Baixar aplicativo
76.92% Cinta Sang Ningrat / Chapter 20: Akringan stasiun kota

Capítulo 20: Akringan stasiun kota

Akhirnya acara lamaran ini berakhir dengan cepat. Aku bersyukur dengan acara yang menyiksaku sedikit demi sedikit. Abi hanya berhasil menyuapiku tiga suap dengan makanan sebelum dipanggil untuk berbicara dengan tamu yang datang.

Abi segera beranjak pergi dari sisiku dan meninggalkanku sendirian di depan panggung. Bella tampaknya sudah pergi kembali ke hotelnya karena dia sempat mengeluh sakit kepala pada acara. Saat ini, aku yang merasakan sakit kepala dan perut yang keroncongan.

"Ma, aku boleh ga ganti baju? Kan acara sudah selesai dan kepalaku pusing," aku berdalih mencari alasan ke mamaku.

"Gimana sih kamu ini, nduk? Ini kan acara lamaranmu koq kamu malah mau balik ke kamar," Mama membalik badannya melihatku dengan alasan yang cukup tepat.

"Mama mau aku ga bisa bangun besok pagi? Aku beneran pusing banget ma. Lagipula hampir semua tamu udah pulang, masa aku harus disini sampe tamu pergi semua," aku protes seperti anak kecil yang merajuk ke orang tuanya.

"Ya wes, sana. Jangan lupa cuci muka dan pake masker," mama menasehatiku sebelum aku berlari ke arah kamarku. Aku tidak ingin mama berubah pikiran akibat hal yang lain.

Setelah di kamar tidurku, aku segera masuk ke kamar mandi dan membersihkan semua make-up di mukaku. Aku segera menganti pakaianku dengan baju terusan pendek sebatas lutut dan cardigan untuk menutupi baju terusan tanpa lengan.

Aku memasukan dompet dan telepon gengamku kedalam tas kecel dengan selempangan ke arah badanku. Aku mengunakan sandal karena udara yang cukup humid malam ini.

Tampaknya, anggota keluargaku masih sibuk dengan beberapa tamu yang masih berada di tempat acara. Aku berhasil keluar dari rumah dan berlari ke arah jalan raya sebelum naik becak ke arah alun-alun kota.

Ketika aku sudah agak jauh dari rumah dan menikmati kebebasanku akhirnya aku bisa bernafas lega. Aku menikmati masa kebebasanku saat ini. Aku berjalan mengelilingi alun-alun dan ke arah pusat kota di Malioboro. Aku mencium banyak bau makanan yang memanggil semua cacing di dalam perutku untuk berontak.

Aku segera berjalan menuju ke angkringan favorite ku di area dekat statiun kota. Seperti biasa, tempat ini sungguh penuh dan terkenal di antara kawulal muda. Ini adalah salah satu tempat favoriteku ketika aku menghabiskan waktu liburan di kota ini.

Aku berhasil menemukan meja kecil di angkringan ini untuk dua orang. Tampaknya karena malam ini menuju ke hari jumat maka terdapat pemusik yang mengiringi tamu yang makan di angkringan ini. Pelayan datang untuk menerima orderan dariku. Aku segera tahu apa yang harus aku pesan di angkringan ini. Mereka membuat nasi goreng mengunakan anglo dari arang dan hal itu membuat rasa dari nasi goreng tersebut beda dari nasi goreng pada umumnya. Aku memesan yang special lengkap dengan jeroan dan kulit ayam di dalam nasi goreng tersebut. Aku tidak lupa untuk menambah telur dadar di atas nasi goreng tersebut dengan level pedas yang pemula.

Aku memesan beberapa tempe mendoan dan gorengan untuk menemani makan malamku. Tidak lupa beberapa tusuk sate dari menu dan teh manis panas dan sebotol air mineral. Langit yang cerah pada malam ini membuat suasana menjadi cukup romantis dan diterangi oleh sedikit bintang dan bulan di langit yang gelap.

Tiba-tiba, teleponku berdering dan terdapat nama Abi di layar teleponku.

"Yes, Mas," Aku menjawab telepon dari Yang dipertuan agung calonn suamiku.

"Dimana kamu?" tanya Abi dengan nada dingin dan sedikit rasa marah.

"aku lagi makan di angkringan stasiun kota, Mas," aku menjawab pertanyaannya tanpa embel-embel sambil memasukan sate telur puyuh ke dalam mulutku. Aku yan gbenar-benar kelaparan tidak peduli dengan kemarahan dari Abi ke padaku.

"Tunggu aku di sana!" Abi menutup teleponnya setelah dia mengatakan hal tersebut kepadaku. Aku membatin dalam hatiku apabila dia menjemputku maka hal tersebut akan lebih baik lagi.

Lagipula itu adalah tugasnya sebagai suami untuk menjemput istrinya di manapun aku berada. Paling tidak, kita bisa keluar berdua untuk pertama kalinya tanpa harus bersama keluarga dan tidak berada di dalam kamar tidur.


next chapter
Load failed, please RETRY

Presentes

Presente -- Presente recebido

    Status de energia semanal

    Rank -- Ranking de Poder
    Stone -- Pedra de Poder

    Capítulos de desbloqueio em lote

    Índice

    Opções de exibição

    Fundo

    Fonte

    Tamanho

    Comentários do capítulo

    Escreva uma avaliação Status de leitura: C20
    Falha ao postar. Tente novamente
    • Qualidade de Escrita
    • Estabilidade das atualizações
    • Desenvolvimento de Histórias
    • Design de Personagens
    • Antecedentes do mundo

    O escore total 0.0

    Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
    Vote com Power Stone
    Rank NO.-- Ranking de Potência
    Stone -- Pedra de Poder
    Denunciar conteúdo impróprio
    Dica de erro

    Denunciar abuso

    Comentários do parágrafo

    Login