Baixar aplicativo
100% CAKRAWALA / Chapter 7: CAKRAWALA 6 || PERCIKAN JALAN

Capítulo 7: CAKRAWALA 6 || PERCIKAN JALAN

ARGEVA (3)

Bayu Andromeda: SPADA! Jalan kuy, sape mau ikut gue ?

Fiorenza Asheva: Assalamu'alaikum

Bayu Andromeda: Wa'alaikumussalam

Fiorenza Asheva: Pinter banget sih murid aku nih, emang ada akhlak

Cakrawala Reizo: Akhlakless

Bayu Andromeda: Jahat banget lo pada sama gue, salah gue apa sih sampe kayak gini nih?!. Nyolong sendal juga engga kan?

Fiorenza Asheva: Bukan nyolong sendal kalau lo Bay

Bayu Andromeda: Lah, mbok pikir gue nyolong opo anjeer?!

Cakrawala Reizo: Nyolong rumah

Bayu Andromeda: Barang siapa sengaja menyerang kehormatan atau nama baik seseorang dengan menuduhkan sesuatu hal, yang maksudnya terang supaya hal itu diketahui umum, diancam karena pencemaran dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah

Cakrawala Reizo: Kalau boleh tebak. Ini pasti lo copy terus paste ?

Fiorenza Asheva: Ga yakin gue kalau lo nulisnya panjang begini dalam waktu beberapa detik aja

Bayu Andromeda: COPY PASTE

Cakrawala Reizo: Alhamdulillah ngaku tersangka copy paste

Fiorenza Asheva: Kopi yok kopi yok. Mari di beli mari, murah - murah nya sampe ke relung hati yang paling dalam

Bayu Andromeda: Merk apa nih?, kalau terkenal sini gue bantu endors pake caption endyuzzzz pecah di mulut ini

Fiorenza Asheva: Yuk kakak mari di order ya

Bayu Andromeda: Kirim ke gue Za sini apa yang mau gue endors!

Fiorenza Asheva: Telat. Udah gue kirim ke Cakrawala, lebih manjur karena banyak followers di IG nya

Bayu Andromeda: ANJIR! DENDAM KESUMAT LO ZA SAMA GUE?!

Fiorenza Asheva: Kita ketemu di markas. Gue mutilasi tangan sama kaki lo terus gue bungkus pake alumunium foil. Masuk deh ke oven biar kriuk kres

Bayu Andromeda: ENZA DENDAM KESUMAT SAMA GUE ANJERRR!! BANTUIN GUE TUAN CAKRAWALA TERHORMAT

Cakrawala Reizo: Gue dukung Enza yang punya dendam kesumat sama lo Bay, sorry

Bayu Andromeda: Malam ku sedih karena grup ini :(

...

SHAFA melangkahkan kakinya masuk ke dalam sebuah bangunan, pandangannya tajam menyapu setiap sisi bagian bawah. Eva dan Bella merinding karena bangunan yang mereka masuki seperti memiliki kesan angker.

"Ini ga angker kan Shaf?" tanya Eva pelan.

Shafa menoleh ke arah Eva, "Takut lo Va karena masuk sini?".

"Eng-engga ya, mana ada cewek pemberani kayak gue masuk tempat gini aja merinding" elak Eva.

Bella tertawa pelan seraya memalingkan wajahnya karena takut Eva melihat. "Masa sih? Bukannya tad-"

"BELLA!," Eva menatap Bella sengit yang seenak jidat hampir membongkar aib nya.

"Aduh Va. Sorry banget gue hampir aja keceplosan tentang lo" sesal Bella dengan wajah melasnya.

"Pada liat sini deh! Gue temuin apa coba!".

Bella dan Eva mendekat ke arah Shafa yang jongkok di lantai bangunan itu, Shafa menyodorkan satu bungkus cokelat.

"Ngerti kan maksud gue tentang ini?" tanyanya.

"Berarti ada orang yang pernah dateng kesini juga terus makan cokelat dan buang sampah sembarangan gitu?" Eva menatap dua sahabatnya bergantian.

"Otomatis, ada yang pernah nyelidikin juga di sini" tambah Bella.

Shafa tersenyum puas. "Ternyata ada yang kepo juga tentang markas lamanya Vagos, gue kira cuma kita aja".

"What?! Repeat please!" pinta Eva.

"Markas bekas Vagos".

Mata Eva membulat seketika, "Kalau ada anggota Vagos kesini gimana? Gue ga mau jadi tahanan mereka njir!".

"Lo kira gue mau? Ya engga lah anjir, lebay amat lo Va sumpah" ledek Bella.

"Aman kan Shaf kalau kita masuk sini cuma bertiga?".

Shafa memutar bola matanya malas, "Paling cuma tuyul atau Mbak Kunti yang liatin kita daritadi".

"Ingin rasanya ku berkata kasar kepada Shafa, tapi takut di terkam macan".

"Kasar, kasar, kasar. Udah gue contohin tuh Va, ikutin gih omongan gue tadi!" sahut Bella bercanda.

Eva menggeram lalu berjalan ke arah lemari warna cokelat, pandangannya tertuju pada satu pigura yang terpajang, "Guys! Liat deh apa yang gue temuin ini!".

"Lho, mereka saling kenal atau gimana sih?" Shafa mengamati foto itu. Nampaklah Cakrawala dan beberapa cowok dengan pakaian hitam sedang berfoto dengan latar belakang pantai.

"Foto lama deh ini kayaknya," Eva membalik pigura. "Ada tulisannya anjir di belakang pigura ini!".

"Cakrawala, Rey, Zeon, Dave, Gara, Bayu, Enza, Arell, dan Baim".

Cukup lama mereka bertiga terdiam sambil bergelut dengan pikiran masing - masing tentang foto dalam pigura itu.

"Awalnya mereka sahabatan, tapi kenapa bisa mencar kayak sekarang ya?" tanya Bella tidak habis pikir.

Shafa mendekati sesuatu yang tertutup dengan kain. "Gue tarik nih kain! Lo pada jangan pada kabur!".

"Kagak lah Beb, gue mah setia atuh orangnya". Bella dan Eva berdiri memperhatikan Shafa yang sedang berusaha membuka penutup.

"WOW!".

Satu pujian yang di berikan dari tiga gadis setelah melihat sesuatu di balik kain penutup. Papan tulis dengan beberapa tulisan serta hiasan dan beberapa foto tertempel.

"Grafiti nya mantap parah. Gue belajar kayak gini aja ga bener - bener" puji Eva sambil menyentuh tulisan grafiti itu.

"Di sini banyak foto mereka bareng - bareng lagi, kemungkinan tebakan kita bener deh tentang hubungan mereka ini" jelas Bella.

"Argeva, Vagos, Ervire, and Rouge. We Are Team" kata Shafa seraya membalikkan badannya menatap Bella.

"Udah pada dapet majalah Gastro edisi terbaru belum?," Eva menaikkan satu alisnya.

"Belum".

"Fix, kita di puterin di salah satu labirin yang mereka buat. Gastro belum ada edisi terbaru selama tiga bulan ini berarti ada hubungannya sama mereka, masalahnya siapa yang ngerencanain ini semua ke kita? Siapa coba?" tanya Eva.

...

"Edisi Gastro terbaru kok belum ada sih gengs, gue nungguin kagak muncul - muncul anjer" gerutu Bayu saat Enza duduk di sebelahnya.

"Emang anda sendiri yang menunggu? Saya juga kalau anda tau tentang hal itu" balas Enza.

Bayu mendelik, "Sok baku banget lo Za!".

"Baku hantam?"

"Baku bahasanya anjir, bukan baku hantam monyet!"

"Ngatain gue monyet?!"

"Iya, napa lo sewot sama gue?!"

"Satu spesies itu ga usah berantem, emang lo berdua mau monyet jadi punah karena bunuh - bunuhan?" Cakrawala yang sudah jengah langsung membuka suaranya.

"Kalau ga ada black list gue udah dari kemarin - kemarin sabotase lo Ka!," Bayu menatap snegit Cakrawala.

"Masukin black list aja nih Ka salah satu anggota kurang ajar sama ketuanya, tadi katanya dia mau buat lo lengser jadi ketua" kompor Enza.

"Beneran ini Bay?".

"Ember banget sih lo Za?! Diem napa ga usah umbar - umbar privacy gue juga!" sewot Bayu kesal.

"Kalau sewot berarti beneran" ucap Cakrawala santai.

"Emang bener Ka. Katanya dia mau jadi ketua biar bisa ngatur lo sama megang kunci black list terus mau jadiin lo babunya" tambah Enza.

"Heh?! Gue kagak pernah ngomong gitu ya Za, ga usah nambah bumbu lo!" peringat Bayu tajam.

"Tanpa bumbu semuanya tidak akan sedap Bay. Termasuk kalau ghibah sama ngadu itu harus ada bumbu pedes manisnya juga". Enza menaik turunkan alisnya menggoda.

"Pedes manisnya tapi ngerugiin gue ini Za!".

Enza terkekeh, "Gue ada bumbu jagung sama asin. Atau lo mau pake bumbu pedes aja dengan sentuhan gula manis?" tawarnya.

"Lo pikir gue mau pesen jagung bakar ngono?!"

"Maybe, pikiran lo kan rada melenceng dari semua orang"

"Mbahmu melenceng! Lo itu yang melenceng bambang!"

"Ga sopan nya kamu Bay, bawa - bawa nama Mbah gue lo bisa di gugat cerai lho.. mau kagak lo?"

"Cerai? Gue kawin sama siapa Za?, masih segel gini kok gue nya"

"Segal - segel wajahmu segel noh!," Enza meraup wajah Bayu dengan telapak tangannya.

"Wanjer, bau terasi tangan lo Za" kata Bayu seraya melepaskan telapak tangan Enza dari wajahnya.

Enza membau telapak tangannya, "Kata siapa Mbel. Ini wangi banget ya, gue habis mandi cokelat padahal".

"Silver queen apa dairy milk Za?"

"Cokelatnya Willy Wonka yang gue pake buat berendem ini".

Bayu bertepuk tangan. "Sultan mah bebas, apa lah gue yang cuma make sabun Giv Za kalau mandi".

"Giv? Edan emang lo Bay, sabun buat cewek lo pake juga. Lama - lama sabun mobil lo pake aja udah".

"Biar glowing anjir gue pake tuh sabun. Kalau di tulisannya sih tiga minggu kulit cantik merona, ya udah deh gue beli aja biar merona"

"Buktinya kulit lo merona ga tuh?"

"Merona kalau di gombalin kamu, yhaaaaa" Bayu tertawa terbahak - bahak dengan kebodohannya sendiri.

"Bayu Ya Allah! Dasar anak cowok kurang belaian!," Mak Ijah yang baru saja mengantarkan pesanan Cakrawala mengumpati Bayu.

"Biasa emang nih Mak, cowok sableng ya gini nih" Cakrawala menyeruput es jeruknya.

"Bayu bawa ke RSJ aja yok Mah!" usul Enza semangat.

Mak Ijah menggelengkan kepalanya ketika melihat tingkah tiga laki-laki yang selalu setia datang ke warung untuk memborong makanan. "Tumben engga ke markas, biasanya ke warung Mak cuma buat makan siang?".

"Markas di buat berantakan sama Bayu, jadinya ga bisa ke markas" jawab Enza asal.

"Enak aja! Ga usah di dengerin Mak omongannya si Enza, suka ngelantur karena belum bisa kencan kemarin malem!".

"Dah lanjut kalian, Mak mau masak ke dalam".

"INDOMIE YA MAK! YANG GORENG SATU!" pesan Bayu saat Mak Ijah sudah masuk ke dalam warungnya.

"Udah dapet majalah Gastro belum tiga bulan terakhir ini?" pancing Enza.

Cakrawala menghentikan aktivitasnya, "Belum".

"Oh iya ya, gue baru inget kalau udah lama engga dapet edisi terbarunya Gastro. Bangkrut atau gimana mereka?" Bayu mengikuti pembicaraan kedua sahabatnya.

"Understand?," Enza melirik Cakrawala.

"Jelas, lo pikir gue bodoh tentang cara main mereka sekarang? Tenang aja kalau kita juga yang bakalan jadi pemenangnya" Cakrawala tersenyum miring.

"Gue tebak sesuatu akan terjadi dan itu bakalan mubal, bener ga?" Bayu bergantian menatap Cakrawala dan Enza.

...

.CAKRAWALA.

TBC

FOLLOW INSTAGRAM RESMI KITA !!

@dilacrastory

@argeva.club

@cakrawalarei_

@enzasheeva

@bayuandrorio

@shafacyrena_

@belladevii_

@evalettasydqia

SEE YA !


next chapter
Load failed, please RETRY

Novo capítulo em breve Escreva uma avaliação

Status de energia semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Pedra de Poder

Capítulos de desbloqueio em lote

Índice

Opções de exibição

Fundo

Fonte

Tamanho

Comentários do capítulo

Escreva uma avaliação Status de leitura: C7
Falha ao postar. Tente novamente
  • Qualidade de Escrita
  • Estabilidade das atualizações
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo

O escore total 0.0

Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
Vote com Power Stone
Rank NO.-- Ranking de Potência
Stone -- Pedra de Poder
Denunciar conteúdo impróprio
Dica de erro

Denunciar abuso

Comentários do parágrafo

Login