Baixar aplicativo
40.47% Ditektur Menyebalkan! / Chapter 17: Story Enam Belas

Capítulo 17: Story Enam Belas

    Setelah Callista berbincang dan makan bersama di rumah Deren, akhirnya dia pulang di antar Deren, sampai ke apartemennya.

"Makasih ya..." Callista tersenyum tipis.

   Deren mengangguk.

"Iya...sama-sama..."

    Callista pun keluar dari mobil.

"Bye!..." Callista melambaikan tangannya dan tersenyum.

    Deren hanya tersenyum, dan menjalankan mobilnya.

***

   Sesampai di dalam ruangannya, Callista melihat sekeliling, tak ada Karina di ruangan tv.

       Callista pun menge-cek kamar Karina...tak ada juga.

Lalu Callista melihat ke ruangan kerja...ternyata Karina sedang sibuk bekerja.

"Sibuk banget, Na?" Callista berjalan mendekati Karina.

"Iya nih, Ra...gimana PDKT lo?! Sukses?" Karina menoleh ke Callista dan terkekeh.

"Apaan si!..." Callista mendegus kesal.

"Ra...nanti malem nonton bioskop, yuk?!" Karina terlihat gembira.

"Nanti malem?"

"Iya..."

"Umm...yaudah deh...mau"

"Oke...nanti habis mahgrib ya..."

"Emang mau nonton apa?" Callista mengerutkan kening.

"Horor" bisik Karina pada Callista.

"Ha?! Gak, ah! Film horor yang lo tonton aja udah nakutin!"

"Ohh...ayo lah...gak serem kok..." Karina menunjukkan wajah memelasnya.

"Enggak...selain horor kan ada...comedy kek romantis kek...atau apa gitu!"

"Nara yang paling jelek...gua lagi suka nonton horor..."

"Jelek?" Callista menatap tajam Karina.

"Yaudah deh...terpaksa gua download di laptop lagi film horor nya...yaudah deh, kita nonton romantis aja..." Karina menghela nafas.

"Nahh...gitu dong" Callista meninggalkan Karina di ruang kerja nya.

"Dasar penakut!" Gerutu Karina.

°°°

     Saat Callista sedang nonton tv, ada telfon masuk.

"Ra! Hape lo bunyi!" Karina berteriak, dari dalam kamarnya.

"Iya, tau" Callista pun bangkit untuk mengambil hape nya.

       Saat Callista melihat siapa yang menelfon...ternyata itu Deren.

"Ngapain dia nelfon? Tumben amat..." Callista pun langsung mengangkat.

"Halo..." Deren menyapa duluan.

"Hem?..."

"Nanti malem aku jemput...terus ketemuan sama Friska di kafe, yuk..."

"Emm...gimana ya...maaf, tapi aku udah janjian ama Karina..."

"Mau kemana?"

"Nonton bioskop"

"Ohh...aku boleh ikut? Yang rencana sama Friska biar aku batalin..."

"Ha? Ikut? Gausah!"

"Tapi aku pengen ikut"

"Enggak..." Callista tetap menolak.

"Oke...aku ketemuan sama Friska aja deh..." Deren  bermaksud membuat Callista cemburu.

"whatever...I don't forbid...as long as you're happy, I'm calm" Callista tersenyum.

"Oke...bye..." Deren mematikan telfon nya.

"Kenapa dia gak ngelarang sih" Deren mendegus kesal.

"Siapa, Ra?" Karina bertanya pada Calista.

"Kepo amat" Callista menaruh hape nya dan kembali menonton tv.

"Ya iya lah, jelas gua kepo...lu aja bawa-bawa nama gua!"

"Calon jodoh" Callista terkekeh.

"Ha?! Calon...jodoh? Ohh...Pak Deren..."

"Hemm..."

"Cie...udah anggep calon jodohnya..." Karina terkekeh.

"Apaan si...kan di jodohin, jadi ga salah dong gua bilang calon jodoh?" pipi Callista merona.

"Terserah deh..."

***

"Udah siap belom?" Karina bertanya pada Callista yang masih ada di kamar.

"Udah dari tadi!..." Callista membuka pintu kamarnya.

"Yaudah ayok..." Karina berjalan mendahului Callista.

    Callista pun menyusul dan mengunci pintu ruangan apartemennya.

"Setel musik dong..." Karin menyetir mobilnya.

   Callista pun menyetel musik nya.

Kamu bisa apa?

Bila tuhan mau kau menjadi milikku

Kamu bisa apa?

Bila tuhan mau kau menjadi takdir ku...

Kita bisa apa?

"Ini aja!" Karina menikmati lagunya sambil menyetir.

   Callista memutar bola mata malas, dan mendegus kesal.

°°°

   Sampai lah mereka di Mall...

"Nonton di sini?" Callista mengerutkan kening.

"Iya...udah ayo" Karina menarik tangan Callista, dan masuk ke Mall.

     Saat Karina dan Callista sedang berjalan menuju lift...

"Na!..." Callista berhenti sejenak.

"Hem? Ada apa?" Karina pun berhenti.

    Callista hanya diam, menatap sebuah tempat makan.

      Karina pun mengikuti arah tatapan Callista.

  Mulut Karina tersebuka, Karina kaget, dia melihat Deren sedang menyuapi seorang perempuan cantik...

"Dia...nyuapi es krim ke cewek itu..." Karina masih tak percaya.

"Kita samperin!" Karina hendak berjalan menuju tempat Deren dan Friska sedang makan bersama.

"Jangan..." Callista menahan Karina.

"Kok jangan?! Ini harus di cegah!" Karina masih memaksa.

   Tapi Callista tetap menahan.

"Gua bilang jangan...biarin aja...lagi pula dia udah pamit sama gua kok..."

"Tapi enggak sambil suap-suapan juga dong!"

"Biarin, Na...mending kita pergi nonton sekarang..." Callista pun pergi menuju lift.

    Lalu di susul Karina dengan perasaan penasaran.

"siapa perempuan itu sampe deket banget sama Deren, terus kenapa Callista nggak mencegah mereka berdua?...udahlah...bukan saat nya buat tanya tentang ini." Karina pun menyisihkan rasa penasaran itu dari otaknya.

"Gua pesen tiket dulu...terus lo beli makanan aja..." Karina tersenyum.

"Oke..." Callista pun pergi untuk memesan makanan.

"Makanannya udah?" Karina bertanya pada Callista.

"Udah..." Callista menunjukkan makanannya dan minumannya.

"Yaudah ayuk!" Karina berjalan menuju ruangan bioskop, di susul Callista.

    Karina dan Callista terlihat serius menonton film itu.

"Cowok nya ganteng banget ya, Ra!" Karina menelan ludah.

"Heem...cewek nya juga cantik" Callista memakan makanannya.

"Cantikan juga gua..." Karina melirik ke Callista.

"Dih...ngaku-ngaku" Callista memutar bola matanya malas.

"Biarin...daripada lo...jelek" Karina menjulurkan lidahnya seakan mengejek.

"Terserah..."

   Karina mencoba untuk duduk nyaman, lalu tak sengaja melihat Deren dan Friska yang sedang duduk di barisan atas/belakang...hanya berjarak tiga baris tempat duduk dari mereka.

"Cewek itu lagi?!" Karina mengerutkan kening.

"Bukannya mereka tadi suap-suapan?!" Karina bertanya-tanya.

"Ra! Nara! Ra!" Karina memanggil Callista.

   Callista pun menengok.

"Apasih?" Callista membentak pelan.

"Liat deh!" Karina melirik ke atas, dimana ada Deren dan Friska sedang duduk berdua.

   Callista pun mengikuti arah lirik Karina.

     Callista kaget...Deren dan Friska ternyata juga nonton film bersama...dan film yang sama dengan Karina dan Callista.

"Tadi suap-suapan...sekarang nonton film romantis cuma berdua.." Callista berkata dalam hati.

"Biarin" Callista pun melanjutkan menonton film.

   Karina mengerutkan kening melihat tingkah Callista.


next chapter
Load failed, please RETRY

Status de energia semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Pedra de Poder

Capítulos de desbloqueio em lote

Índice

Opções de exibição

Fundo

Fonte

Tamanho

Comentários do capítulo

Escreva uma avaliação Status de leitura: C17
Falha ao postar. Tente novamente
  • Qualidade de Escrita
  • Estabilidade das atualizações
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo

O escore total 0.0

Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
Vote com Power Stone
Rank NO.-- Ranking de Potência
Stone -- Pedra de Poder
Denunciar conteúdo impróprio
Dica de erro

Denunciar abuso

Comentários do parágrafo

Login