Aku melihat Tia berjalan menjauhi kami, dia kemudian bergabung di meja yang lain bersama Atika dan yang lainnya. Aku masih melihat ada kecemasan di mata Tia yang sesekali menatap ke arah kami. Aku tersenyum kepadanya agar Tia tak kuatir. Aku maklum dengan sikap Tia yang over protektif kepadaku, selain karena dia sangat dekat dengan Harsya dialah yang selalu membelaku saat Ali masih bermusuhan denganku dulu,