Amrita meringkuk di atas tempat tidurnya, Ia tertidur di dalam kesedihannya dan Ibunya sendiri merasa tidak berdaya hingga membiarkannya. Perdana Menteri Amir menatap istrinya dengan sedih.
"Bagaimana dia ?" Kata Perdana Menteri Amir. Istrinya hanya menggelengkan kepalanya. Ia lalu berlari dan memeluk suaminya. Tangis yang ditahan sedari tadi akhirnya pecah di dada suaminya.
"Kita adalah orang tua yang gagal. Aku sudah tidak setuju dari awal ketika Anak kita sekolah ke luar negeri. Aku menyesal membiarkan Pangeran Abbash mendekatinya. Aku juga menyesal ketika membiarkan Amrita menolak lamaran Ratu Sabrina untuk Nizam.
Seandainya waktu itu Aku bersikeras menerima lamarannya mungkin nasib dia tidak akan seburuk ini" Kata Istrinya terisak – isak. Tetapi suaminya malah menggelengkan kepalanya.