Baixar aplicativo
42.85% DIA MILIKKU / Chapter 3: Tadi Malam, Zack...

Capítulo 3: Tadi Malam, Zack...

akir pekan ini tidak ada yang harus ku kerjakan, kantor libur dan aku hanya dirumah seharian melakukan hal-hal tidak jelas. kegiatan ku hanya makan, bersih-bersih rumah, memasak, tidur-tiduran dan kegiatan lainnya yang di lakukan seorang pemalas di saat hari libur.

"bosan,,," kata-kata itu tiba-tiba saja keluar dari mulutku. aku merebahkan tubuhku diatas kasur, memandang langit-langit kamarku. pikiranku mulai menerawang jauh kedalam. dan aku teringat apa yang terjadi tadi malam. ucapan Zack yang terlihat sedih dan putus asa.

"Lira, aku tadi bertemu dengan kakak ku, kakak yang tak pernah ku tahu keberadaannya dan keadaannya. kenapa setelah 10thn dia baru datang menemuiku, kenapa tidak dari dulu saja, apa itu sulit, atau memang dia tidak ingin bertemu denganku, lalu kenapa sekarang dia muncul seperti tidak pernah terjadi apa-apa kepada kami berdua," pertanyaan itu di lontarkan Zack begitu saja. dia terlihat sedih dan bingung, " setelah ini aku harus apa? menerimanya kembali atau membiarkannya seperti ini. aku hanya tidak ingin mereka melakukan hal yang sama seperti 10thn lalu," sekarang kata-kata itu terhenti begitu saja. Zack tetap menunduk sedih. aku tidak bisa berkata apa-apa, aku hanya diam dan mencoba menenangkan Zack dengan menggenggam tangan.

aku tahu ini sangat berat untuk Zack, aku tahu semua cerita keluarga sahabatku itu. dia menceritakan nya padaku saat kami kelas 3 smp dulu. itulah pertama kali aku tahu kalau Zack bukan anak kandung dari Om Fredi, ayahnya sekarang. dia adalah anak tiri dan saat itulah dia mulai bercerita padaku. 10thn yang lalu, Zack harus menerima bahwa dia harus berpisah dengan ayah dan kakak nya. perasaan nya mungkin sangat terguncang waktu itu. bagaimana bisa anak berumur 10thn harus menerima sebuah perceraian kedua orang tua nya, tanpa ada yang menjelaskan dengan benar apa yang sebenarnya terjadi.

"Zack, tenanglah, aku disini bersamamu," aku mulai membuka pembicaraan lagi, "jika kakak mu meninggalkan mu lagi, kan masih ada aku dan kak Leo disini. kami tidak akan meninggalkan mu seperti mereka," ucapku menenangkan.

"tapi kenapa dia baru kesini sekarang,"

"kenapa tidak kau tanyakan sendiri padanya," kakak mulai ikut berbicara, tapi kata-kata kakak itu membuatku sedikit agak kaget, "bukankah itu lebih baik. aku bukan membelanya atau malah memojokkanmu, tapi tidak ada salahnya kau melakukan itu. cobalah kau bayangkan juga berada di posisinya Zack. kalian berdua adalah korban disini, mungkin saja kakak mu itu baru bisa menumuimu sekarang karna baru bisa dia lakukan. mungkin juga dia ingin memperbaiki apa yang sudah terjadi, memperbaiki hubungan yang telah bertahun-tahun rusak." kakak memberikan sedikit nasehat, tapi itu masih belum bisa membuat Zack bangkit.

"Zack," aku mengulurkan tanganku, mengangkat kepala Zack yang dari tadi tertunduk. "sudah jangan sedih, kalau kau sedih, siapa yang akan menghiburku. dimana Zack ku yang selalu ceria, selalu tertawa seperti orang gila," aku tidak tau apa yang aku katakan barusan.

"Hey Lirana, kau itu mau menghiburku atau mengejakku," Zack mulai bicara dengan normal.

"Apa Zackay, aku tadi itu memujimu, dan itu kenyataannya. kau selalu saja ceria dan kadang-kadang tertawa seperti orang gila, kadang aku juga takut melihatmu seperti itu"

aku mulai berdiri.

"mau kemana kau, setelah semua cerita ku yang melankolis itu, seenaknya saja kau bicara kalau aku ini orang gila," Zack mulai mengejarku yang mulai menjauhinya.

"aku tidak bilang kalau kau itu orang gila, aku bicara kalau kau suka tertawa seperti orang gila," kata ku membela diri.

"itu sama saja, kau mengejek ku," Zack mulai marah, "kemari kau, aku akan menghajarmu,"

kami berdua mulai berlari kecil mengelilingi lantai satu. akhirnya Zack sudah mulai bisa melupakan apa yang tadi dia khawatirkan.

"kena kau ya," Zack menangkapku. pelukannya sedikit membuatku sesak.

"ampun Zack, kau membuatku tidak bisa bernapas." aku berusaha lepas dari pelukannya.

"hey Zack, kau membuat adikku mati, cepat lepaskan dia," kakak mulai melerai kami, dia melepaskan ku dari pelukan Zack.

"iya, iya."

"bagaimana Zack, sudah baikan," kata kakak.

Zack diam, dia mulai tersenyum "iya, terima kasih". aku senang melihatnya kembali tersenyum seperti itu. "aku tidak salah datang kemari, kalian memang yang terbaik."

"tentu saja," ucapku bangga.

tiba-tiba aku tersenyum-senyum sendiri mengingat kejadian malam itu. untung saja semua baik-baik saja.

"kling,,,kling,,,kling,,," tiba-tiba saja hp ku berbunyi, dari Zack. 📲"aku di bawah, cepat turun, aku ingin jalan-jalan dengan mu hari ini, aku ingin membawamu ke suatu tempat. aku akan menunggu mu di bawah. jangan lama-lama,,,". aku mengerutkan keningku, anak itu benar-benar sudah kembali pada mood baik nya sekarang.

aku mulai beranjak dari tempat tidurku, mengganti baju dan bersiap-siap. aku tidak tau akan pergi kemana, mungkin ini akan menghilangkan kebosanan ku. dan mungkin akan terjadi sesuatu yang baik nanti, semoga saja.


next chapter
Load failed, please RETRY

Status de energia semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Pedra de Poder

Capítulos de desbloqueio em lote

Índice

Opções de exibição

Fundo

Fonte

Tamanho

Comentários do capítulo

Escreva uma avaliação Status de leitura: C3
Falha ao postar. Tente novamente
  • Qualidade de Escrita
  • Estabilidade das atualizações
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo

O escore total 0.0

Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
Vote com Power Stone
Rank NO.-- Ranking de Potência
Stone -- Pedra de Poder
Denunciar conteúdo impróprio
Dica de erro

Denunciar abuso

Comentários do parágrafo

Login