Baixar aplicativo
4.98% DOSA BESAR ALMIRA / Chapter 20: BERTEMU IBUNYA ALVIN

Capítulo 20: BERTEMU IBUNYA ALVIN

Almira nampak bersemangat menjalani akhir pekannya kali ini. Dia ingin berlari-lari keliling komplek rumahnya pagi ini. sayang sekali Revan tidak bisa ikut karena terlelap tidur selepas sholat subuh tadi.

sudah lama sekali dia tidak berolahraga.mungkin bisa merileks kan pikirannya setelah 1minggu bekerja.setelah pemanasan ringan di depan rumahnya , segera dia berlari mengitari komplek rumahnya.

Setelah merasa capek dia berniat untuk istirahat, dilihatnya ada abang tukang sayur yang sedang mangkal.

"Bang, ada tahu, tempe, sama terong?" Revan suka sekali dengan terong balado. karena hari ini mbak Tami libur, tak ada salahnya Almira memasak untuk suaminya.

"ada non"

"Aduh... tiba-tiba ada seorang wanita paruh baya yang sedang kesakitan memegang lututnya. "

"ibu kenapa?" tanya Almira.

"asam urat ibu kumat nak.,ibu susah sekali ini jalannya kalau kumat begini .gimana ini cara pulangnya?''

"ibu rumahnya dimana?biar saya bantu antar ibu sampai rumah"

"ibu tidak tahu alamat rumah anak ibu. tapi ibu tahu jalannya kemana."

"y sudah saya antarkan saja ya bu. nanti ibu yang tunjukin arahnya"

"Terimakasih banyak ya nak.maaf merepotkan"

"bang ini uangnya" Almira membayar belanjaannya dan belanjaan ibu yang dia tolong.

"mari bu" Almira memegang tangan ibu itu dengan hati-hati dia menggandeng ibu itu.

byurrrr..

"Ya Allah tega amat itu orang udah tahu ada genangan air, naik mobil kenceng banget" gerutu Almira yang bajunya sekarang basah akibat cipratan air.

"aduh nak kamu jadi basah. nanti sampai rumah mampirlah dulu bersihkan bajumu dulu nak"

"iya bu."

"namamu siapa nak?"

"saya Almira bu"

"nama ibu Dahlia nak, ibu baru tinggal disini 2hari yang lalu. ibu kangen sekali sama putra ibu. di usianya yang sudah 24th , dia masih belum mau menikah. dia tinggal sendirian disini. sesekali ibu menengoknya apa dia baik-baik saja tinggal sendiri" Almira mendengar cerita ibu itu dengan serius.

"kita sudah sampai nak.ayo masuk ke dalam nak"mereka sampai dirumah besar, lebih besar dari rumah Revan. warna monochrom mendominasi penampakan bagian depan rumah itu. ada mobil pejero warna silver yang terparkir di depan garasinya.

"iya bu"

"nyonya kenapa?asam uratnya kambuh lagi?"tanya asisten rumah tangga yang menghampiri mereka.

"iya sur, tolong ambilkan obat asam uratku ya" dan tolong antarkan Almira kekamar mandi y. tadi dia kena cipratan air di jalan.

"Almira ikuti surti ya nak."

"iya bu"

"non Almira pakai kamar mandi di kamar tamu dulu ya non. kamar mandi yang diluar krannya macet. udah panggil tukang tapi koq belum dateng-dateng."

"iya bik surti.terimakasih"

"oh y mb saya ambilkan dulu bajunya non Aisyah .sepertinya badannya g beda jauh sama non Almira."

"Aisyah?"

"iya non Aisyah anak bungsunya bu Dahlia. lagi kuliah diJogja, kalau pulang kesini biasanya nginep dikamar tamu ini. baju-bajunya juga banyak dilemari itu."

bik surti mendekati lemari itu.dan mengambil handuk serta baju ganti untuk Almira.

"saya tinggal dulu ya non" .

"iya bik terimakasih banyak".

Almira masuk dalam kamar mandi.dia menyalahkan shower dan hendak membersihkan tubuhnya yang kena cipratan air tadi.

"dimana sih Aisyah naruhnya? kebiasaan kalau minjem ga pernah dibalikin" seorang pria sedang mencari power bank yang minggu lalu dipinjam adiknya Aisyah.

ceklekkk..

Almira yang hanya berbalut handuk dan tanpa hijab kaget melihat makhluk lain didalam kamar itu.

Aaaaa.. siapa kamu? ngapain disini?

"ngapain kamu disni Al?"

"Alvin?" iya pria itu Alvin. Almira baru menyadari kalau rumah ini adalah rumah Alvin".

"maaf" Almira segera mengambil baju ganti dan masuk kembali ke kamar mandi.

"ngapain masih Disini Vin?mau cari kesempatan lagi?"Almira yang sudah berganti pakaianpun keluar, dan mendapati Alvin yang masih sibuk mencari sesuatu.

Alvin mengalihkan pandangan ke arah Almira dan mendekatinya. menyisakan jarak beberapa senti diantara mereka.

Almira terkunci dan terhimpit didinding.

"jangan macam-macam kamu Vin. aku udah punya suami"

"Maafin aku Al, sampai sekarang aku belum bisa melupakanmu. Aku belum juga menikah karena masih berharap kamu akan kembali sama aku. Tapi sekalipun sekarang aku bisa saja ngapa-ngapain kamu, aku ga akan melakukan kesalahan yang sama seperti dulu. biar Tuhan yang mengatur semuanya. karena aku yakin kamu adalah jodohku. aku akan menunggu sampai kapanpun Al".

Alvin melepaskan tangannya dan berlalu meninggalkan Almira.

Almira duduk sambil terisak.tak bisa dia pungkiri perasaan itu masih ada untuk Alvin.bagaimanapun Alvin adalah seseorang yang pernah mengisi hatinya. dia mengusap cairan bening dimatanya. membasuh mukanya dan keluar dari kamar itu.

"Permisi bu Dahlia, saya mau pulang sekarang. terimakasih sudah meminjamkan baju untuk saya.insyaAllah besok saya kembalikan"

"kemarilah dulu nak Almira biar ibu kenalkan dulu ke anak ibu, ini Alvin anak ibu yang nomer 2. Alvin, ini Almira dia tetangga kita. tadi dia yang nganterin ibu sampai rumah pas asam urat ibu kambuh di jalan."

Almira dan Alvin saling bertatapan kemudian menelangkupkan tangannya.

"Alvin, bisa kamu antarkan nak Almira pulang? antarkan dia, sebagai rasa terimakasih karena sudah menolong ibu."

"Tidak perlu bu. saya bisa pulang sendiri." yang benar adalah Almira tidak ingin berdekatan dengan Alvin. dia tidak mau rasa itu tumbuh lagi.

"Ga boleh pokonya Alvin harus antarkan Almira pulang. " bu Dahlia memaksa dan tidak bisa ditolak oleh Alvin

"ayok " Alvin berdiri dan mengajak Almira keluar dari rumahnya.

********


PENSAMENTOS DOS CRIADORES
ANESHA_BEE ANESHA_BEE

Kenapa Alvin begitu yakin kalau Almira adalah jodohnya ya?? semoga doamu terkabul Vin?

Apa yang akan terjadi kalau Revan tahu Almira diantar pulang sama Alvin?

Jangan lupa vote dan comment ya.

next chapter
Load failed, please RETRY

Presentes

Presente -- Presente recebido

    Status de energia semanal

    Rank -- Ranking de Poder
    Stone -- Pedra de Poder

    Capítulos de desbloqueio em lote

    Índice

    Opções de exibição

    Fundo

    Fonte

    Tamanho

    Comentários do capítulo

    Escreva uma avaliação Status de leitura: C20
    Falha ao postar. Tente novamente
    • Qualidade de Escrita
    • Estabilidade das atualizações
    • Desenvolvimento de Histórias
    • Design de Personagens
    • Antecedentes do mundo

    O escore total 0.0

    Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
    Vote com Power Stone
    Rank NO.-- Ranking de Potência
    Stone -- Pedra de Poder
    Denunciar conteúdo impróprio
    Dica de erro

    Denunciar abuso

    Comentários do parágrafo

    Login