"Yang tidak mengerjakan tugas minggu kemarin, tolong maju ke depan!"
"Ya namanya maju ya ke depan," jawab Emilia pelan.
Suara guru sejarah mereka, terdengar di seluruh sudut kelas. Kelas yang tadinya berisi suara-suara warga kelas itu kini sunyi dan mereka hanya menatap ke depan.
Sang guru pun mengetuk pulpennya sekali. "Ayo maju! Kalian tuli?"
Suara decitan kursi yang di geser terdengar setelah gurunya berbicara seperti itu. Lalu dengan santai Emilia berjalan ke arah papan tulis dan berdiri di depan papan putih yang sedikit kotor karena noda spidol itu.
Emilia menaikkan sedikit dagunya untuk membalas tatapan teman-teman sekelasnya.
"Ayo, yang lain?" gurunya itu menatap dengan tak sabar. "Jangan sampai ibu yang memanggil nama kalian, ya!"