Di Antara Gemintang 29
"Zie, boleh minta nomor telepon kamu?" pinta Edo penuh harap, aku menatap Ali yang kelihatan tak suka, aku menahan senyumku, "boleh."
"Oke, berapa?" ada senyum kemenangan di wajah Edo yang saat aku menyatakan kesetujuanku. Dia segera mengeluarkan ponselnya.
Aku segera menyebut nomor yang sudah di luar kepala dan Edo segera segera menulisnya di ponselnya. Wajah Ali yang tadinya kesal langsung berubah menjadi senyum saat tahu aku menyebutkan nomor ponselnya. Tak lama kemudian ponsel di tangan Ali bergetar karena Ali memasang mode getar untuk ponselnya.
"Aku sudah misscall kamu, simpan ya," Edo tersenyum manis.
Aku hanya tersenyum kemudian menggamit tangan Ali dan melangkah pergi dari tempat itu. Aku melihat wajah Ali masih tampak kesal saat kami sudah melaju di jalan.
"Sok pede banget, orang kayak gitu mau masuk Ananda? Sama direkturnya saja nggak nganggap apalagi nanti sama pasien yang gak disukainya. Bisa lari semua pasiennya" gerutu Ali.