Pagi itu semua sibuk dengan kegiatannya masing - masing. Dan Alena sedang menemani Nizam yang diobati oleh para perawat. Luka dipunggung Nizam diolesi ramuan dari Azura yang entah apa isinya, Alena tidak mengerti. Nizam juga sudah meminum obat yang diberikan dokternya.
Nizam meringis ketika lukanya itu terasa perih saat diolesi ramuan. Ia memegang tangan Alena dengan erat. Mukanya sedikit pucat Ia pegal harus tengkurap terus menerus. Padahal pemulihan lukanya terhitung sangat cepat karena kondisi tubuh Nizam yang prima.
Alena hanya memperhatikan saat luka itu diolesi obat. Setelah selesai semua barulah Nizam dapat duduk sekarang tapi Ia tidak bisa duduk menyender karena punggungnya tidak bisa bersentuhan dengan benda walaupun itu hanya sebuah bantal.