Rania yang hanya diam tak kuasa menahan sesak di dadanya. Rupanya Allah memang mempunyai rencana dengan mempertemukan Kartika dan Rivan. Rivan harus menanggung semua kesalahan yang telah Reni lakukan di masa lalu.
"Jika saja ibu tidak mengikuti dendam, tentu nasib Mbak Kartika tidak akan seperti ini. Aku kecewa sekali pada ibu," ujar Rania lirih.
"Maafkan ibu, Rania. Ibu memang egois, tapi kalian tidak tau bagaimana dulu aku harus menderita karena ayah selama berbulan-bulan tidak mau bicara denganku. Aku putus asa kehilangan bayiku."
"Tapi itu bukan alasan supaya ibu dapat memisahkan bayi yang baru lahir dengan ibu kandungnya," ujar Rivan.
Reni mengusap air mata yang masih membasahi pipinya lalu ia bersimpuh di dekat kaki Widya dan Kartika.
"Demi Allah, Jeng saya mohon ampun. Maafkan saya, Jeng suruh saya mencuci kaki Jeng pun saya ikhlas," kata Reni.
Namun, Widya dengan cepat menarik tubuh Reni dan membantunya untuk kembali duduk.