Aku diam tidak bergerak sedikitpun saat terbangun di pagi harinya. Kujaga hembusan nafasku agar tetap teratur, aku tidak berani membuka mata dan menghadapi hari yang baru ini.
Hari sudah berganti lagi, desahku di dalam kepalaku. Waktu malah berlalu semakin cepat jika aku ingin menjalaninya lambat-lambat. Hidup memang tidak adil. Aku berbaring di dada Alex, tangannya setengah memelukku sementara helaan nafas hangatnya yang halus menerpa puncak kepalaku. Ia masih tertidur pulas, karena itu aku tidak berani bergerak banyak-banyak takut membangunkannya.
Saat ini kira-kira masih subuh, karena belum ada cahaya matahari yang mengintip dari sela-sela tirai jendela kamar ini. Di luar pasti masih sangat gelap. Aku masih tidak rela waktuku yang pendek masih harus dikorting satu hari lagi, tapi tidak ada yang bisa kulakukan saat ini.