Capítulo 35: Kau ibu atau sipir penjara?

Sore hari di kota metropolitan tak pernah sepi. Kendaraan lalu larang berebut menguasai jalanan. Macet sudah menjadi tradisi di Jakarta. Aneh jika tak ada kemacetan terutama di pagi dan sore hari. Cahaya matahari perlahan redup ketika senja tiba. Senja menjadi sebuah momen peralihan antara siang yang cerah menuju gelap dan dinginnya malam. Cahaya jingganya menjadi lukisan Tuhan yang memanjakan mata.

Seorang gadis cantik memperhatikan jalanan dari kaca mobilnya. Ia melihat bagaimana para pengendara saling membunyikan klakson dan mencari celah keluar dari kemacetan ini.

Mobilnya berhenti di depan rumah yang sangat luas. Gerbang menjulang tinggi menyambutnya. Seorang satpam dengan sigap membuka gerbang, membiarkan nona mudanya masuk ke istananya. Ia turun dari mobil, lalu membiarkan supirnya memarkirkan mobilnya ke garasi.