Seorang suster masuk, memberi kabar gembira, "istri anda siuman, apa anda ingin menjenguknya?" tawar suster.
Hendra tidak memedulikan lagi lawan bicaranya, Raka. Pria itu bangkit dari tempatnya duduk, melangkah ke arah nakas dan sebuah gerakan membuka laci dia pertontonkan. Ternyata pria bermata biru tersebut mengais penutup mata, sebuah sapu tangan persegi yang di lipat menggulung tergenggam. Ini sapu tangan yang kemarin dia kenakan untuk memasuki ruang perawatan istrinya.
Lelaki yang tadinya mengikuti langkah ringan suster, kian lama kian tidak tahan dia berjalan cepat karena di pacu oleh rasa yang membuncah di dada. Mahendra ingin segera berjumpa istrinya.
Sambil setengah berlari dirinya merasa mendengar panggilan, suara Anantha yang datang bersama bunda indah memanggilnya, nyaring menyapa suami Aruna, "Hendra.. hai.. Mahendra.." dan lari lelaki bermata biru terhenti, tubuh tinggi tersebut berputar 180 derajat.