Wen Qiao menganggukkan kepalanya, "Hm. Dia tidak setinggi dirimu, dia tidak setampan dirimu, dia juga tidak memperlakukanku dengan baik. Aku benar-benar buta saat itu, tapi setelah kamu muncul di mataku, di hatiku, di duniaku hanya ada dirimu."
Wen Qiao membatin, 'Ya Tuhan, aku setiap hari bicara seperti ini. Apa aku akan mendapatkan hukuman disambar petir?'
Wen Qiao bicara dengan pelan sambil melihat mata Fu Nanli dengan wajah yang serius dan tulus, raut wajah yang membuat orang terjebak.
Fu Nanli hanya menjawab santai dengan, 'Hm'.
Wen Qiao dengan lembut berkata lagi, "Semua orang memiliki masa lalu, kan?"
Fu Nanli, "..."
'Aku seharusnya tidak memiliki hal itu, aku rasa sejak dulu aku seharusnya hanya fokus kepada pekerjaan, jadi aku yakin tidak memiliki hubungan percintaan sebelumnya.' Pikir Fu Nanli.
Dia tidak mengira bahwa dirinya akan kalah dengan seorang perempuan berumur 19 tahun dalam pengalaman cinta. Dia tidak berani mengatakan apapun karena takut Wen Qiao akan menertawakannya, jadi dia hanya bisa dengan tenang berkata, "Hm."
Wen Qiao merasa sedikit tidak adil lalu berkata, "Orang yang menyukaimu terlalu banyak, kelak pasti akan ada banyak orang yang ingin membuatku terlihat buruk. Dulu kamu mengatakan bahwa kamu hanya percaya kepadaku, kamu tidak boleh… berubah pikiran ya."
Bagaimanapun umur 19 tahun adalah umur dimana perempuan muda merasa manja dan bergantung kepada orang lain, jadi Fu Nanli memahami hal itu.
Fu Nanli memegang tangan Wen Qiao dengan erat lalu dengan suara berat menjawab, "Hm."
Kemudian terdengar suara ketukan pintu, Xu Shen dan Zhao Yuan masuk bersamaan dan langsung melihat raut wajah kapten mereka yang datar, seketika mereka merasa mereka datang di saat yang salah.
"Kapten, kami semua baru saja kembali dari Munich lalu segera datang kemari untuk menjenguk Anda."
Wen Qiao dengan suara pelan berbisik ke samping telinga Fu Nanli, "Kamu sudah tidak marah, kan?"
Nafas Wen Qiao terasa di telinga Fu Nanli dan membuat detak jantung Fu Nanli menjadi berantakan. Dia tidak mengatakan apapun tapi sorot matanya tidak terlihat begitu muram lagi.
Wen Qiao memperhatikan raut wajah Fu Nanli, setelah itu dia melepaskan tangannya dari genggaman Fu Nanli dan berkata, "Kalau begitu aku keluar dulu."
Dia merasa mungkin orang-orang yang datang ingin membahas tentang pekerjaan atau membahas sesuatu yang rahasia, jadi dia merasa dirinya yang merupakan orang luar tidak seharusnya berada di sini.
Saat dia berjalan melewati pintu, dia melihat sekitar 5 atau 6 pramugari yang berwajah cantik dan masih belum mengganti seragamnya serta 2 orang kapten lainnya.
Saat Wen Qiao melewati pramugari terakhir, pramugari itu menolehkan kepalanya dan melihat ke arah Wen Qiao, setelah itu dia menahan Zhao Yuan dan dengan suara pelan bertanya, "Kak Yuan, itu siapa?"
Zhao Yuan dengan suara pelan berkata, "Pacar kapten."
Raut wajah He Lian terlihat muram. Jarinya gemetar dan senyum di wajahnya terlihat kaku, "Kamu bercAnda ya? Mana mungkin kapten kita memiliki pacar?"
Zhao Yuan meletakkan jari telunjuk di depan mulutnya sendiri dan berkata, "Jangan membahas hal pribadi dulu. Xu Shen ingin memberikan laporan tentang keadaan penerbangan kali ini serta masalah kapten yang akan kembali setelah pulih."
Xu Shen kemudian memberikan laporan, "Saat ini ada 72 penerbangan dari bandara Dongpu menuju Munich, penerbangan langsung ada 4. Karena Anda terluka dan berhenti bekerja, jadi ada beberapa yang diberikan kepada penerbangan lain. Sekarang aku dan semua anggota tim A kita semuanya terpencar ke tim B sampai F. Setelah Anda kembali bekerja, maka kami semua akan kembali menjadi 1. Setelah Anda sudah pulih, pihak Otoritas Penerbangan sudah memberikan keputusan agar Anda menjadi co-pilot terlebih dahulu selama 1 bulan dan dalam waktu itu yang menjadi pilotnya adalah Kapten Cheng. Kapten Cheng akan memberikan Anda tes, jika lolos maka Anda bisa kembali seperti semula."
Fu Nanli hanya berkata, "Aku mengerti."
"Itu saja untuk pekerjaan. Semua orang sangat mengkhawatirkan Anda, sesaat kami baru saja mendarat, kami langsung datang kemari untuk menjenguk Anda."
Fu Nanli dengan tenang berkata, "Tidak ada yang perlu dikhawatirkan, tadi siang aku bahkan pergi ke pertunjukan sekolah pacarku, kalian pulang saja untuk istirahat."
He Lian berjalan menghampirinya dengan buket bunga di tangannya, "Kapten, semoga kamu cepat sembuh."
Fu Nanli bersikap dingin, "Letakkan saja."
Dia sama sekali tidak memperdulikan harga diri He Lian.