Baixar aplicativo
5% DENDAM HAR AZMEER (Malay) / Chapter 1: DHA 1
DENDAM HAR AZMEER (Malay) DENDAM HAR AZMEER (Malay) original

DENDAM HAR AZMEER (Malay)

Autor: bloodoxic

© WebNovel

Capítulo 1: DHA 1

Loving you is harder than beathing under water

—perry poetry

Haris buka kemeja biru, menampakkan tubuhnya yang sasa. Tali pinggang di tarik dan kemudiannya dia tarik zip seluar. Raudah yang terbaring di atas katil mengigit bibir bawahnya sambil jarinya nakal mengetel biji kelentit.

" Bos sexy sangat.... Emmm..." Goda Raudah yang masih dengan tubung labuhnya di kepala. Haris makin tidak keruan.

" Be a good girl okay Raudah."

" Okay bos... Tak sakitkan?"

Suara Raudah yang seperti anak kecil membuatkan batang Haris jadi semakin keras. Sudah hampir lima bulan dia mendambakan tubuh Raudah yang tertutup litup dan akhirnya gadis bertudung labuh itu terbaring dengan kaki terkangkang di hadapannya.

" Tak sayang... Nikmat sangat..."

Tersenyum herot, Haris tarik kain baju kurung Raudah sampai ke atas. Seluar dalam biru cerah itu dicium berkali - kali. Raudah mendesah kegelian.

" Hmmm...." Haris cium hujung dalam peha Raudah. Gadis 21 tahun itu mula berair nikmat.

" Sedapkan Raudah?" Ujar Haris yang mencium - cium bau berahi Raudah yang sudah menyengat lubang hidungnya.

Bila Haris malu menarik seluar dalam Raudah, Raudah menahan.

" Emm bos... Tak apa ke macam ni? Raudah tak pernah buat..."

" Shhh... Relax ya sayang... Percayakan saya ya... Nikmat dia tak terkata Raudah..." Pujukan Haris termakan bila Raudah mengangkat punggungnya, membenarkan Haris melurutkan seluar dalamnya dengan lebih mudah.

" Oh... Tengok ni Raudah. Basah dah seluar dalam awak... Hmm, nakalnya awak..." Haris cium seluar dalam si genit itu sebelum dia tarik punggung Raudah ke pehanya.

Dia tarik batangnya yang sudah keras itu keluar dari seluar. Perlahan dia mengesel tangannya ke lurah nikmat Raudah yang bakal dia takluki. Basah dan melekit. Haris mendehem keras membayangkan nikmat yang bakal dia kecapi nanti.

Raudah yang merengek kegelian itu membuatkan Haris bertambah geram. Tudung labuh yang masih di kepala Raudah menjadikan Haris semakin seronok menyiksa batin perempuan itu.

Tudung je labuh, tapi murah. Gumam Haris sambil bibirnya tersenyum herot melihat tubuh Raudah yang melentuk liuk menahan geli saat jari - jari Haris menekan - nekan titik berahi wanitanya.

" Sedapnyaa... Ahh! Bos... ahhhh!! Ah! Ah!" Bibir kecil itu menyatakan kesedapannya. Bukaan kecil bibir Raudah dan lentok badan Raudah membuatkan Haris hilang pedoman.

Merasakan Raudah sudah selesa, Haris segara mengacu batangnya yang keras tepat ke lubang berahi yang berair lencun itu.

Melihat cecair jernih yang membasahi lurah Raudah yang putih itu, membuatkan batang Haris berdenyut - denyut pinta didayungkan.

" Raudah sayang... Tahan ya? Saya janji— ahhhhh!" Mata Haris terpejam rapat bila hujung batangnya mula meneroka lubang kecil itu. Rasa kemut bibir faraj Raudah begitu mengasyikkan. Haris mendesah kesedapan. Perghh, ini baru kepala. Yummm!

Raudah mengeran sakit namun kangkangnya semakin besar, membenarkan Haris untuk terus mendayung. Biarlah sakit, asalkan yang mendayung itu Haris. Bos yang terbaik pernah dia ada. Kacak, sasa, tinggi dan bijak.

" Aaaaaahhhh, bos! Pedih." Bulat mata Raudah dibuatnya bila dia terasa ada sesuatu yang kembang di dalam farajnya.

Tidak mempedulikan rayuan Raudah, Haris mula mendayung. Nikmat berlapis dengan nikmat.

" Damnn, sedap nak mampus! Ahhhhh!! Fuck! Ketatnya Raudah. Grrrrr!!!" Dayungan semakin laju. Bunyi erangan nikmat dan geselan kaki katil memenuhi ruang kamar hotel.

Raudah yang sudah tidur bertelanjang bulat itu ditenungnya beberapa ketika sebelum perasaan jelik merayap ke pangkal hati. Haris keluarkan telefon bimbit dan mengambil gambar Raudah dari beberapa sisi.

Kemudian, dia bingkas bangun menyarung pakaiannya ke badan. Sampai ke fasa membetulkan tali leher, tangan Raudah melingkar kemas di tubuh Haris.

Jijik, Haris lepaskan pelukan Raudah.

" Errr, have to go. Sorry Raudah." Ujar Haris tanpa sedikit pun dia menoleh ke arah perempuan yang baru saja ditidurinya.

Kakinya melangkah laju ke arah pintu. Tombol pintu ditolak ke bawah dan sekali lagi lengannya dirangkul kemas. Haris mengeluh berat.

" Lepaskan aku. Aku tak suka perempuan tak suci macam kau sentuh aku..." Sinis Haris. Matanya dikerling pada Raudah yang masih bertelanjang bulat.

" Apa you cakap ni Muiz?"

" Muiz?!" Meninggi suara garau Haris tiba - tiba.

Tubuh genit Raudah dilempar ke dinding sebelum Haris menekan tubuhnya pada perempuan itu. Leher Raudah dirangkul kemas. Bola matanya luas merenung tepat ke dalam renungan mata Raudah.

" Jangan ingat kau layak panggil aku Muiz! Kau siapa hah perempuan?!!" Pekik Haris tepat ke lubang telinga kiri Raudah.

Raut wajah Raudah merubah pucat. Dia kehilangan kata - kata. Masakan Haris Muiz yang romantik dan lemah lembut bertukar bengis dengan sekelip mata saja?

" Maafkan Raudah bos. Raudah janji... Raudah takkan buat lagi. Janganlah marah - marah." Pujuk Raudah bila Haris melepaskan dia.

Menjeling, Haris keluarkan telefon bimbitnya dan menyua beberapa keping gambar bogel pada Raudah. Melihat tubuh Raudah yang mengigil takut, dia tersenyum herot.

" Dah... Jangan sedih - sedih Raudah. Ini aku dah transfer RM 30,000 dalam akaun kau, okay?"

Bunyi dentingan notifikasi masuk dari telefon bimbit Raudah sayup - sayup kedengaran dari meja tepi katil. Raudah yang masih kejung berdiri dihadapannya, dipandang jijik.

" Kalau aku jadi kau, aku takkan berani muncul lagi depan Haris Muiz. Kau faham kan Raudah?

Sekarang, aku nak kau tutup mulut kau, ini semua tak pernah berlaku. Apa yang aku ambil dari kau, aku dah bayar setimpal...

Jadi aku dah tak ada hutang apa - apa dengan kau. Aku nak kau blah dari sini. Oh, esok tak perlu datang kerja ya?" Senyum Haris untuk kali terakhir sebelum dia meloloskan diri daripada bilik hotel itu.

Semudah itu, semudah itu dia membuang Raudah. Bagaikan kain buruk yang dicampakkan ke tong sampah saja. Hatinya kebal dan kosong. Tiada sekelumit rasa simpati pun pada gadis kampung itu.

Baginya, tiada perempuan yang boleh membuatkan hati jantannya mengatakan dan mengagungkan cinta. Cinta hanya timbul diranjang untuk beberapa ketika. Tak ada istilah cinta sejati bagi kaum berlainan jenis selain pada diri sendiri.


next chapter
Load failed, please RETRY

Status de energia semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Pedra de Poder

Capítulos de desbloqueio em lote

Índice

Opções de exibição

Fundo

Fonte

Tamanho

Comentários do capítulo

Escreva uma avaliação Status de leitura: C1
Falha ao postar. Tente novamente
  • Qualidade de Escrita
  • Estabilidade das atualizações
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo

O escore total 0.0

Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
Vote com Power Stone
Rank NO.-- Ranking de Potência
Stone -- Pedra de Poder
Denunciar conteúdo impróprio
Dica de erro

Denunciar abuso

Comentários do parágrafo

Login