Perjalanan ke balai desa ini terasa sangat menyiksaku. Aku terjebak antara candaan Harsya atau kesunyian Ali. Aku menjadi lebih banyak diam dalam perjalanan ini, sesekali aku menjawab pertanyaan Harsya yang ditujukan padaku tapi terkadang jawabanku malah tidak nyambung dengan pertanyaan yang diajukan. Harsya kemudian lebih banyak berbincang dengan Rendi dan Lucky, sesekali Ali menimpali pembicaraan mereka.
Sampai di balai desa suasana sudah ramai, sepertinya rombonganku datang yang paling akhir. Sudah ada dosen pembimbing di sana dan acara penarikan sudah di mulai dan hampir selesai. Tak lama kemudian acara penarikan mahasiswa ini selesai. Kami berpamitan dengan perangkat desa, kader dan tokoh masyarakat yang mengikuti acara ini.
"Mana Ali?" tanya Pak Irman saat aku berpamitan dengannya. Aku memutar mataku dan melihat Ali sedang sedang bersalaman dengan Salman.