Baixar aplicativo
62.5% Dear My Enemy / Chapter 5: Realize

Capítulo 5: Realize

Ozil POV's

Menara Head Boy

Hogwarts Castile

Aku terbangun dengan rasa pegal di tubuhku, oh sial sakit sekali tidur di sofa, lalu dengan cepat aku berjalan masuk ke kamar, hari ini aku harus ke-

"ASTAGA!!" teriakku lalu membalikkan badan, menghadap pintu yang tertutup sial aku lupa jika Gathan tidur dikamarku. Seketika aku terdiam kaku saat lenguhan orang yang baru bangun tidur itu. Sial aku membangunkannya!

Masalahnya dia tidur tanpa sehelai pakaian, bagaimana aku tidak panik!?

Aku atur nafasku lalu membuka pintu kembali untuk keluar dari kamarku. Namun panggilannya menghentikanku, sial apa lagi ini.

"Mandilah, lalu pakai bajumu" ucapku lalu keluar dari kamar, kututup pintu agak keras dan bersandar disana.

"Haaahh... sial" gumamku.

★★→Gathan POV ' s

"ASTAGA!! "

Aku terbangun mendengar teriakan. Seperti suara orang. Aku melenguh dan menguletkan tubuhku, kebiasaanku ketika terbangun.

Aku melihat Yu berdiri di pintu. Dia memunggungiku.

"Yu? " panggilku. Namun dia hanya menyahuti singkat.

Menyuruhku mandi dan berpakaian.

Aku menunduk melihat tubuhku telanjang. Seketika aku membelalak terkejut.

Aku ingat jika aku heat dan sudah pasti melucuti pakaianku sendiri.

Biasanya aku di kamar asrama Slytherin sendiri. Ya, Slytherin memang berbeda, tiap murid mendapat kamar sendiri.

Itulah yang membuatku acuh jika terbangun dengan telanjang.

Aku berdecak dan membersihkan pakaianku dengan mantra pembersih lalu memakainya kembali.

Aku bangkit dan menemui Yu yang ada di ruang rekreasinya.

⇨⇨⇨ Ozil POV's

Setelah merasa lega aku pergi menuju dapur, dan melihat pengatur waktu di samping meja kecil disana, menunjukan pukul 5 pagi.

Ada sisa waktu satu jam untuk sarapan di aula besar.

Setelah itu aku akan ke danau hitam untuk rutinitas pagi.

Selesai membuat dua coklat panas,

Aku kembali ke sofa dan menaruh cangkir di meja kecil.

Aku mendengar suara pintu kamarku terbuka dan sepertinya Gathan menghampiriku.

"Duduklah, aku sudah buatkan coklat panas untukmu" ujarku santai

★★→Gathan POV ' s

Aku mengangguk dan duduk di depannya. Mengambil gelas berisi coklat panas tersebut.

"Ekhm " aku berdehem mencuri perhatian Alpha di depanku.

"Aku ingin mengatakan sesuatu. " ujarku dan meletakan gelas ke meja lalu memandang lekat pemuda di depanku yang terlihat sangat santai seolah minum coklat panas dengan rivalmu merupakan hal yang lumrah seperti bertanya kapan lomba Quidditch diadakan.

ANEH!

"Jangan katakan pada siapa pun soal statusku! "

◈◈◈

Ozil POV's

Aku menatap Gathan dalam diam, dia menyuruhku untuk tidak mengatakan kepada siapapun kalau statusnya adalah Omega.

Entah dia takut atau dia malu dengan status nya ini, aku tak mengerti.

Tapi karena aku tak pernah mempermasalahkan nya jadi aku mengangguk.

"Hmm baiklah" ucapku santai dan kembali meminum coklat.

Aku pikir dia akan takut padaku yang notabenenya aku adalah Alpha

Tapi pendiriannya kuat sekali dan saat mendengar jawabanku itu dia beranjak berdiri dan berjalan menuju pintu keluar, mungkin dia akan kembali ke asrama ularnya.

★★→

Gathan POV ' s

Setelah mendapatkan jawaban yang kuinginkan. Aku mengangguk.

Kuhabiskan coklat panasnya dan aku bangkit berdiri.

"Terima kasih kalau begitu. "

Aku kemudian keluar dari rekreasinya. Aku akan mengucapkan mantra tempus untuk mengetahui jam. Masih cukup lama untuk ke Aula.

Akhirnya aku memutuskan kembali ke Asrama dan bersiap untuk kelas.

◈◆◈

Pusing mendengarkan ceramah Bright akan menghilangnya aku kemarin, aku memutar bola mataku.

Bahkan sarapan di Aula pun dia masih mengoceh. Aku beralasan berada di Hospital Wings.

Dengan dalih sakit perut. Namun dia masih saja mengumpatiku.

Saat itulah aku melihat sang Headboy, masuk dengan wajah berekspresi acuh. Namun dia bisa tersenyum dan tertawa saat bergurau dengan teman-temannya.

Hal yang jarang kulakukan. Meski aku memiliki banyak teman.

Aku tersentak saat dia menyadari aku memandanginya. Biasanya aku akan membuang wajahku.

Namun aku membeku dan balas menatap mata hazel sipit itu.

⇨⇨⇨ Ozil POV's

Setelah Gathan pergi aku langsung menuju kamar untuk mandi, ah mandi air dingin sajalah.

✧✧✧

Setelah sarapan dan melakukan rutinitasku di danau hitam, aku langsung menuju kelas pertama untuk hari ini.

Abraham merangkulku dan memaki dengan kesal padaku

"Siapa yang kau ajak mating kemarin huh?! Kau kira aku tidak tau, " ucapnya berapi-api.

Apa dia melihat aku membawa Gathan ke menara? Tapi dia baru saja bertanya, apa ini jebakan nya

"Kau pikir?" ketusku.

Beberapa temanku tertawa menanggapi raut kesal Abraham, sampai kami masuk kedalam kelas, aku merasa seseorang menatapku dan dengan segera aku menoleh untuk melihat siapa.

Gathan, rivalku.

Dia menatapku intens, aku pikir dia sedang mengancamku untuk tetap diam agar tak mengatakan apapun.

Seharusnya dia acuh saja agar tak ada yang curiga.

Damien salah satu temanku berbisik padaku.

"Ada apa si pangeran slytherin itu menatap pangeran gryffindor kita hmm mencurigakan" ujar nya dengan jahil.

Aku tertegun lalu menatap Damien datar.

"Entah, coba tanyakan padanya, aku juga penasaran" ujarku acuh.

Lalu setelahnya aku duduk dan membaca bukuku sebelum pelajaran di mulai.

Abraham menyikutku dengan pelan lalu berbisik padaku.

"Quinto terus menatapmu, apa kau sedang perang dengan nya?"

"Tidak. Diamlah, aku sedang belajar" ketusku.

"Dasar kutu buku" kecam nya kesal.

★★→ Gathan POV ' s

Aku menyipitkan mata melihat Yu dan kawanan Gryffindor nya berbisik-bisik sambil melirikku.

Akhirnya Yu duduk dengan acuh sambil membaca. Aku kembali fokus ke depan saat Professor Weasley telah hadir.

◆◆◆

Aku memandang Danau Hitam dengan bingung.

Sesekali melempar beberapa batu mengganggu cumi cumi raksaksa.

Aku merasa tidak nyaman meski Yu telah berjanji tidak akan mengatakan kepada siapa pun.

Bukan lagi soal statusku sebenarnya. Tetapi kini pemuda itu selalu ada dalam pandanganku kemana pun aku berada.

Dan akan selalu kuingat setiap sentuhannya yang membuat tubuhku terbakar.

Kini setiap Heat yang akan datang, tidak akan terasa sama dan akan lebih menyakitkan. Karena pasti akan teringat sosok Yu.

Aku tahu kenapa kini selalu memandang Yu tiap dia ada. Dan aku mencoba mengacuhkannya.

Mencoba menjauhi sang Headboy meski mereka tidak pernah dekat. Mulai mengacuhkan jika dia mengajakku bertengkar.

Aku tidak ingin terlibat dengannya lebih jauh. Lagipula sang Headboy kini sudah jarang mengganggunya karena sibuk dengan NEWT. Tidak seperti dulu.

Aku hanya akan lulus lalu mulai mencari pekerjaan.

Jika kalian mau tahu, sangat sulit bagi Omega mencari kerja. Itulah kenapa keluargaku telah membuangku. Aku harus mendapatkan nilai yang tinggi dalam NEWT.

Dan kemudian tidak akan pernah bertemu dengan Yu lagi.

Sebagai Omega, untukku, perlakuan Yu kemarin memberikan pengaruh besar.

Tidak pernah aku tahu jika seorang Alpha akan begitu perhatian dan melindungi kepada seorang Omega. Aku tidak tahu jika ada orang sebaik Ozil Yu.

Kembali aku lempar kesal sebuah batu.

"ASSHOLE!! "

Kenapa hanya Yu yang ada di otakku. Dasar naluri Omega jalang!

Aku tidak akan berharap kepada Yu. Memangnya aku siapa? Hanya anak Slytherin yang dia benci, cih.

Lucu sekali aku ini, tiba-tiba naksir rivalku selama sekolah, hanya karena disentuh dan ditolong ketika heat.

Ya, bodoh.

Aku sadar aku naksir Ozil Yu, si Pangeran Gryffindor, Seeker andalan, Headboy.

Sempurna sekali dia, ditambah dia baik. Ya, sangat baik.

Aku jatuh cinta kemudian patah hati dengan singkat.

Miris. Ya, seseorang Omega sepertiku tidak pantas dengan Ozil Yu.

Sosok seperti Ozil Yu pasti akan bersanding dengan Alpha wanita yang cantik seperti Calla Potter. Si cantik dan terkenal Calla Potter lah orang yang tepat.

Ah, sakit sekali dadaku.

Aku biarkan air mataku menetes. Setelah lelah melempari batu, aku duduk di rumput pinggir Danau.

Kupandangi cumi-cumi yang berdansa.

Tenang saja Gathan, kau akan melupakan Ozil Yu. Dan sebaiknya fokus menutupi jatidiri sampai lulus. Setelah itu akan kupikirkan kelanjutan hidupku yang sebenarnya telah dibuang keluarga bangsawan terhormat sialan ku.

Setelah menyadari aku harus kembali, aku bangkit berdiri, lalu berjalan perlahan menjauhi danau hitam.

Brugh!

Aku mendengar suara jatuh dan terkejut seseorang menarik lenganku. Aku membelalakan mataku dan tidak siap jika diserang.

Namun yang kulihat adalah ....

To be Continued.....


next chapter
Load failed, please RETRY

Status de energia semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Pedra de Poder

Capítulos de desbloqueio em lote

Índice

Opções de exibição

Fundo

Fonte

Tamanho

Comentários do capítulo

Escreva uma avaliação Status de leitura: C5
Falha ao postar. Tente novamente
  • Qualidade de Escrita
  • Estabilidade das atualizações
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo

O escore total 0.0

Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
Vote com Power Stone
Rank NO.-- Ranking de Potência
Stone -- Pedra de Poder
Denunciar conteúdo impróprio
Dica de erro

Denunciar abuso

Comentários do parágrafo

Login