Baixar aplicativo
49.61% Dance Of The Red Peacock.Ind / Chapter 64: Ada Yang Menyebalkan

Capítulo 64: Ada Yang Menyebalkan

---------------

KaiLe mengangguk.

"Iyah harusnya kemarin saat tiba kak Kai memberikannya hanya karena satu dan lain hal kakak lupa, ini senjata khusus milik anggota keluarga Hua, hampir semua anak muda yang beranjak dewasa memilikinya, ini, untuk adik membela diri, kak Kai menyesal karena terakhir adik celaka kakak tidak bisa berbuat apa-apa"

"Hong tidak apa-apa kak, waah ini bagus sekali, kak Fei lihat" seru Hong mengangkat senjata kecil itu melambai pada kakaknya.

Fei mendekat, ia langsung merangkul pinggang Hong dan agak menariknya menjauh sedikit dari KaiLe yang terlampau dekat dengan adiknya.

"Terima kasih atas hadiahnya Pangeran Kai, adik sebenarnya sudah banyak belati tapi ini memang sangat bagus yah dik"

KaiLe mengangkat tangannya ke depan mulutnya.

"Ehem iyah, itu dibuat khusus untuk adik Hong"

Fei melihat KaiLe yang sejak tadi tidak mengalihkan pandangannya pada Hong sedikitpun.

"Iyah kak ini ada ukiran burung meraknya kak, bagus sekali kak" seru Hong masih mengagumi senjata kecil di tangannya.

...........

Pagi tiba.

Para pengurus istana sudah bangun sejak matahari bahkan belum naik ke tempatnya, lalu lalang pengurus menyiapkan jamuan untuk acara penting kerajaan, pagi itu akan ada acara makan besar di istana Emas menyambut kedatangan tamu agung dari negeri Hua Yang Mulia Putra Mahkota YangLe.

Hingga menjelang siang aula besar di bagian belakang Istana Emas khusus untuk penerimaan tamu negara sudah siap dengan segala ornamen yang menghias di setiap sudut, serta segala jenis makanan yang sangat enak walau baru dilihat dengan mata saja.

Hong dan DaHuang berdiri di taman kecil di depan aula di mana baru saja seorang pelayan permisi pergi setelah meletakkan sepiring kecil kue kering di atas meja batu, ia bahkan belum menyentuh makanannya saat mendengar suara agak keras dari arah gerbang, mengejutkannya.

"Siapa yang lancang menyentuh makanan sebelum disajikan!" suara yang cukup keras, Hong yang berdiri bersama DaHuang di belakangnya menoleh, seorang pemuda, mungkin seusia dirinya, pakaian yang megah, mahkota yang berkilauan, wajah dengan dagu yang terangkat sedikit, matanya besar, hidung mancung, kulit agak sedikit lebih gelap, penampilannya seperti keluarga kerajaan, tapi Hong seperti baru melihatnya.

Hong mengerutkan mulutnya, menarik jari yang hampir mengambil kue kering di depannya, pemuda itu datang bersama seorang pemuda berwajah garang berpakaian seperti pengawal di belakangnya, pemuda itu mendekat sambil menggelengkan kepalanya pada beberapa pelayan di sana.

"Kalian ini bagaimana kerjanya! Bagaimana orang bisa sembarang menyentuh makanan sebelum disajikan, aku jadi jijik memikirkan makanan itu sudah disentuh orang tak penting" serunya dengan suara keras dan arogan.

Pemuda itu melihat Hong dari bawah kaki hingga atas kepala, penampilan Hong biasa saja, pakaian sutra berwarna dasar putih dengan lapisan merah berkilauan, beberapa lapisan kain sutra halus berwarna merah di bagian bawah yang sedikit tersibak angin melambai dengan ringan, rambut panjang ikal merah berkilauan yang di ikat landai di belakang dengan tusuk rambut emas menyerupai ornamen burung merak, wajah yang, bening putih bersinar dengan bibir merah merekah imut sekali, ia baru melihat anak itu di sana, sepertinya bukan anggota kerajaan tentunya.

Pemuda itu cepat mengalihkan pandangannya saat menyadari ia sudah terlalu lama melihat.

"Ehem, buang saja makanan itu"

Pelayan yang berdiri di samping pemuda itu menurunkan tubuhnya.

"Baik Yang Mulia"

Tapi tangan Hong mengambil piring kecil yang diambil pelayan itu.

"Buat aku saja, menurut Ayahanda kita tidak boleh buang makanan, ini masih enak kok walau ada yang merasa ini jijik"

Pemuda itu melirik tajam Hong yang seakan mengejeknya. Pengawal yang berdiri di belakangnya segera maju.

"Lancang sekali, kau tahu berhadapan dengan siapa dan masih tidak berlutut!" Suaranya keras maju ke depan Hong, tapi baru satu langkah pedang panjang milik DaHuang sudah menghadangnya.

"Klek"

Hong menikmatinya kue kecil itu dengan santai, pelayan sengaja menyajikan untuknya jadi itu miliknya, ia tidak sembarang menyentuh makanan.

Pengawal itu tak berani maju lebih jauh, mata DaHuang lebih tajam dari harimau sekalipun.

"Kemana pengawalnya? Kenapa tidak ada yang menjaga semua makanan ini?" Seru pemuda berpakaian mewah itu, beberapa pengawal segera mendekat dengan wajah agak gentar, langsung menurunkan tubuh berlutut di depannya.

"Hormat Yang Mulia!"

Hong menuju ke satu bangku di dekatnya dan duduk, DaHuang berdiri di belakang dengan wajah serius, saat itu Tuan Besar dan Tuan Muda juga Tuan Putri sedang berada di aula depan di mana acara penyambutan putra Mahkota dilaksanakan, hanya Hong yang bosan dan lapar keluar terlebih dulu sebelum acara selesai.

"Kenapa kalian biarkan sembarangan orang masuk dalam aula? Bagaimana kalau mereka berniat jahat dan hendak meracuni semua anggota keluarga, kalian tidak becus bekerja, usir mereka!" Seru pemuda itu.

Tiga orang pengawal itu melirik Hong dan DaHuang, ketiganya mungkin tidak mengenal Hong karena sebelumnya Hong memang bertempat tinggal di istana Giok, bukan di sana, ketiganya maju dengan cepat hendak mendekat tapi DaHuang mengangkat pedangnya ke pundaknya melihat dengan mata tajam.

"Maju dan berani menyentuh tuan muda sedikit saja jangan salahkan saya memotong tangan kalian"

Ketiga pengawal itu saling melirik, salah satunya mencolek yang lainnya agar segera memanggil bantuan.

Hong masih menikmati kuenya hingga ke beberapa keping terakhir.

"Kak DaHuang, ini enak juga, tidak seperti buatan kak Niu di lembah Jie tapi lumayan mirip kak, kakak mau tidak nanti Hong mintakan lagi?" Tanya Hong.

DaHuang menggeleng.

"Tidak usah tuan muda, rasanya perut kak DaHuang sudah terlalu banyak makan kue manis sejak kemarin"

Hong tersenyum. Seakan tidak mempedulikan pemuda yang berdiri di depan mereka.

Tak lama kemudian derap kaki banyak orang mendekat,

"Drap drap drap drap!"

Mungkin sekitar puluhan pengawal sudah berdiri di depan pemuda tadi menunggu perintah untuk menahan Hong dan DaHuang.

Tapi siapa yang berani maju duluan? Wajah DaHuang yang dingin sama sekali tidak menunjukkan gentar sedikitpun, ia bertubuh tinggi besar dengan otot yang mencuat dari pakaiannya, pedang panjang yang kokoh, bahkan tatapan matanya bisa membuat semua orang gentar.

"Kalian tunggu apalagi? Cepat usir mereka dari sini! Kerja tidak becus sekali!" Seru pemuda itu.

Para pengawal itu saling melihat satu sama lain, hingga semuanya bergerak maju serentak ke arah Hong dan DaHuang.

Beberapa detik kemudian.

"Aduuh" beberapa pengawal itu sudah jatuh di atas tanah merintih kesakitan, padahal pedang DaHuang masih berada di dalam sarungnya.

"Aduuh"

DaHuang hanya membersihkan pakaian bagian bawahnya, tadi ada debu yang terbang mengenainya sedikit.

-------------------


next chapter
Load failed, please RETRY

Status de energia semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Pedra de Poder

Capítulos de desbloqueio em lote

Índice

Opções de exibição

Fundo

Fonte

Tamanho

Comentários do capítulo

Escreva uma avaliação Status de leitura: C64
Falha ao postar. Tente novamente
  • Qualidade de Escrita
  • Estabilidade das atualizações
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo

O escore total 0.0

Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
Vote com Power Stone
Rank NO.-- Ranking de Potência
Stone -- Pedra de Poder
Denunciar conteúdo impróprio
Dica de erro

Denunciar abuso

Comentários do parágrafo

Login