solona sempat berubah. Tapi Solona langsung membungkuk ala Butler dan menutup pintu.

Setelah pintu ditutup dan Solona sudah pergi, kau langsung mencari sekeliling. Mengambil pena juga kertas dan mulai menulis.

Kau mengingat di drama cd Solona berumur 23. Saat ini dia masih 9 tahun. Dengan kata lain ini 14 tahun sebelum cerita asli dimulai.

Kau menulis semua yang kau ingat di drama cd. Dari para karakter sampai alur cerita. Cerita di drama cd bukan kelanjutan tapi terus berulang. Jadi karakter yang lain juga sudah ada saat ini. Sayangnya bahkan cerita di drama cd memiliki banyak plothole. Agak sulit untuk memutuskan kapan sebuah kejadian terjadi.

Total ada 6 karakter. Dan 3 berakhir dengan tragic ending menurutmu. Untuk Thriller agak membingungkan sih.

Kau melihat ke cermin. Kau yakin kau masih anak-anak. Mungkin 5 atau 7 tahun.

"Andai aku tahu umur Neuro ini akan lebih mudah". Kau baru teringat kalau si Putri bertunangan dengan Neuro sejak lahir.

Kau terdiam dan menggigit bibir bawahmu. Kalau mengingat dari drama cd kau adalah putri dari Raja dan Ratu? Jadi Neuro atau keluarganya ingin mengambil takhta dengan menikahkan kalian berdua. Bahkan seingatmu Neuro terasa tidak mencintai sang Putri dan hanya mengikuti kata-kata Ibunya.

"Tapi... merepotkan kalau harus memutuskan pertunangan atau membuatnya menyerah. Lagipula kami masih anak-anak sekarang". Kau mengingat Neuro bisa membunuh Ibu si Putri, dan dia itu Ratu disini?

Kau merinding memikirkannya. Dia membunuh Ratu tanpa diberi hukuman atau malah tidak ketahuan. Atau mungkin karena itu adalah perintah si Putri?

Kau menyimpan kertas tadi ke sebuah kotak dan menaruhnya didalam lemari. "Percuma memikirkan hal yang belum terjadi". Kau memutuskan lebih baik menjalani dulu saja.

Kau pergi ke beranda. Hutan Luciole berada didepanmu. Hutan itu sangat gelap bahkan dilihat dari tempatmu. Ada sungai yang mengalir seperti perbatasan antar mansion dan hutan.

"Apa ini lucid dream?".

Disisi lain Mansion, Solona berjalan terburu-buru mencari Ayahnya. Solona membuka pintu ruangan menggambar dan melihat Ayahnya.

"Kepala Pelayan! Ada yang salah dengan Tuan Putri!".

Solona mendapat tamparan keras diwajahnya.

"Kau seharusnya berhati-hati saat membicarakan tuanmu".

Ayahnya menunjuk ke arah pintu yang terbuka.

Solona baru tersadar. "Maafkan saya. Saya terlalu terbawa suasana". Solona mengendalikan emosinya. Saat ini mereka sedang bekerja dan Solona harus mengikuti aturan.

Solona berbalik dan menutup pintu.

"Jadi ada apa dengan Tuan Putri? Apa keadaannya memburuk? Aku akan segera memanggil dokter".

"Ya. Sebenarnya bukan keadaannya yang memburuk. Tapi..." Solona sedikit melirik Ayahnya. "...Selama dia makan tadi dia sama sekali tidak berkomentar apapun soal makanannya. Dia juga berterima kasih padaku. Dia juga tidak memecahkan alat-alat makannya".

Solona bisa melihat ekspresi Ayahnya berubah selama sedetik.

"Aku akan segera memanggil dokter".

Solona hanya mengangguk.

"Sebaiknya kau kembali ke sisi Tuan Putri. Pastikan apa dia masih seperti itu atau tidak hingga besok".

"Baik". Solona segera berbalik dan bermaksud membuka pintu.

"Dan maaf untuk menamparmu tadi".

Solona terdiam. Padahal Ayahnya selalu mengingatkannya untuk tahu saat bekerja dan tidak. "Tidak apa-apa Ayah".

Solona keluar.

'Putri mungkin masih sakit karena dia seperti itu. Tapi panasnya benar-benar sudah hilang'. Untuk orang biasa mungkin ini akan terlihat seperti anugerah. Putri yang sudah haus darah bahkan sebelum tahu apa itu darah, tiba-tiba berubah menjadi malaikat. Tapi mungkin terlalu cepat untuk menyimpulkannya seperti itu.

'Dia adalah monster yang terlahir kembali disini'. Solona mengingatkan dirinya.

Dikejauhan Solona melihatmu.

"Tuan Putri? Apa yang kau lakukan disini?". Solona memanggilmu.

"Ah, Solona. Aku cuma mau berjalan-jalan tapi... sepertinya aku tersesat. Aku juga tidak bertemu siapapun jadi aku tidak bisa menanyakan arah".

'Tersesat? Eh? Apa maksudmu? Juga tentu saja tidak akan ada orang disekitar sini. Kau sendiri yang bilang tidak suka melihat dan mendengar orang berkeliaran disekitarmu'.

Solona ingat kau bilang tidak suka melihat para pelayan bekerja didepanmu. Karena itu mereka hanya bekerja di sekitar sini saat kau tidur. Kau senang setiap kali berjalan dilorong kosong ini dan merasa dunia milikmu.

Pelayan yang lain selalu diingatkan untuk menjauhi putri karena itu mengganggunya. Tapi sekarang dia khawatir karena tidak melihat seorangpun?

'Apa dia sedang bermain? Kalau begitu aku harus mengikutinya'. Solona ingat kau senang bermain seperti ini. "Aku akan menemanimu Tuan Putri, agar kau tidak tersesat".

"Ya, terimakasih Solona. Bisa kau antar aku keliling mansion ini?".

"...Tentu saja".


Load failed, please RETRY

Status de energia semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Pedra de Poder

Capítulos de desbloqueio em lote

Índice

Opções de exibição

Fundo

Fonte

Tamanho

Comentários do capítulo

Escreva uma avaliação Status de leitura: C1
Falha ao postar. Tente novamente
  • Qualidade de Escrita
  • Estabilidade das atualizações
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo

O escore total 0.0

Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
Vote com Power Stone
Rank NO.-- Ranking de Potência
Stone -- Pedra de Poder
Denunciar conteúdo impróprio
Dica de erro

Denunciar abuso

Comentários do parágrafo

Login