Baixar aplicativo
5.35% Crazy Love Of CEO / Chapter 22: Let's play

Capítulo 22: Let's play

Reine memejamkan matanya sejenak lalu ia menatap kembali suaminya.

"Pa, lebih baik kita fokus sama keberangkatan putra kita malam ini," kata Reine.

"Iya, kita akan mengantarkan putra kita sekarang, aku berganti pakaian dulu," balas Roman dibalas anggukkan kepala Reine.

***

Di dalam kamar, Arga menyuruh Nicholas untuk masuk ke kamarnya.

"Iya, Tuan, ada yang bisa saya bantu?" tanya Nicholas.

"Nanti yang di sana membantuku dan mengurusku siapa?" kata Arga.

"Nanti di sana Tuan akan dibantu Alex adik saya yang bertugas menjaga Tuan dan membantu Tuan di sana," balas Nicholas.

"Baiklah, aku harap adikmu itu bisa berguna untuk membantuku," kata Arga dengan wajah datarnya.

"Iya, Tuan. Ada lagi yang ingin dibicarakan tanya?" Nicholas.

"Oh iya, satu lagi, apa papaku ada cerita tentang pencarian terhadap Sienna Reagan?" tanya Arga dengan mata yang menyelidik.

"Iya, Tuan. Papa anda sedang mencari Nona Sienna Reagan. Maaf, Tuan, semua barang Tuan sudah siap di mobil," kata Nicholas.

"Ya ya ya," balas Arga sambil mengibaskan tangannya menyuruh Nicholas pergi.

***

Di ruang tamu sudah ada mama dan papanya Arga yang sedang menunggu putranya turun dari kamar. Tidak lama Arga yang sudah turun ke bawah didampingi oleh Nicholas membuat Reine tersenyum senang.

"Anak kita sudah turun, Pa," kata Reine bersemangat.

"Iya, Ma," balas Roman biasa aja.

Sesampainya Arga di bawah, Reine langsung memeluk putranya erat.

"Sayang, kita harus pergi ke bandara sekarang, biar kamu tidak telat," kata Reine.

"Iya, Ma," balas Arga sambil membalas pelukan mamanya.

Setelah melepaskan pelukannya, Arga bersama keluarganya menaiki mobil yang disetiri oleh Nicholas dan beberapa pengawal mengikuti mereka dari belakang. Pagar besar mansion keluarga Bowie mulai terbuka dan perlahan mobil mereka keluar meninggalkan halaman rumah menuju bandara. Selama di perjalanan, Roman mengajak ngobrol putranya.

"Arga, nanti di sana akan ada yang menjemputmu namanya Alex," kata Roman.

"Iya, Pa, aku sudah tahu. Dia adik dari Nicholas kan?" kata Arga.

"Iya, kamu di sana akan tinggal di penthouse kita," balas Roman.

"Oke, Pa," kata Arga dengan nada datarnya.

"Arga, nanti kamu pas sudah sampai di Amerika, kamu akan homeschooling dulu beberapa bulan untuk menyelesaikan pendidikan SMA kamu lalu setelah kamu lulus SMA, kamu akan sekolah di Harvard University tempat Papa dulu kuliah," kata Roman.

"Iya, Pa, jurusannya jurusan bisnis kan? Aku sudah tahu," balas arga dengan malas.

"Jangan kecewakan Papa selama di sana, kamu harus sukses mengerti," kata Roman.

"Ya, aku harap Papa juga sama jangan mengecewakan Arga dan berjanjilah Papa akan membantu Arga setelah Arga menyelesaikan pendidikan, aku ingin Sienna menjadi istriku," balas Arga dengan nada tajamnya.

"Iya, Sayang, papa kamu sudah berjanji untuk itu," kata Reine sambil membelai punggung putranya.

"Hmm," deham Arga menjawab malas kepada mamanya.

"Iya, Papa berjanji. Kamu tenang saja, Arga, Papa tidak akan mengingkari janji," balas Roman.

Beberapa menit berlalu dan akhirnya mereka sampai di bandara. Roman dan istrinya mengantar Arga menuju pesawat pribadi mereka.

"Mama dan papa tidak ikut ya, jadi di sana kamu akan diurus langsung oleh orang kepercayaan papamu," kata Reine lembut.

"Iya, Ma, santai saja. Arga bisa kok jaga diri Arga baik baik," balas Arga.

"Iya, nanti kami akan mengunjungi beberapa bulan sekali," kata Reine lembut.

Arga mulai menaiki pesawat pribadinya. Di dalam pesawat Arga juga berpikir untuk masa depannya. Tidak lama pesawat mulai lepas landas setelah pengumuman diumumkan oleh sang pilot.

***

di Desa Cotswolds, London. Sienna bersama kekasihnya Samuel saling melempar candaan. Saat ini mereka sedang duduk duduk di taman dekat kediaman mereka sambil mencicipi kue Banbury yaitu kue kering yang diisi kismis, mereka membelinya pada penduduk di sana.

"Enak ya kuenya, Sayang," kata Sienna.

"Iya, Sayang. Kamu sampai belepotan gitu makannya kayak anak kecil aja," balas Samuel sambil membersihkan bibir sienna dengan jempolnya membuat wajah Sienna menjadi merona merah.

"Wajah kamu memerah, apa kamu kedinginan?" goda Samuel.

Sienna menggeleng-gelengkan kepalanya membuat Samuel gemas sendiri.

"Aku jadi tidak sabar melewati ini semua secepatnya dan kita akan menjadi keluarga bahagia bersama anak-anak kita," kata Samuel.

hari demi hari, bulan demi bulan telah terlewati dengan damai tanpa ada drama di kehidupan Sienna dan keluarganya bersama kekasihnya juga. Sienna dan Samuel sudah bertunangan saat mereka memasuki dunia perkuliahan.  Sienna dan samuel mulai disibukkan dengan tugas-tugas kuliah mereka. Mereka  berdua mengambil jurusan berbeda, Sienna mengambil jurusan desain sedangkan Samuel mengambil jurusan bisnis.

Arga yang berada di negeri Paman Sam juga sedang berkuliah sambil membangun perusahaannya sendiri dibantu oleh papanya dan orang kepercayaan keluarganya. Di sini Arga dibantu oleh pamannya Dexter untuk mengelola perusahaan. Hari ini Arga sedang libur kuliah dan ia langsung ditugaskan untuk melihat-lihat keadaan perusahaan. Setelah melihat-lihat ia duduk di ruangannya, walaupun Arga masih kuliah tetapi papanya sudah mempercayakan Bowie Corp berada ditangan Arga dan Arga sudah menjadi CEO Perusahaan sejak dia berkuliah.

"Apa kabar, Sienna? Aku rindu banget sama kamu, setelah lulus aku janji akan segera menemuimu, ehh tapi sepertinya kamu tidak akan mau menemuiku dan tentunya aku akan memaksa," kata Arga dengan senyum miringnya sambil memandang keluar jendela dan memegang foto Sienna yang dia simpan dulu.

Ya dari dulu Arga sangat suka diam-diam memotret Sienna.

Tok tok tok

"Masuk," perintah Arga.

"Maaf, Tuan, ini ada berkas yang harus ditanda tangan sekarang," kata Alex.

"Taruh di meja saja, Alex, apa ada lagi?" tanya Arga.

"Tuan Roman meminta Tuan untuk meneleponnya hari ini," kata Alex.

"Oke, nanti saya akan meneleponnya," balas Arga.

Alex pamit kepada tuannya. Arga mengambil ponselnya yang berada di meja kerjanya lalu ia mendudukkan dirinya di kursi.

Tring tring tring

"Hallo," kata Roman di seberang sana.

"Iya, Pa. Ini aku, ada apa?" tanya Arga.

"Kamu sampai lupa menelepon Papa dan mamamu," kata Roman ketus.

"Papa aku telepon malah ketus gitu, gimana enggak males neleponnya," balas Arga tidak kalah ketus.

"Ya sudah, Papa ada info untukmu," kata Roman.

"Info apa, Pa? Tentang Sienna bukan? Kalau bukan aku malas," tanya Arga.

"Ya termasuk tentang Sienna itu infonya," balas Roman membuat Arga mencengkram ponselnya kuat.

"Papa menemukannya? Dia ada di mana, Pa? Tolong bawa aku padanya, Pa," pinta Arga.

"Tenang, kamu tidak harus bertemunya sekarang. Nanti kita akan membuat kejutan besar," balas Roman tertawa di seberang sana.

"Tapi dia di mana, Pa?" tanya Arga.

"Ada di London," jawab Roman. Dia memang dari awal sengaja tidak pernah memberitahukan Arga di mana Sienna berada.

"London itu luas, Pa. Dia kuliah di mana?" tanya Arga dengan nada kesalnya.

"Nah, untuk itu Papa rahasiakan dulu, kamu buktikan dulu kepada Papa bahwa kamu bisa memajukan perusahaan kita yang ada di Amerika," balas Roman.


next chapter
Load failed, please RETRY

Presentes

Presente -- Presente recebido

    Status de energia semanal

    Rank -- Ranking de Poder
    Stone -- Pedra de Poder

    Capítulos de desbloqueio em lote

    Índice

    Opções de exibição

    Fundo

    Fonte

    Tamanho

    Comentários do capítulo

    Escreva uma avaliação Status de leitura: C22
    Falha ao postar. Tente novamente
    • Qualidade de Escrita
    • Estabilidade das atualizações
    • Desenvolvimento de Histórias
    • Design de Personagens
    • Antecedentes do mundo

    O escore total 0.0

    Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
    Vote com Power Stone
    Rank NO.-- Ranking de Potência
    Stone -- Pedra de Poder
    Denunciar conteúdo impróprio
    Dica de erro

    Denunciar abuso

    Comentários do parágrafo

    Login